kukang primata lucu yang banyak jenisnya - News | Good News From Indonesia 2025

Kukang, Primata Lucu yang Banyak Jenisnya

Kukang, Primata Lucu yang Banyak Jenisnya
images info

Jika berbicara tentang satwa paling lambat di dunia, banyak orang mungkin akan sepakat kalau kukang adalah salah satu satwa yang masuk dalam kategori ini. Kukang merupakan primata yang biasanya tinggal di hutan tropis yang bisa dibilang banyaknya di Asia.

Kukang dan Kungkang, Sama atau Berbeda?

Banyak orang terkadang keliru, menganggap bahwa kukang ini merupakan spesies yang sama dengan kungkang yang terkenal dari hutan hujan Amerika Selatan. Namun, meski masih sama-sama satwa yang bergerak lambat dan aktif di malam hari, keduanya merupakan spesies yang berbeda.

Kungkang memiliki nama latin Folivora dan lebih populer dengan nama sloth. Sedangkan kukang lebih populer dengan nama slowloris dan bernama latin Nycticebus.

Perbedaan Ciri Kukang dan Kungkang

Dalam bergerak sehari-hari, meski terbilang bergerak cukup lambat, tetapi kukang adalah satwa yang cukup aktif berpindah antar pohon. Sedangkan Kungkang lebih terkenal sebagai satwa yang jarang bergerak. 

Ada 3 hal yang cukup membedakan di antara kedua spesies satwa ini yang bisa dilihat dari bentuk muka, ketebalan bulu, dan kuku.

  • Kukang memiliki muka yang lonjong ke samping dengan moncong kecil yang sedikit maju di bagian bawah. Sedangkan Kungkang memiliki muka yang lebih bulat dengan moncong kecil ditengah mukanya.
  • Meski sama-sama memiliki bulu berwarna gelap di sekitar matanya, bulu gelap kukang lebih terlihat seperti kacamata yang cukup besar dibanding matanya, sedangkan bulu gelap di sekitar mata kungkang lebih sedikit dan hanya membentuk garis.
  • Kungkang umumnya memiliki bulu yang lurus memanjang sehingga dari kejauhan satwa ini terlihat berbulu tebal. Adapun kukang memiliki bulu yang cukup pendek dengan bulu yang menyerupai domba.
  • Yang terakhir, kungkang memiliki 3 kuku yang cukup panjang dan tebal di kaki dan tangannya, sedangkan tangan dan kaki yang sama seperti primata pada umumnya.

Populasi Kukang di Indonesia 

Tercatat ada 9 jenis kukang yang tersebar Brunei, Filipina, Malaysia, Kamboja, Burma, Thailand, Vietnam, Laos, hingga selatan China. Namun tahukah Kawan GNFI, 7 di antaranya merupakan spesies yang populasinya asli dari Indonesia?

Banyak lembaga satwa liar mengatakan kalau Indonesia adalah rumah bagi kukang sedunia. Berikut penyebaran Kukang di Indonesia!

Kukang Sunda |Wikimedia Commons: Wahyudhie13
info gambar
  • Kukangsunda (Nycticebuscoucang) merupakan turunan yang lebih banyak ditemukan di antara lainnya. Memiliki nama resmi sebagai ‘kukang sumatera’ Satwa ini bisa ditemukan di hutan di kawasan yang dulunya dikenal sebagai sundaland seperti kepulauan Riau dan kepulauan Natuna Utara. Selain di Indonesia, jenis ini tersebar di Singapura, Malaysia dan Thailand bagian selatan.
  • Kukangbhueangen (Nycticebushilleri) biasa ditemukan di Sumatra, sebelah utara Sungai Batang Toru dan Aceh, penamaan jenis ini merupakan dari bahasa Aceh yang artinya monyet angin.
  • KukangJawa (Nycticebusjavanicus) adalah jenis yang bisa ditemukan di penjuru Pulau Jawa. Pada awal ditemukannya, jenis ini disebut-sebut sebagai jenis yang sama dengan kukang Sunda. Namun, setelah diadakan kajian kembali pada tahun 2000, ternyata ada temuan perbedaan morfologi dan genetika. Satwa ini memiliki beberapa nama daerah seperti aenud, muka, malu-malu, dan oces.
Kukang Kalimantan | Wikimedia Commons: 7layersoflands
info gambar
  • KukangKalimantan (Nycticebusborneanus) jenis ini bisa ditemui di bagian Tenggara Borneo, sebelah timur sungai Barito hingga sebelah selatan Sungai Kapuas.
  • KukangKalamasanKalimantan (Nycticebusmenagensis) merupakan salah satu jenis yang cukup jarang terlihat di hutan liar. Satwa ini bisa ditemui di beberapa taman nasional, beberapa di antaranya ada Taman Nasional Kutai di Kalimantan Timur dan Taman Nasional Sebangau di Kalimantan Tengah. Selain di Pulau Kalimantan, jenis ini juga banyak ditemui di Filipina.
  • KukangKayan (Nycticebuskayan) seperti penamaannya, jenis ini berhabitat asli di Kalimantan Utara sekitaran sungai Kayan. Selain itu juga satwa ini banyak terlihat di sekitaran Borneo dan Brunei Darussalam.
  • Kukang bangka (Nycticebusbancanus) hanya berada di pulau Bangka, Sumatra Selatan. Namun, pada awalnya jenis ini merupakan jenis yang sama dengan kukang kalamasan Kalimantan.

Kukang sendiri dianggap sebagai pengontrol ekosistem hutan karena mereka merupakan pemakan serangga dan buah. Umumnya satwa ini memiliki berat sekitar 0,4 kg hingga 0,9 kg. Untuk panjang dewasanya kisaran 19 cm hingga 30 cm.

Karena ciri khasnya itulah, kukang menjadi cukup populer dan jadi banyak incaran untuk peliharaan. 

Bisa yang Dimiliki Kukang

Walau terlihat lucu, sebenarnya kukang merupakan satwa yang cukup berbahaya karena giginya yang cukup tajam dan bisanya yang cukup berbahaya. Selain bisa menyebabkan luka sobek yang dalam, gigitannya bisa menyebabkan:

  • Demam,
  • Gatal,
  • Alergi,
  • Ruam,
  • Kejang-kejang, 
  • Syok anafilaksis,
  • Penurunan tekanan darah, dan
  • Seketika pingsan.

Ancaman dan Faktor Penurunan Populasi Kukang

Karena persebaran habitat inilah, selain jadi incaran perdagangan untuk dipelihara, sebagian masyarakat kerap membasmi kukang karena menjadi satwa yang kerap memakan hasil panen setempat. Uniknya, beberapa daerah menyangkutkan satwa ini dengan hal-hal mistis seperti

  • Kemunculan kukang akan membawa sial di daerah tersebut
  • Satwa ini dianggap sebagai wadah untuk makhluk gaib

Tak hanya sampai situ, penyebab berkurangnya satwa ini juga karena deforestasi hutan di Indonesia Kukang menjadi mudah ditangkap warga atau mangsa empuk predator liar.

Meski demikian, satwa ini memiliki status dilindungi yang disampaikan melalui peraturan internasional dalam Apendiks I oleh Convention International on Trade of Endangered Species (CITES), Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem, dan Keputusan Menteri Pertanian No. 66/Kpts/Um/2/1973 pada 14 Februari 1973

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.