mengenal ular sanca kembang ular terbesar di indonesia - News | Good News From Indonesia 2025

Mengenal Ular Sanca Kembang, Ular Terbesar di Indonesia

Mengenal Ular Sanca Kembang, Ular Terbesar di Indonesia
images info

Kawan GNFI, pasti sudah tidak asing dengan nama ular python. Namun, sebenarnya ular python memiliki spesies yang beragam yang hidup di Indonesia. Salah satu ular terbesar yang hidup di Indonesia adalah Ular sanca kembang. Seperti apakah profil dari ular terbesar tersebut? Yuk, simak artikel ini ya.

Deskripsi Sanca Kembang

Ular sanca kembang yang dikenal dengan nama ilmiahnya Malayophyton reticulatus merupakan ular raksasa yang masuk ke dalam kelompok Pythonidae. Kelompok ular tersebut memiliki kesamaan yang sama yaitu kemampuan melilit mangsanya hingga meninggal sebelum melahap mangsanya secara utuh.

Ular tersebut juga memiliki nama lokal lain, yaitu ular sanca batik karena memiliki motif di tubuhnya menyerupai batik.

Sebelumnya ular tersebut termasuk ular raksasa karena sanca kembang dapat tumbuh hingga mencapai panjang 10 meter. Hal tersebut menjadikan ular sanca kembang menduduki peringkat pertama sebagai ular terpanjang tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia.

Panjang tubuh tersebut hanya ditemukan dalam beberapa kasus saja, umumnya panjang ular sanca kembang dewasa hanya bisa mencapai sekitar 7 – 8 meter.

Seperti pada hewan dalam kelompok reptil pada umumnya, ular sanca kembang termasuk ke dalam kelompok hewan yang berkembang biak dengan bertelur, atau disebut juga sebagai ovipar. Sanca kembang betina dapat bertelur sekitar 20 – 50 butir telur. 

Mengenal Ular Endemik Bromo yang Kembali Ditemukan Pasca Hilang 40 Tahun

Setelah bertelur, induk juga akan memberi perawatan hingga anakannya menetas. Induk akan memberi kehangatan atau inkubasi dengan melilit tubuhnya hingga menyelimuti telur selama 3 bulan. Perawatan ini dilakukan oleh induk dengan tujuan memberi panas yang membantu proses perkembangan embrio dalam telur tersebut. 

Setelah anakannya menetas, induk ular tidak akan memberi perawatan lagi dan anakannya akan langsung menyebar untuk mencari perlindungan. Dari titik itulah anakan ular sanca kembang bertahan hidup di lingkungannya. 

Memakan Mangsanya dengan Melilit

Ular sanca kembang termasuk kelompok Pythonidae, yaitu kelompok ular yang tidak berbisa dan kemampuannya melilit tubuh mangsa sebelum makan secara utuh. Ular tersebut akan menyerang mangsa, lalu akan melilit mangsa hingga mangsanya meninggal karena serangan jantung. 

Mangsa yang digemari oleh ular sanca kembang bervariasi dalam ukuran, seperti burung, ayam, tikus, hewan reptil yang kecil, rusa, babi hutan, berang-berang, kucing, tupai, anjing, dan lain-lain. Mangsa tersebut menyesuaikan dengan ukuran tubuh dari ular sanca kembang. 

Habitat Sanca Kembang

Ular sanca kembang merupakan ular yang mendiami hutan hujan tropis, kawasan padang rumput yang berada di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Ular tersebut dapat ditemukan di seluruh penjuru pulau di Indonesia, termasuk pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.

Umumnya ular hidup di dekat sumber air, berupa aliran sungai dan danau. Selain itu, ular sanca kembang juga sering ditemukan di dekat perumahan warga, lebih tepatnya selokan, karena kondisi habitat aslinya yang rusak. 

Meskipun ular sanca kembang termasuk kategori status konservasi resiko rendah, populasi ular tersebut tetap terancam. Ancaman yang dialami oleh ular sanca kembang bervariasi mulai dari ancaman kehilangan habitat asli hingga perburuan liar untuk kepentingan tertentu.

Peneliti BRIN Temukan Jenis Ular Air Baru di Sulawesi

Habitat ular sanca kembang terancam hilang karena proses pembangunan permukiman yang dapat merusak hutan asli. Selain itu, kulit ular sanca kembang juga umum diburu untuk pembuatan tas yang berbahan dasar kulit karena memiliki motif yang cantik seperti batik.

Demikian paparan tentang ular sanca kembang. Ular tersebut memang terdengar menyeramkan dan dapat membahayakan manusia. Namun, ular sanca kembang memiliki peran penting terhadap ekosistem.

Peran utamanya adalah menyeimbangkan rantai makanan pada suatu ekosistem sehingga terjaga kelestarian makhluk hidup pada ekosistem tersebut. Oleh karena itu, ketika bertemu dengan ular sanca kembang sebaiknya tidak dibunuh dan membawanya ke tempat yang jauh dari permukiman.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AR
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.