jalur pendakian terpanjang di indonesia gunung leuser - News | Good News From Indonesia 2025

Gunung Leuser, Jalur Pendakian Terpanjang di Indonesia

Gunung Leuser, Jalur Pendakian Terpanjang di Indonesia
images info

Apakah Kawan GNFI sudah pernah mendaki sebelumnya? Kalau iya, mungkin Kawan sudah mengetahui gunung yang mempunyai jalur pendakian terpanjang di Indonesia, yaitu Gunung Leuser. 

Merupakan salah satu gunung tertinggi di Sumatra, Gunung Leuser ini sendiri masuk ke dalam Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) dan merupakan salah satu gunung dari Pegunungan Bukit Barisan. Saking luasnya, taman nasional ini berada di dua provinsi, yaitu Provinsi Daerah Istimewa Aceh dan Provinsi Sumatra Utara. 

Baca juga: Bukit Lawang, Desa Utama Penyangga Taman Nasional Gunung Leuser

Sebagai jalur pendakian terpanjang di Indonesia, Kawan yang tertarik untuk mendaki Gunung Leuser harus mempersiapkan fisik dan juga mencari tahu informasi Gunung Leuser. Dengan begitu, ini dia beberapa informasi yang harus Kawan ketahui sebelum mendaki Gunung Leuser:

  • Menghabiskan waktu dua minggu untuk mendaki

Untuk mendaki Gunung Leuser, Kawan dan para pendaki lainnya harus melakukan booking satu bulan sebelum mendaki. Pendakian ini pun harus ditemani oleh pemandu lokal yang mempunyai pengalaman mendaki Gunung Leuser.

Sebelum mendaki, Kawan juga harus melengkapi Surat Ijin Masuk Kawasan Konservasi (SIMAKSI) dari Balai Besar TNGL dengan tahapan yang telah dijelaskan oleh KemenLHK. Tahapan tersebut harus dilakukan karena mendaki Gunung Leuser mempunyai tantangannya sendiri. 

Jalur yang harus dilewati oleh pendaki dari Kedah–titik berangkat yang direkomendasikan–sampai ke Puncak Gunung Leuser adalah sepanjang kurang lebih 51 kilometer. Terlebih, jalur pendakian Gunung Leuser masih alami dengan hutan dan pepohonan yang rapat. Waktu yang dihabiskan untuk mendaki pun sebenarnya tergantung kecepatan para pendaki, mulai dari 7 sampai 11 hari. 

Baca juga: Situs Gunung Padang, Ini Fakta Menarik dan Misteri di Balik Megalitik Tertua di Indonesia!
  • Terletak di Taman Nasional Gunung Leuser

Berada di tengah Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), maka tidak heran jika Kawan akan bertemu dengan hewan liar yang berada di taman nasional ini. Taman dengan luas 1.094.692 hektar ini merupakan rumah bagi sekitar 4.000 tumbuhan, lebih dari 80 spesies hewan mamalia, dan lebih dari 300 spesies burung. 

TNGL sendiri melindungi berbagai flora dan fauna yang terancam punah, seperti Rafflesia arnoldi, bunga bangkai, gajah sumatera, harimau sumatera. sampai burung rangkong badak. 

Dengan keanekaragaman hayati tersebut, TNGL masuk ke dalam daftar Tropical Rainforest Heritage of Sumatera (TRHS) yang ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 2004.

Dengan begitu, para pendaki sudah seharusnya turut menjaga kawasan TNGL dengan tidak membuang sampah sembarangan dan diharapkan tetap tenang ketika bertemu satwa tersebut. 

Baca juga: Bertemu Pesut, si Ikon Kota Samarinda di Desa Wisata Pela
  • Puncak Leuser Bukan Puncak Paling Tertinggi

Dilansir dari Liputan 6, Gunung Leuser mempunyai tiga puncak, yaitu Leuser, Loser, dan Tanpa Nama. Dari ketiga puncak tersebut, puncak yang paling tinggi adalah Puncak Tanpa Nama, sedangkan yang paling rendah adalah Puncak Leuser.

Puncak Tanpa Nama sendiri merupakan puncak tertinggi kedua di Sumatra dengan ketinggian 3.455 mdpl, berada di bawah Gunung Kerinci. Dengan ketinggian tersebut, tentu para pendaki dapat menikmati pemandangan yang luar biasa indahnya dari puncak tersebut, mulai dari barisan pegunungan sampai jalur trekking

Jadi, bagaimana Kawan GNFI? Setelah mengetahui medan jalur pendakian Gunung Leuser, apakah Kawan semakin tertantang untuk mendaki?

Jika iya, jangan lupa untuk latihan fisik dan menjaga kesehatan, ya! Jika sudah, mungkin Kawan sudah bisa nih menetapkan tanggal untuk mendaki dan mempersiapkan segala dokumen. 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AR
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.