sejarah nama carstensz jejak penjelajah di puncak jaya - News | Good News From Indonesia 2025

Sejarah Nama Carstensz: Jejak Penjelajah di Puncak Jaya

Sejarah Nama Carstensz: Jejak Penjelajah di Puncak Jaya
images info

Ketika mendengar nama "Carstensz," banyak orang langsung teringat pada salah satu puncak tertinggi di Indonesia yang terkenal dengan salju abadinya. Namun, tidak banyak yang mengetahui bahwa nama tersebut diambil dari seorang penjelajah Belanda abad ke-17 yang pertama kali mendokumentasikan keberadaan puncak bersalju di wilayah tropis.

Pada tahun 1623, Jan Carstenszoon, seorang navigator yang berlayar di bawah bendera Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC), menyaksikan puncak bersalju di Papua melalui teropong kapalnya saat melintasi perairan Laut Aru. 

Dalam ekspedisi yang dipimpinnya atas perintah VOC, Carstenszoon ditugaskan untuk menjelajahi pesisir selatan Nugini. Ia bertolak dari Ambon dengan dua kapal—Pera yang berada di bawah komandonya sendiri dan Arnhem yang dipimpin oleh Willem Joosten van Colster—menelusuri perairan hingga mencapai Cape York dan Teluk Carpentaria di Australia.

Salah satu temuan paling mengejutkan dalam perjalanannya adalah keberadaan gletser di puncak pegunungan Papua Tengah, yang kemudian ia namai Sneebergh atau "Gunung Salju." Namun, sekembalinya ke Eropa, laporannya mengenai salju di wilayah tropis justru dianggap tidak masuk akal dan ditertawakan. Selama dua abad, klaim Carstenszoon tentang salju di Papua terus diragukan dan dianggap mustahil

Barulah pada tahun 1909, kebenaran laporan Jan Carstenszoon terbukti ketika penjelajah Belanda, Hendrik Albert Lorentz, berhasil mencapai lereng pegunungan bersalju yang kemudian ia namai Pegunungan Wilhelmina, seperti yang dikutip dari Tempo.

Ekspedisi berikutnya pada tahun 1936 dipimpin oleh Jean Jacques Dozy, Anton Colijn, dan Frits Wissel. Mereka berhasil mencapai ketinggian 4.800 meter di atas permukaan laut dan menemukan cadangan emas serta tembaga di wilayah tersebut, meskipun upaya mereka untuk mencapai puncak tertinggi masih belum membuahkan hasil.

Mengutip dari Kumparan, baru pada tahun 1962, pendakian pertama yang sukses dilakukan oleh tim yang dipimpin oleh Heinrich Harrer. Ia dibantu oleh Robert Philip Temple, Russell Kippax, dan Albertus Huizenga. Temple, seorang pendaki asal Selandia Baru, sebelumnya telah melakukan pemetaan jalur menuju puncak. Namun, karena keterbatasan logistik, ia gagal mencapai puncak dalam upaya sebelumnya dan kemudian bergabung dengan tim Harrer sebagai pemandu.

Keberhasilan ekspedisi ini mengukuhkan Harrer sebagai orang pertama yang mencapai puncak Carstensz. Pengalaman tersebut ia abadikan dalam bukunya yang berjudul I Come from the Stone Age (1964).

Sebagai penghormatan terhadap Jan Carstenszoon, puncak ini diberi nama Carstensz. Setelah Papua resmi menjadi bagian dari Indonesia pada tahun 1963, namanya sempat diubah menjadi Puncak Soekarno sebelum akhirnya dikenal sebagai Puncak Jaya.

Namun, hingga kini, di kalangan pendaki internasional, nama Carstensz tetap digunakan, menjadi jejak abadi dari seorang penjelajah yang mampu melihat melampaui batas keyakinan di masanya.

Jejak Carstensz di Seven Summits Dunia

Carstensz Pyramid, atau Puncak Jaya, berdiri megah di Pegunungan Jayawijaya, Papua, dan termasuk dalam daftar Seven Summits of Indonesia. Dengan ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut, puncak ini menjadi tujuan impian para pendaki. 

Keistimewaannya terletak pada lapisan salju abadi yang menyelimuti puncaknya—fenomena langka di wilayah tropis. Namun, akibat perubahan iklim, salju ini semakin berkurang dan terancam punah.

Berbeda dengan banyak gunung tinggi lainnya di Indonesia yang bersifat vulkanik, Carstensz terbentuk akibat aktivitas tektonik serta proses erosi selama jutaan tahun. Selain Puncak Jaya, Pegunungan Jayawijaya juga memiliki puncak tinggi lainnya, seperti Puncak Mandala (4.760 mdpl) dan Puncak Trikora (4.751 mdpl).

Keberadaan Puncak Carstensz dalam jajaran Seven Summits pertama kali dipopulerkan oleh pendaki Italia, Reinhold Messner. Saat ini, bersama Everest, Kilimanjaro, Elbrus, Aconcagua, McKinley, dan Vinson Massif, Carstensz Pyramid menjadi salah satu puncak bergengsi bagi para pendaki yang ingin menaklukkan tujuh gunung tertinggi di dunia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Diandra Paramitha lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Diandra Paramitha.

DP
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.