action figure dan maskulinitas ketika mainan menjadi simbol identitas - News | Good News From Indonesia 2025

Action Figure dan Maskulinitas, Ketika Mainan Menjadi Simbol Identitas

Action Figure dan Maskulinitas, Ketika Mainan Menjadi Simbol Identitas
images info

Dalam budaya patriarki yang masih kuat, pria sering kali diharapkan untuk menunjukkan sisi maskulin mereka dengan cara yang "serius" seperti mengejar karier, menjadi pemimpin, atau memiliki hobi yang dianggap lebih "macho" seperti olahraga dan otomotif. Namun, di tengah tuntutan tersebut, semakin banyak pria dewasa yang secara terbuka menunjukkan kecintaan mereka terhadap action figure.

Fenomena ini sering kali mengundang perdebatan. Ada yang menganggapnya sebagai tanda ketidakdewasaan, sementara yang lain melihatnya sebagai ekspresi diri yang sah. Lantas, bagaimana sebenarnya action figure berkaitan dengan maskulinitas? Apakah pria dewasa yang mengoleksi figur karakter fiksi justru sedang menegaskan identitas mereka?

Mengoleksi vs Bermain: Pemahaman yang Harus Diluruskan

Salah satu kesalahpahaman terbesar tentang pria dewasa yang mengoleksi action figure adalah anggapan bahwa mereka “bermain” layaknya anak kecil. Padahal, ada perbedaan mendasar antara mengoleksi dan bermain.

Banyak kolektor memperlakukan action figure sebagai barang berharga yang harus dijaga, dipajang, bahkan dirawat agar tidak rusak. Koleksi mereka bukan hanya sekadar pajangan, tetapi juga refleksi dari perjalanan hidup mereka. Beberapa figur bahkan memiliki nilai investasi tinggi, terutama jika merupakan edisi terbatas atau sudah tidak diproduksi lagi.

Bagi sebagian pria, action figure juga menjadi medium ekspresi artistik. Banyak kolektor yang memanfaatkan koleksi mereka untuk menciptakan foto atau video kreatif. Selain itu, action figure yang sudah dikoleksi dapat dijadikan bahan untuk membuat konten di media sosial seperti YouTube. Contohnya adalah Ariel Noah, di sela-sela kesibukannya sebagai musisi, masih menyempatkan diri untuk me time dengan merakit action figure Gundam Plastic.

Dari sini jelas bahwa mengoleksi action figure bukan sekadar bermain, melainkan bagian dari hobi yang lebih dalam dan bermakna.

Instagram | @arielnoah
info gambar

Nostalgia dan Identitas Maskulin

Banyak pria yang tumbuh dengan karakter-karakter fiksi yang mereka idolakan. Dari pahlawan super seperti Batman dan Iron Man hingga karakter anime seperti Goku atau Naruto, semua tokoh ini memiliki nilai-nilai yang menginspirasi: keberanian, keadilan, ketekunan, dan semangat pantang menyerah.

Ketika seorang pria dewasa mengoleksi action figure dari karakter favoritnya, itu bukan hanya soal memiliki benda fisik. Lebih dari itu, ini adalah bentuk penghormatan terhadap figur yang pernah (atau masih) menjadi sumber inspirasi dalam hidupnya.

Dalam dunia yang semakin kompleks, action figure menjadi pengingat bahwa ada sisi diri yang masih terhubung dengan nilai-nilai tersebut. Alih-alih menunjukkan ketidakdewasaan, koleksi ini justru memperlihatkan bagaimana seorang pria tetap menghargai perjalanan hidupnya.

Instagram | @mike1983figures
info gambar

Melawan Stereotip Maskulinitas Kaku

Selama bertahun-tahun, maskulinitas sering dikaitkan dengan kekuatan fisik, dominasi, dan keseriusan. Namun, konsep maskulinitas modern semakin berkembang. Saat ini, pria tidak lagi harus selalu terlihat tangguh dan kaku. Mereka bisa mengekspresikan diri dengan lebih bebas, termasuk melalui hobi yang dianggap "tidak biasa" oleh sebagian orang.

Mengoleksi action figure adalah salah satu cara pria modern menunjukkan bahwa mereka tidak terikat oleh standar maskulinitas lama. Mereka tidak perlu membuktikan kedewasaan mereka dengan meninggalkan hal-hal yang mereka sukai. Justru, mereka mampu menyeimbangkan tanggung jawab dengan kesenangan pribadi.

Fenomena ini juga mencerminkan bagaimana pria semakin nyaman dengan sisi kreatif mereka. Banyak kolektor yang terlibat dalam komunitas di mana mereka bisa berbagi wawasan tentang dunia action figure, berburu figur langka, atau bahkan menciptakan foto dan video yang artistik.

Hobi yang Diremehkan, tapi Berkembang Pesat

Meskipun masih ada yang meremehkan, industri action figure justru semakin berkembang. Banyak perusahaan yang merilis figur berkualitas tinggi, mulai dari Hot Toys, S.H. Figuarts, hingga Mezco. Harga satu figur bisa mencapai jutaan rupiah, dan pasar ini terus tumbuh berkat antusiasme kolektor di seluruh dunia.

Selain itu, tren ini juga menciptakan peluang ekonomi. Banyak kolektor yang akhirnya membangun bisnis dari hobi mereka, baik dengan menjual figur langka, membuat konten digital, atau bahkan mendesain figur sendiri.

Di sisi lain, ada juga nilai investasi yang membuat action figure semakin menarik. Beberapa figur yang dirilis dalam jumlah terbatas bisa mengalami lonjakan harga yang signifikan dalam beberapa tahun. Ini menunjukkan bahwa hobi ini bukan hanya soal kepuasan pribadi, tetapi juga bisa menjadi sumber keuntungan finansial.

Action Figure sebagai Simbol Identitas Pria Modern

Mengoleksi action figure bukanlah sekadar hobi, tetapi juga bentuk ekspresi identitas pria modern. Ini adalah cara mereka menghormati masa lalu, mengekspresikan kreativitas, dan bahkan menunjukkan bahwa maskulinitas tidak harus selalu identik dengan keseriusan atau dominasi.

Dunia yang semakin maju memungkinkan pria untuk lebih bebas dalam mengekspresikan diri tanpa terjebak dalam stereotip lama. Jika action figure bisa membawa kebahagiaan, mengapa harus malu?

Jadi, alih-alih mempertanyakan kedewasaan seorang kolektor, mungkin sudah saatnya kita melihat hobi ini sebagai sesuatu yang lebih bermakna.Action figure bukan sekadar mainan bagi banyak pria dewasa, ini adalah bagian dari siapa mereka.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

GG
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.