Bayangkan Kawan sedang duduk di bawah rindangnya pepohonan, mendengar gemericik air mancur, sambil menikmati angin sepoi-sepoi. Itulah gambaran sederhana tentang taman kota, ruang hijau yang menambah estetika wajah kota.
Di Indonesia, keberadaan taman kota sering menjadi perbincangan. Beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung memiliki taman ikonik seperti Taman Menteng, Taman Bungkul, atau Taman Suropati, tetapi tidak semua daerah memiliki ruang terbuka hijau (RTH) yang memadai.
Dalam Honda Power Products (2023), idealnya 30% wilayah kota dialokasikan untuk RTH, tetapi realitanya banyak kota di Indonesia masih di bawah angka tersebut.
Taman kota bukan sekadar tempat selfie atau spotnongkrong. Ia adalah solusi cerdas untuk mengatasi masalah perkotaan, dari polusi hingga kesenjangan sosial. Namun, tantangan seperti alih fungsi lahan dan minimnya perawatan masih sering menggerus potensi taman kota.
Ruang Hijau Penyaring Udara
Taman kota adalah "paru-paru" yang menyaring polusi. Pepohonan di dalamnya menyerap karbon dioksida dan melepaskan oksigen, sehingga udara sekitar menjadi lebih bersih. Dilansir dari Indopedia, bahwa satu pohon dewasa bisa menyerap 22 kg karbon dioksida per tahun.
Di kota-kota padat seperti Jakarta atau Surabaya, taman juga membantu mengurangi efek urban heat island (pulau panas) dengan menurunkan suhu udara hingga 2–8°C. Tak hanya itu, tanah di taman kota berperan sebagai resapan air alami, mengurangi risiko banjir saat musim hujan.
5 Taman Kota Ikonik di Indonesia, Wajib Dikunjungi!
Tempat Melepas Penat
Di tengah kesibukan kerja atau sekolah, taman kota adalah escape terdekat untuk me-recharge energi. Kamu bisa jogging di jalur khusus, yoga di hamparan rumput, atau sekadar membaca buku di bawah pohon. Aktivitas fisik seperti ini dapat meningkatkan kesehatan jantung dan mengurangi stres.
Contohnya, Taman Menteng di Jakarta dan Alun-alun Kota Wisata Batu yang ramai dikunjungi warga. Bahkan, paparan sinar matahari pagi di taman membantu tubuh memproduksi vitamin D, yang penting untuk kekuatan tulang.
Tempat Interaksi Sosial
Taman kota adalah panggung interaksi sosial tanpa batas usia atau latar belakang. Dari lansia yang bermain catur, ibu-ibu yang menggelar arisan, hingga anak muda yang mengadakan flash mob (semua bisa ada di sini).
Acara seperti pasar kuliner di Alun-Alun Kota Batu atau konser musik di Taman Menteng menjadi bukti bahwa taman kota mampu menjadi ruang inklusif untuk merajut kebersamaan. Penelitian Social Science & Medicine (2023) menyebutkan, interaksi sosial di ruang terbuka hijau meningkatkan rasa bahagia dan mengurangi risiko depresi.
Habitat Alam bagi Flora dan Fauna
Taman kota adalah miniatur ekosistem yang menjaga keanekaragaman hayati. Burung gereja, kupu-kupu, atau lebah polinator menemukan rumah di antara pepohonan dan bunga-bunga taman.
Di Taman Hutan Kota GBK Jakarta, dilansir dari tekniksipil.id, ada 30 jenis burung yang tercatat hidup berdampingan dengan pengunjung. Keberadaan mereka tidak hanya memperkaya alam, tetapi juga menjadi indikator kesehatan lingkungan perkotaan.
Pembelajaran di Luar Kelas
Taman kota adalah laboratorium hidup untuk belajar tentang lingkungan. Berbagai kegiatan pembelajaran dapat dilakukan di sini. Program penanaman pohon, workshop kompos, atau pengenalan satwa liar.
Menurut Dwi Lindarto dalam Temu Ilmiah IPB (2021), taman kota mampu tampil sebagai alternatif penyediaan tempat bagi pembelajaran door-to-door dengan tambahan kreativitas. Selain itu, dengan melihat langsung proses alam, masyarakat khususnya generasi muda diajak untuk lebih peduli terhadap pelestarian lingkungan.
Taman Kota Lumintang, Ruang Terbuka Hijau Favorit di Tengah Kota Denpasar
Secara keseluruhan, taman kota bukan hanya mempercantik kota, tetapi juga menjadi solusi untuk masalah kesehatan, sosial, dan lingkungan. Sayangnya, masih banyak taman yang terbengkalai karena kurangnya partisipasi masyarakat dan dukungan pemerintah.
Kamu bisa berkontribusi dengan menjaga kebersihan, ikut serta dalam program adopsi taman, atau sekadar mengajak teman untuk menikmati keindahannya. Seperti kata pepatah, “Kota yang hijau adalah kota yang bernyawa.”
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News