wamen stella lebih sering lihat orang indonesia investasi ke startup dibanding riset - News | Good News From Indonesia 2025

Wamen Stella Lebih Sering Lihat Orang Indonesia Investasi ke Startup Dibanding Riset

Wamen Stella Lebih Sering Lihat Orang Indonesia Investasi ke Startup Dibanding Riset
images info

Stella Christie adalah ilmuwan kognitif asal Medan, Sumatra Utara, yang sudah dikenal di dunia akademis nasional maupun internasional. Jejak pendidikannya mentereng di mana ia tercatat sebagai lulusan Universitas Harvard dan Universitas Northwestern.

Selepas mengenyam pendidikan, Stella menjabat sebagai guru besar di Universitas Tsinghua, Beijing, Tiongkok, dengan memegang posisi sebagai Research Chair serta direktur Child Cognition Center. Ia turut aktif di berbagai organisasi ilmiah, di antaranya Cognitive Science Society, perkumpulan untuk peneliti ilmu kognitif yang berdiri sejak 1979.

Kini Stella mengabdi di pemerintah Republik Indonesia. Ia ditunjuk Presiden Prabowo Subianto sebagai Wakil Menteri (Wamen) Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi dalam Kabinet Merah Putih periode 2024-2029.

Sejumlah tugas berat sudah pasti mesti dijalani Stella. Salah satu yang ia kerjakan ialah membenahi ekosistem riset yang baik untuk para peneliti atau periset. Setelah memahami sekian lama, ia pun mengungkapkan satu penilaian mengapa pengerjaan riset belum begitu marak di Indonesia.

Startup Lebih Menggiurkan

Indonesia rupanya terbentur mindset saat membicarakan dana riset. Menurut Stella, kurangnya pengerjaan riset karena pihak swasta maupun negeri sering menganggap itu bukan sebagai bentuk investasi jangka panjang.

“Industri atau swasta kita, atau bahkan pemerintah sendiri tidak merasa bahwa uang yang dipakai riset adalah investasi. Selalu kebanyakan pemikiran kita uang yang dipakai untuk riset itu adalah pengeluaran belanja, tapi sebenarnya tidak seperti itu,” ucap Stella kepada Good News From Indonesia dalam segmen GoodTalk.

Stella tak lupa menyinggung startup atau usaha rintisan yang memang ramai pada era internet (masa gelembung dot-com). Ia menilai para pemberi modal akan lebih bersemangat dan enteng tangannya memberikan uangnya untuk “diputar” di startup.

Memang, di Indonesia bisnis startup terbilang cukup tinggi. Buktinya menurut catatan GoodStats per Februari 2024, Indonesia berada di urutan teratas sebagai negara yang memiliki tingkatan laju pertumbuhan startup di kawasan Asia Tenggara.

Akan tetapi, startup adalah jalan bisnis yang penuh risiko. Probabilitas kesuksesannya minim, dan hanya segelintir yang benar-benar sukses atau setidaknya balik modal.

Stella lantas mengingatkan bahwa riset juga adalah investasi. Bahkan ia yakin investasi ke riset lebih aman ketimbang menggelontorkan dana ke startup yang tak jelas akan untung atau tidak.

“Riset itu juga investasi yang lebih aman dan jauh lebih jangka panjang. Ada juga jangka pendeknya, tapi jauh lebih daripada startup kalau berdasarkan statistik. Kenapa? Karena kalau riset itu pasti akan menghasilkan jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan. Nah, nilah paradigma yang belum terjadi,” ucapnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dimas Wahyu Indrajaya lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dimas Wahyu Indrajaya.

DW
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.