Tempuyung (Sonchus arvensis) adalah salah satu tanaman liar yang sering ditemui di daerah tropis, termasuk Indonesia.
Meskipun dianggap sebagai gulma, tempuyung memiliki berbagai manfaat kesehatan yang telah dibuktikan secara ilmiah.
Tanaman ini termasuk dalam keluarga Asteraceae dan dikenal dengan nama lokal seperti "lalapan" atau "jombang."
Tempuyung telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan, terutama yang berkaitan dengan ginjal dan saluran kemih.
Ciri-Ciri Tempuyung
Tempuyung memiliki ciri-ciri morfologi yang khas. Daunnya berbentuk lonjong dengan tepi bergerigi dan berwarna hijau. Batangnya berongga dan mengandung getah putih.
Bunga tempuyung berwarna kuning cerah, mirip dengan bunga aster, dan tumbuh di ujung batang. Tinggi tanaman ini bisa mencapai 1-2 meter, tergantung kondisi lingkungan.
Akarnya tunggang dan kuat, memungkinkan tempuyung untuk bertahan di tanah yang kurang subur.
Habitat dan Asal Tanaman Tempuyung
Tempuyung berasal dari wilayah Eurasia, tetapi kini telah menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk Asia Tenggara, Amerika, dan Australia.
Di Indonesia, tempuyung tumbuh subur di daerah dengan ketinggian 50-1.650 meter di atas permukaan laut. Tanaman ini sering ditemukan di area terbuka seperti ladang, tepi sungai, dan pinggir jalan.
Tempuyung mampu beradaptasi dengan baik di berbagai jenis tanah, termasuk tanah berpasir dan tanah liat.
Baca juga Cantigi, Tumbuhan Tangguh yang Antar Pendaki ke Puncak Gunung
Manfaat Tempuyung untuk Kesehatan
Tempuyung telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional, terutama untuk mengatasi batu ginjal.
Beberapa penelitian ilmiah telah membuktikan khasiatnya. Berikut adalah beberapa manfaat tempuyung untuk kesehatan:
Mengatasi Batu Ginjal
Tempuyung mengandung senyawa flavonoid, kalium, dan taraksasterol yang membantu melarutkan batu ginjal. Senyawa ini bekerja dengan meningkatkan produksi urine dan mengurangi pembentukan kristal kalsium oksalat, penyebab utama batu ginjal (Widodo, 2015).
Antiinflamasi
Ekstrak tempuyung memiliki sifat antiinflamasi yang dapat mengurangi peradangan dan nyeri. Hal ini membuatnya efektif untuk mengatasi radang sendi dan gangguan inflamasi lainnya (Sari et al., 2018).
Antimikroba
Tempuyung juga memiliki aktivitas antimikroba terhadap bakteri seperti Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Ini menjadikannya potensial sebagai bahan alami untuk mengatasi infeksi bakteri (Puspitasari et al., 2020).
Antioksidan
Kandungan flavonoid dan fenol dalam tempuyung berperan sebagai antioksidan yang melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Hal ini dapat mencegah penyakit degeneratif seperti kanker dan penyakit jantung (Rahmawati et al., 2019).
Menurunkan Kadar Asam Urat
Tempuyung juga dikenal dapat membantu menurunkan kadar asam urat dalam darah, sehingga bermanfaat bagi penderita gout (Purnomo, 2017).
Baca juga Ahli Botani Jepang Temukan Tumbuhan Mungil Bernama “Lentera Peri”, Seperti Apa Bentuknya?
Referensi
- Widodo, H. (2015). "Efek Diuretik Ekstrak Daun Tempuyung (Sonchus arvensis) pada Tikus Putih." Jurnal Farmasi Indonesia, 12(3), 145-150.
- Sari, R., et al. (2018). "Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Tempuyung (Sonchus arvensis)." Jurnal Ilmu Kefarmasian, 15(2), 89-94.
- Puspitasari, D., et al. (2020). "Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Daun Tempuyung (Sonchus arvensis) terhadap Bakteri Patogen." Jurnal Biologi Tropis, 20(1), 45-52.
- Rahmawati, F., et al. (2019). "Potensi Antioksidan Ekstrak Daun Tempuyung (Sonchus arvensis) sebagai Pencegah Penyakit Degeneratif." Jurnal Kesehatan Masyarakat, 14(3), 123-130.
- Purnomo, Y. (2017). "Efek Ekstrak Tempuyung (Sonchus arvensis) terhadap Penurunan Kadar Asam Urat pada Tikus." Jurnal Kedokteran Brawijaya, 29(2), 78-84.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News