Hikayat Hang Tuah merupakan salah satu cerita rakyat yang berkembang di Tanah Melayu. Cerita rakyat ini bisa Kawan jumpai di daerah Riau dan sekitarnya.
Menurut ceritanya, Hikayat Hang Tuah mengisahkan tentang seorang Laksamana dari Kerajaan Malaka. Bagaimana kisah lengkap dari Hikayat Hang Tuah tersebut?
Hikayat Hang Tuah
Dilansir dari laman Suluh Nuswantara Bakti, dikisahkan pada zaman dahulu hiduplah sepasang suami istri bernama Hang Mahmud dan Dang Merdu. Pasangan suami istri ini tinggal di Sungai Duyung, salah satu kampung yang ada di daerah Riau.
Hang Mahmud dan Dang Merdu memiliki seorang anak laki-laki. Anak laki-laki tersebut bernama Hang Tuah.
Pada suatu hari, Hang Mahmud mendapatkan sebuah mimpi dalam tidurnya. Dalam mimpi tersebut, dia melihat cahaya dari bulan menyinari kepala Hang Tuah.
Dirinya kemudian percaya bahwa Hang Tuah akan menjadi orang hebat di masa yang depan. Akhirnya Hang Mahmud mengirim anaknya tersebut untuk belajar agama dan bahasa kepada seorang guru yang masyhur di sana.
Ketika menempuh pendidikan ini, Hang Tuah mendapatkan empat orang sahabat yang sangat dekat dengan dirinya. Keempat sahabatnya tersebut bernama Hang Jebat, Hang Kasturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu.
Kelima sahabat ini selalu berpetualang bersama. Suatu hari, keempat sahabat ini pergi berlayar ke Laut Cina Selatan.
Dalam pelayarannya ini, kapal mereka ternyata diserang oleh bajak laut. Namun kelima sahabat ini tidak gentar menghadapi bajak laut tersebut.
Bahkan Hang Tuah bersama sahabatnya berhasil mengalahkan bajak laut tersebut. Peristiwa ini membuat nama Hang Tuah dan empat sahabatnya menjadi harum.
Kejayaan Hang Tuah ini kemudian sampai di telinga Bendahara Raja Bintan. Sang bendahara kemudian menyampaikan hal ini kepada Baginda Raja Syah Alam.
Sang raja kemudian mengangkat Hang Tuah dan sahabatnya menjadi anak angkat. Dalam waktu singkat, Hang Tuah beserta sahabatnya berhasil menjadi pembesar di kerajaan itu.
Hang Tuah ikut membantu Baginda Raja Syah Alam dalam berbagai hal. Salah satu contoh ketika sang raja ingin memindahkan pusat kerajaan ke daerah Malaka.
Bantuan lain diberikan Hang Tuah ketika Baginda Raja Syah Alam ingin menikahi putri Kerajaan Majapahit, yakni Raden Galuh Mas Ayu.
Hang Tuah datang ke Majapahit untuk menyampaikan pinangan Baginda Raja Syah Alam. Pinangan sang raja ini ternyata disambut dengan baik oleh Seri Betara Majapahit.
Namun di tengah kunjungan ini, terdapat seorang prajurit Majapahit yang membuat kekacauan di luar istana. Prajurit Majapahit tersebut bernama Taming Sari.
Hang Tuah kemudian turun tangan untuk menghadapi Taming Sari. Dirinya sadar bahwa kekuatan prajurit tua tersebut terletak di keris yang dia miliki.
Akhirnya Hang Tuah berhasil mengambil keris tersebut dan mengalahkan Taming Sari. Seri Betara Majapahit kemudian memberikan keris tersebut kepada Hang Tuah dan memberinya gelar Laksamana.
Kejayaan Hang Tuah ternyata menimbulkan rasa iri bagi pengawal Kerajaan Malaka. Mereka kemudian mulai menyebarkan fitnah terkait Hang Tuah.
Baginda Raja Syah Alam yang mendengarkan fitnah ini kemudian mengusir Hang Tuah keluar dari Kerajaan Malaka. Posisi Hang Tuah kemudian diberikan kepada sahabatnya, Hang Jebat.
Ternyata Hang Jebat tidak amanah dalam menjalankan tugasnya. Dirinya suka berbuat sewenang-wenang dengan jabatan yang dia miliki.
Perbuatan Hang Jebat sebenarnya sudah ditegur oleh ketiga sahabatnya, yakni Hang Kasturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Namun ketiga sahabatnya tidak bisa berbuat apa-apa terhadap Hang Jebat.
Baginda Raja kemudian memutuskan untuk memanggil kembali Hang Tuah ke kerajaan. Dirinya meminta Hang Tuah untuk menghentikan kekacauan yang dibuat oleh Hang Jebat.
Pertarungan antara kedua sahabat ini akhirnya tidak terelakkan. Pertarungan ini berlangsung selama berhari-hari.
Hang Tuah kemudian berhasil mengalahkan Hang Jebat dengan Keris Taming Sari yang dia miliki. Akhirnya Hang Tuah berhasil mengakhiri kekacauan yang sudah dibuat oleh sahabatnya tersebut.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News