Oei Tiong Ham terkenal sebagai raja gula dari Hindia Belanda. Karena kekayaan dari bisnis gula ini, Oei mempunyai banyak aset mewah salah satunya adalah hunian pribadi yang berada di Surabaya.
Pegiat Sejarah Surabaya Kuncarsono Prasetyo menjelaskan istana mewah yang mengalahkan luas dan mewahnya Grahadi. Bekas Istana Gubernur Jawa Bagian Timur ini berada di Jalan Undaan Surabaya. Dikatakan olehnya, istana ini menempati menempati area seluas lebih 3 hektare.
“Menghadap Sungai Pengirian yang luas. Desainnya simetris. Halamannya seluas lapangan sepak bola. Bangunan induknya di tengah, berpilar-pilar gaya neo klasik. Diapit paviliun memanjang membentuk huruf U,” katanya yang dimuat dari Begandring.
Mahasiswa KKN Gelombang II UPN “Veteran” Jawa Timur Mengadakan Lomba Cerdas Cermat
Pendiri Begandring Soerabaia ini mengungkapkan istana mempunyai enam kamar utama di bagian gedung utama. Apa juga puluhan kamar di paviliun yang digunakan untuk area servis.
“Istana ini memiliki dua lantai. Di lantai atas, bisa melihat taman depan yang luas itu dan lalu lalang perahu. tangga aksesnya ada di dua sayap. Eksotis,” jelasnya.
Meninjau pabrik gula
Dikatakan oleh Kuncarsono, Oei membeli istana dari dari pengusaha perkebunan era tanam paksa Gerald Joachuim Eschauzier. Pengusaha gula itu membangun istana mewah tersebut pada tahun 1878.
“Diklaim istana milik pribadi paling mewah di Hindia Belanda,” paparnya.
Ketika itu, Oei membeli rumah yang diarsiteki oleh Prof. E Gugel, Guru besar Universitas Delf ini senilai 12.000 gulden. Bagi Oei yang sudah menjadi orang terkaya di Asia tentu tak sulit mengeluarkan uang demi membeli istana mewah tersebut.
Oei Tiong Ham, Taipan International Asal Semarang yang Berpengaruh pada Masanya
Oei memang membeli istana itu sebagai simbol penguasaan atas gula di Hindia Belanda. Dirinya tinggal di istana itu juga untuk meninjau pabrik-pabrik gulanya.
“Oei tinggal di istana ini jika meninjau pabrik-pabrik gulanya di Jawa Timur,” paparnya.
Punya banyak aset
Oei tercatat sebagai orang terkaya se-Asia pada awalnya anak ke 20. Kekayaan pria adalah Semarang ini berkat bisnis gula yang manis sejak akhir abad 19 dan awal abad 20.
Dirinya kemudian membeli pabrik-pabrik gula milik Belanda. Produksi gula di Hindia berjaya masa itu, bahkan menjadi produsen gula terbesar di dunia. Karenanya dia dijuluki Raja Gula dari Hindia.
Bukan saya di Surabaya, Oei punya banyak properti, mulai dari pabrik Gula di Krebet Malang, Rejo Agung Madiun, Ponen Jombang, Tanggulangin Sidoarjo, gudang-gudang besar di Kalimas Barat dan Timur, Bangunan kantor di Jl Karet. Belum lagi aset yang tidak kalah besar di Semarang, Batavia, Bangkok, Singapura, Calcuta, Hongkong, Shanghai, London.
Kisah Oei Hui Lan: Putri Raja Gula yang Kekayaannya Tak Bisa Beli kebahagiaan
Tetapi kerajaan bisnis Oei berakhir tragis di akhir hayatnya. Pasca kematiannya di Singapura tahun 1924, terjadi resesi dunia yang membuat bisnis gulanya ambruk.
Keluarga Oei tak lagi bisa meneruskan kejayaan bisnis ayahnya. Satu persatu pabrik Oei Hilang, ada juga yang sempat dikuasai negara dengan nasionalisasi 1964.
Istana ini hanya sebagian yang tersisa dari kemewahan itu. Jadi gedung PT Rajawali I RNI Grup. BUMN Pemilik pabrik Gula eks Oei Tiong Ham. Separuh lahan istana ini jadi sekolahan, seperempat lahannya jadi kompleks rumah dinas PT RNI
Sumber:
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News