Belakangan ini, ikan Anglerfish menjadi perbincangan hangat di TikTok setelah sebuah video menunjukkan ikan ini naik ke permukaan laut.
Video tersebut menggambarkan bagaimana tubuh ikan Anglerfish akan hancur akibat perubahan tekanan yang ekstrem.
Tak sedikit netizen yang merasa iba dan penasaran tentang bagaimana kehidupan ikan anglerfish di laut dalam.
Apa itu anglerfish?
Anglerfish, atau yang dikenal secara ilmiah sebagai Lophiiformes, adalah ikan laut dalam yang memiliki penampilan unik dan menyeramkan.
Ciri khasnya adalah adanya organ bercahaya (bioluminesensi) yang disebut esca di ujung sirip dorsalnya. Organ ini berfungsi sebagai umpan untuk menarik mangsa dalam kegelapan laut dalam.
Tubuh anglerfish biasanya berbentuk bulat dan pipih, dengan mulut besar yang dipenuhi gigi tajam. Ukurannya bervariasi, mulai dari beberapa sentimeter hingga lebih dari satu meter, tergantung spesiesnya.
Warna tubuhnya umumnya gelap, seperti hitam atau coklat, untuk membantu kamuflase di lingkungan yang minim cahaya.
Habitat dan Makanan Anglerfish
Anglerfish hidup di kedalaman laut antara 200 hingga 2.000 meter, di zona mesopelagik dan bathypelagik. Lingkungan ini memiliki tekanan air yang sangat tinggi, suhu rendah, dan hampir tidak ada cahaya.
Mereka adalah predator yang memakan ikan kecil, crustacea, dan cephalopoda. Anglerfish betina biasanya lebih besar daripada jantan dan memiliki kemampuan untuk memangsa mangsa yang lebih besar berkat mulutnya yang lebar.
Sementara itu, jantan seringkali hidup sebagai parasit pada betina, menempel dan mengambil nutrisi dari tubuh pasangannya.
Baca juga Ikan Mungil Berukuran Kurang dari 1 Sentimeter Ini Hidup di Rawa-rawa Sumatra
Kenapa anglerfish naik ke permukaan?
Fenomena Anglerfish naik ke permukaan laut adalah kejadian langka yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu penyebab utamanya adalah perubahan tekanan yang ekstrem.
Ikan laut dalam seperti Anglerfish beradaptasi dengan tekanan tinggi di kedalaman laut. Ketika mereka naik ke permukaan, tekanan air menurun drastis, menyebabkan gas dalam tubuh mereka mengembang dan merusak jaringan internal.
Hal ini dapat menyebabkan kematian dan hancurnya tubuh ikan, seperti yang terlihat dalam video viral di TikTok.
Menurut penelitian oleh Priede et al. (2006), ikan laut dalam memiliki sistem fisiologis yang sangat sensitif terhadap perubahan tekanan. Mereka memiliki protein dan membran sel yang dirancang untuk berfungsi optimal di lingkungan bertekanan tinggi. Ketika tekanan berkurang, struktur sel ini dapat rusak, menyebabkan kematian cepat.
Selain itu, faktor lain seperti arus laut yang kuat atau gangguan manusia (seperti penangkapan ikan dalam) juga dapat menyebabkan ikan laut dalam terangkat ke permukaan.
Baca juga Hidup di Kedalaman Laut, Ikan Naga Melotot saat Mencari Pasangannya
Referensi:
Priede, I. G., Froese, R., Bailey, D. M., Bergstad, O. A., Collins, M. A., Dyb, J. E., ... & Godø, O. R. (2006). The absence of sharks from abyssal regions of the world's oceans. *Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences*, 273(1592), 1435-1441. doi:10.1098/rspb.2005.3461.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News