Jawa Timur ditetapkan sebagai wilayah dengan desa yang menyumbang devisa terbanyak di Indonesia. Per 31 Desember 2023 tercatat ada 149 desa devisa, menurut data Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) setempat.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengaku optimis atas keberadaan desa devisa ini. Dia pun menyatakan kinerja ekspor usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) di provinsi yang dipimpinnya akan terus meningkat.
"25 persen dari total sebanyak 613 desa devisa yang terdata se-Indonesia berada di Jatim," katanya yang dimuat dari Antara.
Khofifah mengatakan komitmen untuk mengembangkan program desa devisa di Jatim akan bekerja sama dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dan Desa Pendulum Devisa, serta Bank Jatim.
"Program desa devisa menjadi salah satu upaya untuk memaksimalkan ekspor komoditas unggulan Jatim," ujarnya.
Beragam komoditas
Khofifah menjelaskan beberapa komoditas unggulan yang muncul di desa-desa di Jatim, seperti tenun gedog asal Tuban, jahe serta gula aren (Pacitan), batik aroma terapi (Bangkalan), kopi (Bondowoso), daun kelor (Sumenep), gendang jimbe (Blitar), udang vaname (Situbondo) dan rumput laut (Sidoarjo).
Dirinya menjelaskan para pelaku usaha ini telah bergabung dalam Program Desa Devisa maupun Desa Pendulum Devisa akan mendapatkan pembinaan intensif demi peningkatan kualitas produk, manajemen keuangan dan pemasaran, serta fasilitasi pembiayaan ekspor.
"Semua ini terbentuk atas sinergi dan kolaborasi yang baik antara Pemprov Jatim, Pemkab/Pemkot, LPEI, Bank Jatim serta pelaku usaha. Dengan jumlah desa devisa yang dimiliki Jatim ini, saya optimistis akan menjadi pendongkrak kinerja ekspor kita," ucapnya.
Karena itu, dirinya pun meminta meminta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk melakukan pendataan secara rinci desa-desa yang mempunyai potensi menjadi desa devisa selanjutnya
"Segera dilakukan pendataan lebih rinci, masih banyak desa yang bisa dijadikan sebagaia Desa Devisa," katanya yang dimuat dari Medcom.
Gelar festival
Beberapa program telah diluncurkan agar Jatim bisa go internasional. Hal ini salah satunya dengan acara East Java International Trade Festival (EJITF) yang sukses mencatatkan transaksi sebesar Rp1,83 triliun pada 30-31 Mei.
Festival tersebut merupakan tindak lanjut misi dagang Pemprov Jawa Timur ke sejumlah negara seperti Saudi Arabia, Hongkong, Malaysia, dan Timor Leste.
"Ini akan menjadi pendorong tumbuh dan berkembangnya Desa Devisa di Jawa Timur. Maka Pameran Kampoeng Kreasi yang sudah mempunyai produk khas ini saya harapkan menjadi embrio baru bagi pengembangan desa devisa di Jawa Timur," ujarnya
Khofifah optimis, masih banyak desa di Jatim yang dapat menjadi Desa Devisa. Mengingat, potensi desa dalam berbagai sektor dan produk sangat tinggi.
"Dari potensi kopi dan coklat saja kita sudah banyak. Prototipe lahan untuk kopi Madiun, Jember, Malang, Trenggalek, itu saja sudah beda-beda. Saya ingin menyampaikan untuk satu ikon ini saja kalau mau dikembangkan menjadi Desa Devisa itu potensinya luar biasa," ujarnya.
Direktur Pelaksana Bidang Hubungan Kelembagaan LPEI, Chesna F Anwar menyampaikan bahwa peluncuran desa devisa merupakan kegiatan pemerintah dalam mengembangkan UMKM agar bisa menembus pasar ekspor.
“Ini merupakan desa devisa terbanyak di Indonesia," ungkapnya, beberapa waktu lalu.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News