Bank Indonesia (BI) mengumumkan bahwa Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada 2024 mencatat surplus sebesar 7,2 miliar dolar AS, melampaui capaian tahun sebelumnya yang sebesar 6,3 miliar dolar AS.
Peningkatan ini menunkukkan ketahanan sektor eksternal Indonesia di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menuturkan bahwa surplus NPI kali ini didorong oleh kinerja transaksi modal dan finansial yang lebih baik.
"Kenaikan surplus tersebut terutama didorong oleh aliran masuk investasi langsung dan portofolio asing," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (21/2/2025).
Di sisi lain, meskipun transaksi berjalan mencatat defisit, posisi cadangan devisa Indonesia tetap kuat, menunjukkan kemampuan ekonomi nasional dalam menghadapi tekanan eksternal.
Tencent Cloud Investasi Rp8 Triliun di Indonesia, Pusat Data Ketiga Siap Percepat Transformasi Digital!
Di Balik Surplus: Modal Asing Masuk, Transaksi Berjalan Defisit
BI mencatat bahwa transaksi modal dan finansial pada 2024 mencetak surplus 16,4 miliar dolar AS, melonjak dari 9,9 miliar dolar AS pada 2023. Aliran modal asing yang masuk dalam bentuk investasi langsung dan investasi portofolio menjadi motor utama pertumbuhan ini.
Namun, surplus NPI juga diiringi dengan defisit transaksi berjalan sebesar 8,9 miliar dolar AS (0,6% dari PDB), meningkat dari defisit 6,9 miliar dolar AS pada tahun sebelumnya.
Defisit ini disebabkan oleh melemahnya permintaan ekspor dari negara mitra dagang utama, sementara permintaan domestik tetap tinggi.
"Penurunan surplus neraca perdagangan barang menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap defisit transaksi berjalan," jelas Ramdan.
Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun Indonesia mampu menarik modal asing dalam jumlah besar, tekanan pada sektor perdagangan tetap menjadi tantangan yang perlu diatasi.
Mengenal Rosan Roeslani, CEO Danantara yang Juga Menjabat sebagai Menteri Investasi
Cadangan Devisa Menguat, Pasar Keuangan Tetap Waspada
Di tengah defisit transaksi berjalan, Indonesia masih memiliki cadangan devisa yang kuat. Hingga akhir Desember 2024, posisi cadangan devisa mencapai 155,7 miliar dolar AS, meningkat dari 146,4 miliar dolar AS pada 2023.
Angka ini setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah, serta berada jauh di atas standar kecukupan internasional.
"Posisi ini memberikan bantalan yang cukup bagi stabilitas ekonomi Indonesia dalam menghadapi gejolak eksternal," ujar seorang analis ekonomi dari salah satu bank investasi di Jakarta yang enggan disebutkan namanya.
Namun, ketidakpastian pasar global masih membayangi kinerja neraca pembayaran Indonesia ke depan.
Tekanan eksternal seperti fluktuasi nilai tukar, kebijakan moneter negara maju, dan ketegangan geopolitik dapat mempengaruhi stabilitas sektor keuangan domestik.
Tinggalkan Dolar! Indonesia, Malaysia, dan Thailand Lanjutkan Transaksi dengan Mata Uang Lokal
Prospek 2025: Harapan dan Tantangan
BI memperkirakan bahwa pada 2025, NPI tetap berada dalam kondisi sehat dengan surplus transaksi modal dan finansial yang berlanjut, sementara defisit transaksi berjalan diproyeksikan tetap terkendali dalam kisaran 0,5% hingga 1,3% dari PDB.
"Ke depan, Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat respons bauran kebijakan," tegas Ramdan.
Keberlanjutan surplus NPI sangat bergantung pada kebijakan investasi dan perdagangan yang diterapkan pemerintah. Reformasi struktural, peningkatan daya saing ekspor, serta kebijakan moneter yang adaptif akan menjadi faktor kunci dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia ke depan.
Mantap! Keripik Tempe Indonesia Makin Dicari di Pasar Internasional
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News