Martabak, kuliner yang sangat digandrungi oleh banyak masyarakat Indonesia. Setiap singgah di daerah-daerah yang ada di Indonesia, pasti Kawan GNFI akan menemukan penjual martabak.
Martabak biasanya terbagi menjadi dua macam varian, yaitu asin dan manis. Adonan telur berbumbu yang dituangkan ke atas kulit tipis yang melebar di atas wajan dan adonan manis yang mengembang yang ditaburi keju cokelat kacang, membuat siapapun orang yang melihat dan mencium aromanya akan tergiur. Tak heran, jika makanan ini jadi primadona.
Penjual martabak juga biasanya buka setiap sore menuju malam di pinggir-pinggir jalan. Meskipun kini martabak dikenal sebagai jajanan khas Indonesia, namun sebenarnya martabak punya cerita yang cukup panjang sebelum menjadi ikon kuliner Nusantara. Lalu, bagaimana sejarahnya? Simak tulisan ini sampai habis, ya!
Sejarah Awal Martabak, Kuliner Khas Dari Timur Tengah
Jejak awal sejarah martabak justru bermula dari Timur Tengah dan India. Martabak merupakan modifikasi dari makanan yang biasa ditemukan di daerah Timur Tengah dan India seperti Arab Saudi (terutama di wilayah Hijaz), Yaman, India, dan Bangladesh.
Dalam bahasa Arab, martabak itu asalnya adalah makanan yang bernama “mutabbaq”, yang artinya “terlipat”. Para pedagang dan perantau dari Timur Tengah dan India, datang ke Indonesia dengan membawa resep mutabbaq. Lambat laun, mutabbaq banyak dimodifikasi hingga jadilah martabak yang kita kenal saat ini.
Jenis-jenis Martabak di Indonesia
Di Indonesia terdapat dua jenis martabak, yaitu martabak telur (asin) dan martabak manis. Cara penyajiannya pun berbeda-beda dan tentunya memiliki ceritanya tersendiri. Berikut penjelasannya:
Martabak Telur (Asin)
Cerita soal martabak telur bermula sekitar 1930-an. Ketika itu ada seorang pemuda dari India yang bernama Abdullah bin Hasan Almalibary yang kemudian berkenalan dengan pemuda asal Lebaksiu, Tegal, bernama Ahmad bin Kyai Abdul Karim.
Mereka bertemu dan berkenalan di Semarang hingga akhirnya menjadi sahabat. Pada suatu waktu, Abdullah mengenalkan makanan dari India yang berbahan dasar terigu kepada keluarga Ahmad yang tinggal di Tegal. Makanan tersebut bernama Moortaba.
Ternyata, makanan tersebut banyak yang suka. Akhirnya Abdullah dan Ahmad berinovasi dengan memberikan sedikit variasi yang kemudian sekarang dikenal dengan martabak telur yang sangat berbeda dengan makanan aslinya yang dari India.
Lalu bagaimana martabak ini bisa menyebar ke seluruh Nusantara? Jadi pada saat itu, masyarakat asal sana banyak yang pergi merantau ke beberapa kota di Jawa untuk berdagang martabak, khususnya di pasar malam. Oleh karena itu, sekarang martabak menyebar ke seluruh Nusantara dan banyak ditemukan di pasar malam.
Martabak telur di Indonesia biasanya dibuat dengan adonan telur yang diberi bumbu-bumbu dan campuran daging. Kemudian adonan tersebut dituang ke atas adonan tepung yang sudah dibentuk jadi tipis dan elastis. Kemudian telur yang sudah dituangkan, ditutup oleh adonan tepung tersebut dengan cara dilipat. Setelah matang, martabak telur biasanya dipotong-potong membentuk kotak-kotak kecil yang kemudian disajikan dengan acar timun, cabai hijau, atau cuka hitam.
Baca Juga : Mengenal Martabak Bangka, Kuliner Ikonik Pulau Timah
Martabak Manis
Selain varian asin, ada juga varian manis. Asal mula martabak manis adalah dari makanan yang bernama Hok Lo Pan. Resep Hok Lo Pan pertama kali diciptakan oleh orang-orang Hakka (Khek) yang berasal dari Pulau Bangka.
Kemudian ada seorang yang bernama Hioe Kui Sem yang berasal dari daerah Jebus, Pulau Bangka, pergi merantau dan pertama kali memperkenalkan Hok Lo Pan kepada masyarakat Bandung pada 1950-an. Hampir semua orang di kota-kota besar menyebutnya sebagai martabak Bangka. Namun, berhubung Hioe Kui menjual Hok Lo Pan ini di pasar malam yang mana lapaknya bersebelahan dengan lapak martabak telur yang dari dulu muncul dan laris manis, oleh karena itu kedua pedagang sepakat menamainya martabak telur (asin) dan martabak manis.
Meskipun begitu, nama martabak manis di setiap daerah berbeda-beda. Di Bandung sering dikenal dengan terang bulan, di Semarang dikenal sebagai kue Bandung, dan di Jakarta dikenal sebagai martabak Bangka.
Pada dasarnya, martabak manis dibuat menggunakan adonan manis yang kemudian dicetak di teflon berbentuk bulat. Setelah dimasukkan, kemudian ditutup dan tunggu sampai pinggirannya matang dan tengahnya terlihat sedikit mengembang. Setelah matang, atasnya diberi topping. Untuk topping-nya pun sekarang bervariasi, biasanya diberi topping cokelat, parutan keju, susu kental manis, kacang, dan lain sebagainya.
Martabak Kekinian dengan Inovasi Modern
Biasanya martabak dijual dengan porsi yang cukup besar. Nah, sekarang martabak mulai dijual dengan versi mininya. Kebanyakan orang membeli martabak untuk dimakan ramai-ramai. Sedangkan bagi orang yang ingin martabak tapi untuk dimakan sendiri, biasanya dia hanya memakan beberapa potong, lalu sisanya dimasukkan ke dalam kulkas untuk dimakan nanti.
Sekarang, tidak perlu khawatir lagi karena penjual martabak juga sudah banyak yang memberikan opsi ukuran yang lebih kecil dengan harga ribuan hingga belasan ribu saja. Topping-nya pun sekarang beragam sekali, ada yang pakai buah-buahan, ada yang pakai selai, dan lain sebagainya. Anda bisa memilih sesuka hati mulai dari ukuran hingga topping.
Baca Juga : 8 Nama Martabak di Dalam dan Luar Negeri: Kalau Sama Kok Namanya Beda?
Mengapa Martabak Menjadi Jajanan Favorit Masyarakat Indonesia?
Meskipun martabak pada awalnya berasal dari Timur Tengah, kepopuleran martabak di Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Lalu, mengapa martabak bisa sangat populer di Indonesia? Berikut alasannya:
- Harganya Terjangkau
Martabak biasanya memiliki porsi yang banyak. Nah, dengan porsi yang banyak ditambah dengan rasanya yang lezat, harga martabak masih tergolong ramah dikantong. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia sangat menyukainya.
- Mudah Ditemukan
Setiap Anda berkunjung ke daerah-daerah lain, pasti akan menemukan penjual-penjual martabak yang berbaris di pinggir jalan. Apalagi ketika ada pasar malam, rasanya tidak afdal ketika tidak membeli martabak.
- Banyak Varian Rasa
Bagi Anda si pecinta makanan yang gurih dan asin, bisa membeli martabak telur. Jika Anda pecinta manis, Anda bisa membeli martabak manis dengan banyak topping yang bisa Anda pilih.
Begitulah sejarah martabak dan perkembangannya. Rasanya yang lezat dan harganya yang terjangkau, membuat martabak menjadi makanan populer dan banyak disukai oleh masyarakat Indonesia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News