saham syariah vs saham konvensional mana yang lebih menguntungkan dalam jangka panjang - News | Good News From Indonesia 2025

Saham Syariah vs Saham Konvensional, Mana yang Lebih Untung dalam Jangka Panjang?

Saham Syariah vs Saham Konvensional, Mana yang Lebih Untung dalam Jangka Panjang?
images info

Investasi saham adalah pilihan yang sangat populer bagi banyak orang yang ingin menumbuhkan kekayaan mereka dalam jangka panjang. Namun, bagi investor yang mematuhi prinsip-prinsip syariah atau yang lebih mengutamakan aspek etika dalam investasi, saham syariah menjadi pilihan menarik.

Di sisi lain, saham konvensional tetap menjadi primadona karena fleksibilitas dan potensi keuntungan yang lebih tinggi. Lantas, jika berbicara tentang keuntungan jangka panjang, manakah yang lebih menguntungkan: saham syariah atau saham konvensional? Mari, kita telaah lebih dalam.

Saham Syariah, Mengutamakan Keberlanjutan dan Keadilan

Saham syariah adalah saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, seperti larangan terhadap riba (bunga), maisir (perjudian), dan gharar (ketidakpastian).

Perusahaan yang terdaftar dalam indeks saham syariah hanya bergerak dalam sektor-sektor yang halal, seperti makanan dan minuman, farmasi, serta energi terbarukan. Salah satu keuntungan utama dari saham syariah adalah stabilitas jangka panjang.

Menurut data yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks saham syariah seperti Jakarta Islamic Index (JII) dan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) telah menunjukkan performa yang baik selama beberapa tahun terakhir.

Indeks ini cenderung stabil dan memberikan return yang berkelanjutan, terutama selama masa ketidakpastian ekonomi. Berbeda dengan saham konvensional, saham syariah menghindari sektor-sektor spekulatif yang berisiko tinggi, sehingga lebih stabil meskipun pasar saham mengalami fluktuasi besar. (Bursa Efek Indonesia, 2022)

Saham Konvensional, Potensi Keuntungan yang Lebih Tinggi

Saham konvensional mencakup saham dari perusahaan yang bergerak dalam berbagai sektor, tanpa mematuhi prinsip-prinsip syariah. Sebagai contoh, perusahaan yang terlibat dalam sektor perbankan, energi, atau real estate sering kali menawarkan potensi keuntungan yang lebih tinggi dalam waktu singkat.

Saham konvensional sering dipandang lebih menarik oleh investor yang mencaricapital gain dalam jangka pendek karena fleksibilitas yang lebih besar dalam sektor-sektor pilihan mereka.

Namun, meskipun saham konvensional menawarkan potensi keuntungan yang lebih tinggi, mereka juga datang dengan risiko yang lebih besar.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa fluktuasi suku bunga dan kebijakan moneter dapat mempengaruhi sektor-sektor tertentu, terutama perbankan dan properti. Hal ini membuat saham konvensional cenderung lebih volatil dan rentan terhadap perubahan ekonomi global.

Kinerja Saham Syariah vs Saham Konvensional dalam Jangka Panjang

Dari perspektif jangka panjang, beberapa studi menunjukkan bahwa saham syariah memberikan keuntungan yang lebih stabil dibandingkan saham konvensional. Securities Commission Malaysia dalam laporannya menyebutkan bahwa saham syariah di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, menunjukkan performa yang cukup baik dalam menghadapi ketidakpastian pasar dan krisis ekonomi global.

Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di indeks saham syariah lebih fokus pada aspek keberlanjutan dan etika, yang membuatnya lebih tahan terhadap volatilitas pasar. (Securities Commission Malaysia, 2020)

Sementara itu, saham konvensional memang lebih unggul dalam memberikan keuntungan dalam periode yang lebih singkat. Namun, risiko yang lebih tinggi dan ketergantungannya pada fluktuasi ekonomi global dapat menyebabkan kerugian yang signifikan jika tidak dikelola dengan bijak.

Berdasarkan data dari International Monetary Fund (IMF), saham-saham di sektor yang bergantung pada suku bunga dan kebijakan moneter sering kali mengalami tekanan yang lebih besar dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil (International Monetary Fund, 2021)

Mana yang Lebih Menguntungkan dalam Jangka Panjang?

Keputusan antara memilih saham syariah atau saham konvensional dalam jangka panjang sangat tergantung pada tujuan investasi dan toleransi risiko masing-masing investor.

Saham syariah cenderung lebih cocok bagi mereka yang mencari investasi dengan keberlanjutan dan etika, serta yang ingin menghindari sektor-sektor yang dapat merugikan umat.

Dengan prinsip bagi hasil dan transparansi, saham syariah menawarkan stabilitas dan keuntungan yang adil dalam jangka panjang.

Namun, bagi investor yang lebih tertarik pada potensi keuntungan cepat dan tidak terlalu memperhatikan aspek etika, saham konvensional mungkin lebih menguntungkan dalam jangka pendek.

Hanya, investor saham konvensional perlu lebih berhati-hati dengan volatilitas pasar yang lebih tinggi, serta dampak dari kebijakan moneter dan krisis ekonomi.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DC
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.