Adena Coffee adalah perusahaan yang tidak hanya sekedar menjual produk kopi. Lebih dari itu, Adena Coffee juga aktif memberdayakan petani lokal Indonesia.
Sekilas, perusahaan seperti Adena Coffee terlihat biasa. Selain mereka, ada banyak perusahaan lain yang juga beroperasi di ranah proccessing, trading, sekaligus roastery kopi. Namun, komitmen dalam pemberdayaan petani adalah hal yang membuat mereka berbeda.
Pemberdayaan yang dilakukan Adena Coffee ternyata berangkat dari adanya masalah yang dialami oleh petani itu sendiri. Menurut Co-Founder & COO Adena Coffee, Joseph Juan, petani kopi biasanya hanya memiliki lahan yang terbilang kecil.
"Kepemilikan lahan satu petani di Indonesia menurut BPS itu sangat rendah. Bisa punya 1 hektar per 1 kepala petani sudah bagus." ujar Joseph dalam dalam acara Impact Beyond Banking: Peran DBS Foundation Mendorong Social Enterprise untuk Masa Depan Berkelanjutan di Jakarta, Kamis (13/2/2025).
Joseph membandingkan pertanian kopi dengan kelapa sawit yang lebih banyak dikelola korporasi. Kendati sama-sama bernilai tinggi, tidak ada perusahaan besar di bidang perkebunan kopi, lain halnya dengan perusahaan sawit raksasa yang tak sulit ditemukan.
"Dengan sistem yang kebunnya dimiliki rakyat sendiri, itu bikin kurang adanya impact kapitalisasi yang besar." lanjut Joseph.
Di tengah realita tersebut, Joseph bersama Adena Coffee mencari cara agar hasil produksi petani kopi bisa lebih maksimal dan penghasilannya meningkat. Adena Coffee pun tidak hanya sekedar berperan sebagai pembeli hasil panen, melainkan juga membantu petani mengolah lagi kopinya.
Adena Coffee ingin petani punya kemampuan untuk memproses kopi. Adena berencana untuk membuat protokol dan fasilitasnya.
"Salah satu yang kita propose sebagai grant di DBS adalah kita di Gayo mau menerapkan fasilitas pascapanen menjadi hub." papar Joseph.
Bagi Adena Coffee, menghasilkan nilai tambah kopi adalah hal penting. Dengan demikian, pada akhirnya petani juga yang ikut menikmati keuntungan tambahan.
"Bagaimana meningkatkan income petani sebenarnya meningkatkan nilai tambah. Kita punya misi, kalau bisa petani jangan jual barang terlalu mentah." tutur Joseph.
Berkat bisnis berdampak sosial yang dijalankannya, Adena Coffee, terpilih untuk menerima pendanaan hibah dari DBS Foundation melalui DBS Foundation Grant Program 2024. Mereka menjadi salah satu dari 22 wirausaha sosial dan perusahaan dari berbagai negara yang mendapatkan dana senilai total SGD 4,5 juta atau sekitar Rp55 miliar untuk mengembangkan bisnis dan memperluas dampak sosialnya bagi masyarakat.
Lebih dari Sekadar Ngopi, Ini Alasan Kopi Bogor Layak Jadi Favoritmu!
Mendorong Anak Muda Berkarya
Ada lagi satu hal penting dari dampak sosial bisnis Adena Coffee: Menekan urbanisasi dan mendorong agar anak-anak muda tetap berkarya dari kampung halamannya. Lagi-lagi, Adena Coffee berkaca dari fenomena yang mereka temui.
"Banyak anak-anak muda Flores penginnya ke Jakarta mau jadi barista, katanya keren. Tetapi saya lihat yang kerja jadi barista di sini gajinya UMR saja belum tentu, malah menderita." kata Joseph lagi.
Adena Coffee berencana memberi pelatihan untuk mereka. Harapannya, anak-anak muda bisa lebih kenal dengan seluk-beluk bisnis kopi dan mampu ikut berkontribusi terhadap pengembangan industri kopi Indonesia
"Tidak usah ke kota. Kalian tetap di situ, mungkin bapak ibu kalian punya kebun tetapi kalian sebagi geberasi baru yang punya ilmu lebih dengan cara itu kita bisa bikin fermentasi, proccessing, sampai cita rasa baru sehingga itu bisa meningkatkan kualitas." pungkas Joseph.
Terbanyak di Indonesia, Jawa Timur Punya 149 Desa Devisa Mulai dari Komoditas Gula Aren hingga Kopi
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News