asal usul kue asida dan eksistensinya di masa kini - News | Good News From Indonesia 2025

Asal Usul Kue Asida dan Eksistensinya di Masa Kini

Asal Usul Kue Asida dan Eksistensinya di Masa Kini
images info

Terinspirasi dari makanan Timur Tengah, kue manis ini menjadi camilan istimewa masyarakat Riau. Tapi gimana ya asal-usul kue asida, dan masih ada nggak sih?

Kue asida merupakan salah satu camilan tradisional khas Riau yang memiliki cita rasa manis dengan aroma rempah yang khas. Kue ini merupakan adaptasi dari makanan Timur Tengah bernama “asidah”, yang telah mengalami modifikasi sesuai dengan selera masyarakat Indonesia. Teksturnya yang kenyal dengan aroma rempah yang kuat dari kayu manis, pandan, dan cengkeh membuatnya menjadi camilan istimewa.

Asal Usul Munculnya Kue Asida

Riau sebagai wilayah pesisir dan sebagai jalur perdagangan laut menjadi alasan utama kemunculan kue asida. Peradaban maritim yang kuat memungkinkan terjadinya akulturasi budaya, termasuk kuliner. Melalui interaksi yang aktif antara saudagar Arab yang berdagang sekaligus menyebarkan agama Islam ini menghasilkan variasi asida dengan cita rasa dan bahan lokal.

Berdasarkan informasi yang dikutip dari mongabay.co.id, dalam penjelasan buku “Seri Pusaka Cita Rasa Indonesia: Ragam Kudapan Maluku, Sulawesi, Kalimantan,” jejak sejarah hadirnya asida lokal masuk Ambon sekitar abad ke-14 oleh saudagar Arab yang berlayar. 

Asal usul kue manis ini di negara asalnya, sering dijadikan sebagai kudapan sarapan atau makan malam. Cara penyajian yang sederhana cukup membuat kue asida populer di masyarakat Arab dan Afrika Utara. 

Konon saat mulai diadaptasi dengan resep lokal, kue asida merupakan hidangan khusus yang hanya disajikan bagi para raja pada zaman dahulu. Tidak semua orang bisa menikmatinya, karena kue ini hanya disajikan pada acara-acara tertentu seperti kenduri, tunangan, hari raya keagamaan, syukuran, hingga prosesi mengantarkan kue ketika dua orang hendak menikah.

Selain itu, kue asida juga memiliki aturan tersendiri dalam cara memakannya. Masyarakat setempat percaya bahwa saat ingin menyantap kue ini, seseorang harus mulai dari bagian bawah, bukan bagian atas. Jika seseorang langsung menggigit bagian atasnya terlebih dahulu, hal itu dianggap kurang sopan dalam budaya setempat.

Cara Membuat Kue Asida

Saat membuat kue asida, bahan-bahan yang dibutuhkan cukup sederhana yakni, tepung terigu, gula merah, kayu manis, pandan, dan kapulaga. Proses pembuatannya pun tidak terlalu rumit.

Langkah pertama yang dilakukan dalam membuat kue asida yaitu mencairkan gula merah dengan sedikit air di atas api kecil. Setelah gula larut, bisa ditambahan kayu manis, daun pandan, dan kapulaga untuk memberikan aroma yang khas. Setelah bahan tercampur rata, diamkan larutan hingga mencapai suhu ruang.

Lalu, larutan disaring untuk memastikan agar tidak ada kotoran yang masuk adonan. Aduk adonan hingga merata dan tidak menggumpal. Selanjutnya, panaskan adonan di atas wajan dengan api kecil sambil terus diaduk hingga teksturnya berubah menjadi lengket dan kenyal. Ketika adonan sudah matang, segera tuangkan ke dalam cetakan khusus kue asida agar bentuknya lebih rapi.

Sebagai sentuhan akhir, tambahkan taburan bawang goreng di atasnya untuk menambah cita rasa gurih yang khas. Kue asida bisa disajikan dalam keadaan hangat maupun dingin, sesuai selera. Dengan kombinasi rasa manis dan aroma rempah yang khas, kue tradisional ini menjadi pilihan camilan yang lezat dan menggugah selera.

Eksistensi Kue Asida di Masa Kini

Sayangnya, keberadaan kue asida di masa kini sudah semakin jarang ditemukan. Saat ini, kue ini lebih banyak dibuat secara homemade sebagai camilan keluarga, bukan sebagai jajanan yang mudah ditemukan di pasar atau toko kue. 

Namun, meski bukan menjadi makanan yang istimewa bagi raja, keistimewaan kue asida masih terjaga hingga masa kini untuk menjadi bagian penting dalam adat dan budaya masyarakat Riau, khususnya dalam acara-acara keagamaan dan perayaan tertentu.

Misalnya, dalam rangkaian kegiatan wisata religi Gema Muharram, Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir bersama masyarakat setempat pernah menyajikan 5.403 buah kue asida sebagai hidangan berbuka puasa sunah 10 Muharram. Acara ini bahkan tercatat dalam rekor MURI pada 28 Juli 2023 sebagai penyajian kue asida terbanyak.

Baca juga: Kue Asida, Takjil Andalan khas Maluku

Jadi, kalau Kawan berkesempatan mencicipi kue asida, jangan lupa untuk menikmatinya dengan cara yang benar ya, yaitu mulai dari bagian bawah! Siapa tahu, dengan semakin banyak orang yang mengenal dan menikmati kue ini, eksistensinya bisa tetap terjaga di masa depan. Atau Kawan tertarik untuk mencoba membuatnya sendiri di rumah?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

WS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.