semangat emas susi susanti - News | Good News From Indonesia 2025

Semangat Emas Susi Susanti!

Semangat Emas Susi Susanti!
images info

Susi Susanti lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, pada 11 Februari 1971, dari pasangan Risad Haditono dan Purwo Banowati. Ayahnya adalah seorang mantan atlet bulu tangkis. Awalnya bercita-cita menjadi juara dunia, tapi impian itu terhenti karena cedera lutut. Cita-cita itu kemudian diteruskan kepada Susi.

Susi Susanti menempuh pendidikan dasar di Tasikmalaya, kemudian melanjutkan pendidikan di SMP dan SMA Negeri di Ragunan, Jakarta Selatan, sebelum akhirnya berkuliah di STIE Perbanas.

Sejak kecil, Susi sudah dilatih dengan disiplin oleh ayahnya, mulai dari teknik pukulan, pergerakan kaki (footwork), hingga membangun stamina. Selain dilatih oleh ayahnya, Susi berlatih di klub PB Tunas Tasikmalaya milik pamannya, selama tujuh tahun. Berkat kerja keras dan disiplin tinggi, ia berhasil masuk Pelatnas (Pemusatan Latihan Nasional) di Cipayung saat masih remaja. Di sana, ia semakin berkembang menjadi pemain yang hebat dan siap bersaing di tingkat dunia.

Susi mulai dikenal di dunia internasional pada akhir tahun 1980-an dan meraih banyak prestasi, termasuk juara All England pada tahun 1990, 1991, 1993, dan 1994. Kehebatannya ini menunjukkan bahwa ia adalah salah satu atlet putri terbaik Indonesia sepanjang masa. Puncak karirnya tercapai di Olimpiade Barcelona 1992, ketika ia meraih medali emas pertama untuk Indonesia.

Kemenangan ini sangat berarti, karena Indonesia belum pernah mendapatkanmedali emas di Olimpiade. Selain itu, Alan Budikusuma juga memenangkan emas di kategori tunggal putra, dan keduanya menjadi pasangan emas yang sangat membanggakan. Susi dikenal sebagai pemain disiplin, ulet, dan tidak mudah menyerah di lapangan.

Setelah lebih dari satu dekade berkarir dalam bidang bulu tangkis, Susi memutuskan untuk pensiun pada tahun 1998. Meskipun sudah tidak bertanding, ia tetap aktif di dunia bulu tangkis. Bersama suaminya, Alan Budikusuma, Susi mendirikan Astec (Alan-Susi Technology), merek peralatan olahraga khusus bulu tangkis.

Susi juga pernah menjabat sebagai Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, di mana ia melatih dan membimbing atlet muda untuk meraih prestasi di tingkat dunia. Di mana ia melatih dan membimbing atlet muda untuk meraih prestasi di tingkat dunia. Sebagai pelatih, ia turut berperan dalam melatih atlet-atlet berbakat yang kemudian menjadi kebanggaan Indonesia di ajang internasional.

Setelah pensiun, Susi dan Alan menghadapi tantangan besar untuk memulai kehidupan baru, karena kurangnya perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan mantan atlet. Susi juga menyatakan kekhawatirannya dengan melarang anaknya memasuki dunia olahraga, mengingat nasib beberapa mantan atlet yang sering diabaikan oleh pemerintah.

Kondisi tersebut menjadi motivasi bagi Susi untuk terus berjuang dalam membantu meningkatkan perhatian terhadap mantan atlet dan memberikan peluang bagi generasi muda yang bercita-cita di dunia olahraga.

Sebagai penghargaan atas jasanya, pemerintah memberikan Bintang Jasa Utama kepada Susi, dan namanya juga tercatat di Badminton Hall of Fame sebagai legenda bulu tangkis dunia. Pada tahun 2019, kisah hidupnya diangkat ke layar lebar dalam film “Susi Susanti: Love All.”

Film ini menceritakan perjuangannya sejak kecil hingga menjadi juara dunia, serta berbagai tantangan yang dihadapinya sepanjang kariernya. Film tersebut menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama para atlet muda yang ingin mengikuti jejaknya dan mencontoh semangat juang Susi.

Susi tetap menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama bagi para atlet muda yang ingin mengikuti jejaknya. Tidak hanya dalam dunia olahraga, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, Susi mengajarkan pentingnya kerja keras, disiplin, dan dedikasi. Ia menunjukkan bahwa dengan tekad yang kuat dan semangat pantang menyerah, impian yang besar pun bisa tercapai. Kisah hidup Susi Susanti mengingatkan kita bahwa meskipun jalan yang ditempuh penuh tantangan, dengan kerja keras dan rasa percaya diri, setiap orang bisa meraih kesuksesan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.