musik patrol musik kentongan yang merupakan warisan budaya asli jember - News | Good News From Indonesia 2025

Musik Patrol: Musik Kentongan yang Merupakan Warisan Budaya Asli Jember

Musik Patrol: Musik Kentongan yang Merupakan Warisan Budaya Asli Jember
images info

Menjelang bulan Ramadan, kabupaten yang dikenal dengan “pandhalungan” sudah terbiasa memiliki berbagai agenda kesenian yang akan ditampilkan pada bulan tersebut.

Namun, Kawan GNFI perlu tahu, terdapat kesalahpahaman pada istilah kesenian musik yang biasa ditampilkan.

Hal itu terjadi karena banyak warga Jember dan media berita lokal 'terlelap' dalam ketidaktahuan sejarah kesenian musik yang berasal dari Jember.

Kesenian musik ini merupakan seni musik yang memiliki metode iringan dari beberapa aktivitas “gugah wong sahur dan ronda”. Sehingga secara tidak langsung, masyarakat hanya mengenal dengan sebutan yang dikenal dengan patrol.

Istilah itu memang diambil dari aktivitas berkeliling sembari membangunkan orang pada saat bulan puasa dan kegiatan ronda di malam hari.

Ucing Nyetrum, Permainan Tradisional dari Sunda yang Mengasah Kemampuan Fisik Anak

Namun, Kawan GNFI perlu tahu juga bahwa sebenarnya terdapat perbedaan istilah musik antara “patrol” dengan “kentongan”. Dengan kesalahpahaman tersebut, musik yang harusnya memiliki nilai akan ciri khas dari kabupaten Jember serasa menjadi biasa saja.

Dalam pandangan lain, Kawan GNFI juga harus tahu bahwa jika merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bahwa istilah patrol adalah orkes gamelan khas wilayah Madura berintikan “tongtong” dengan diiringi instrumen lain. Istilah musik patrol dengan kentongan ini sangat berbeda secara definisi bahasa.

Mudahnya begini, jika Kawan GNFI mengenal warisan budaya sebagai musik patrol, maka tentunya tidak ada pembeda (ciri khas) dengan wilayah lain. Sedangkan, di wilayah tapal kuda sudah banyak menggunakan istilah musik patrol.

Tentu, secara tidak langsung istilah musik patrol ini bukan menjadi hal yang istimewa, tetapi hal yang sudah lumrah dan biasa saja.

Awal Mula Muncul Diksi "Patrol"

Awalnya memang konstruk dalam sejarah penyebutannya adalah musik kentongan bukan musik patrol. Akan tetapi, konstruk itu berubah seiring berjalannya keinginan pegiat seniman kentongan dalam menyalurkan aktivitas keseniannya.

Momen Ramadan yang menjadi pilihan tepat bagi mereka dalam pemenuhan hasrat sembari membangunkan orang sahur.

Inilah awal munculnya konstruk budaya nama seni musik patrol. Salah satu seniman Asosiasi Kentongan Jember (AKOR) mengatakan bahwa kentongan adalah alat musik sederhana yang terbuat dari kayu pohon nangka.

Meuseukat, Kue Tradisional Khas Aceh yang Disebut sebagai Makanan dengan Kasta Tertinggi

Uniknya juga, asal-usul kentongan juga memiliki kaitan dengan budaya doro geta’an. Bahkan, menurut salah satu sejarawan seniman Jember mengatakan bahwa doro geta’an adalah sebuah aktivitas memelihara burung merpati jambul (doro) di sebuah wilayah pedesaan.

Kentongan menjadi alat bantu agar burung merpati dapat kembali, dari bunyi pukulan itulah kentongan mampu menghasilkan suara yang nyaring dan memiliki ciri khas yang unik.

Dengan hasil bunyi dari suara alat musik kentongan yang dipukul dapat menciptakan daya tarik tersendiri.

Seiring berkembangnya zaman, seni musik ini mampu berkembang menjadi seni musik kentongan yang hingga kini menjadi daya tarik masyarakat Jember.

Meskipun seni musik kentongan memiliki keunikan dan ciri khas. Namun, sangat disayangkan jika selama ini kurang adanya rasa kepedulian terhadap catatan sejarah dari musik kentongan itu sendiri.

Hal ini adalah sebuah fenomena budaya yang perlu dilestarikan dan dijaga. Dengan mengetahui dan memahami sebuah budaya, maka itu menjadi bagian dari merawat warisan budaya lokal.

Fenomena tersebut bisa terjadi karena istilah yang disuarakan adalah istilah musik patrol dengan klaim di dalam aktivitas musik patrol terdapat alat musik kentongan. Padahal secara garis catatan sejarah tidak seperti itu.

Oleh karena itu, memahami bersama Kawan GNFI dapat membantu lebih mudah mengerti dan memahami sejarah warisan budaya musik Kentongan itu sendiri.

Catatan Sejarah Musik "Kentongan"

Istilah patrol memang sudah melekat di ingatan beberapa kalangan masyarakat, bahkan sampai mandarah daging. Namun, fenomena ini bukanlah hal yang remeh. Perlu diketahui bahwa warisan budaya itu bersifat autentik, tidak bisa diulang secara persis, dan tidak bisa digantikan.

Hasil investigasi lain dapat diperkuat oleh video dokumenter Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) melalui kanal YouTube pada 6 Februari 2025, bahwa “Pada saat itu alat musik Kentongan terinspirasi dari budaya doro geta’an”.

Boyo-boyoan, Variasi Lain dari Permainan Tradisional Kejar-kejaran

Budaya yang bernama doro geta’an itu biasanya hanya memiliki satu hingga tiga alat untuk memanggil merpati (doro) kembali ke rumahnya. Namun, seiring bertumbuhnya rasa kreativitas seniman kentongan Jember, maka seni musik kentongan dikembangkan lagi menjadi ukuran yang berbeda-beda dan lebih variatif.

Ukuran yang berbeda maka mampu memunculkan suara bunyi yang bermacam-macam. Dari situlah, seni musik Kentongan terbentuk dengan ciri khasnya.

Kondisi ini jangan dibiarkan seperti air yang mengalir saja. Kawan GNFI pun harus merasa memiliki rasa kesadaran dan perhatian lebih akan kesalahpahaman masyarakat Jember, khususnya pihak yang memiliki tanggung jawab terhadap catatan sejarah kesenian musik di kabupaten Jember.

Maka dari itu, adanya pengetahuan ini menjadi refleksi Kawan GNFI serta bentuk kesadaran untuk membantu dalam memberikan pemahaman pengetahuan budaya terhadap calon generasi penerus bangsa dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Kawan GNFI, mari renungi dan pahami bersama-sama. Untuk mendukung kemajuan dan persatuan kabupaten Jember perlu adanya rasa kesadaran lebih akan pemahaman catatan sejarah budaya yang dimiliki oleh musik Kentongan.

Menjelang bulan Ramadan dapat menjadi penyambung pengetahuan pemahaman sejarah budaya seni musik kentongan.

Oleh karena itu, dengan menjaga kearifan lokal secara bergotong royong, maka kabupaten yang dikenal dengan istilah “pandhalungan” akan memiliki ciri khas yang unik khususnya dalam bidang kesenian musik di Jawa Timur hingga Nusantara.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MN
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.