pelabuhan seng hie saksi bisu sejarah perdagangan kota pontianak - News | Good News From Indonesia 2025

Pelabuhan Seng Hie, Saksi Bisu Sejarah Perdagangan Kota Pontianak

Pelabuhan Seng Hie, Saksi Bisu Sejarah Perdagangan Kota Pontianak
images info

Kota Pontianak terkenal sebagai pusat perdagangan di Kalimantan Barat. Perdagangan yang membuat Pontianak semakin makmur, khususnya aktivitas perdagangan jalur air. Berbagai komoditas dalam kuantitas banyak dapat dengan mudah masuk dan keluar dengan menggunakan kapal.

Jalur air sebagai sarana untuk perdagangan antarnegara sudah menjadi hal yang lumrah sejak dulu. Penggunaan kapal yang bermuatan besar dapat membawa lebih banyak barang dan manusia sekaligus dibandingkan jalur udara. Maka dari itu, pelabuhan menjadi hal yang sangat penting untuk aktivitas perdagangan ini.

Pelabuhan Seng Hie adalah pelabuhan pertama dan tertua dalam sejarah Kota Pontianak. Pelabuhan ini menjadi saksi bisu sejarah perkembangan perdagangan di Kalimantan Barat. Artikel ini akan mengungkap sejarah kemajuan perdagangan melalui Pelabuhan Seng Hie, Pontianak.

Baca juga: Jejak Minangkabau di Sibolga: Dari Bandar Kecil hingga Kota Pelabuhan yang Ramai

Saksi Bisu Sejarah Perdagangan Kota Pontianak

Pelabuhan Seng Hie adalah pelabuhan pertama dan tertua yang terletak di tepian Sungai Kapuas, Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Pelabuhan ini didirikan oleh Theng Seng Hie, seorang pengusaha dari Tiongkok di tahun 1890-an yang namanya diabadikan menjadi nama pelabuhan ini. Pelabuhan ini menjadi tempat bongkar muat barang-barang hasil bumi yang ada di Pontianak.

Pada tahun 1930, pelabuhan ini mengalami kemerosotan sehingga dijual ke pihak keuskupan dan pada akhirnya diambil alih oleh pihak Belanda. Letak dermaga ini dinilai sangat strategis karena termasuk dalam jalur lintasan rute pelayaran Selat Karimata dan Selat Malaka.

Pada masa kependudukan Jepang, pelabuhan ini menjadi sarana pengiriman senjata untuk pasukan tentara Jepang. Masa berakhirnya penjajahan Jepang, pengurus pelabuhan ini diserahkan kepada pemerintah otonom daerah melalui Dinas Perhubungan Kota Pontianak.

Saat ini Pelabuhan Seng Hie masih digunakan untuk bongkar muat kapal. Revitalisasi masih dilakukan untuk pemeliharaan. Bahkan, dermaga ini termasuk dalam daftar cagar budaya sebagai penghubung Kota Pontianak dengan daerah sekitarnya, khususnya daerah sepanjang Sungai Kapuas.

Air sebagai Sarana Perdagangan di Kota Pontianak

Secara geografis, Letak Kota Pontianak berada di persimpangan Sungai Kapuas Besar dan Sungai Landak. Letak ini sekaligus menjadi lintasan perdagangan internasional maupun nasional sejak zaman dulu.

Maka dari itu, dengan adanya dermaga, para pedagang dapat singgah dan menjual barang yang dibawanya di kota ini. Sebagai timbal balik, komoditas dari Pontianak dapat dijual kepada para saudagar yang singgah.

Selain kapal barang, kapal layar untuk angkutan manusia juga berlabuh di dermaga ini. Pelayaran yang ada di ada pelayaran dengan rute pendek, sedang, dan jauh. Jarak pendek berupa klotok yang berfungsi setiap hari untuk menyeberangi Sungai Kapuas dan rute jauh berupa kapal layar yang dapat mencapai 12 jam lamanya untuk mencapai tujuan. Kapal rute jauh ini hanya ada 2 kali dalam 1 minggu.

Aktivitas niaga berupa bongkar muat barang masih dilakukan di pelabuhan ini. Komoditas yang dibawa berupa kelapa sawit, ikan asin, ikan basah, karet, dan komoditas lain yang ada di sekitar Kalimantan.

Baca juga: Situs Kota Cina di Pesisir Kota Medan, Pernah Jadi Pelabuhan Internasional pada Abad ke 11 M

Wisata Sejarah Pelabuhan Seng Hie

Selain berfungsi sebagai tempat bongkar muat barang, penyeberangan, dan pelayaran, Pelabuhan Seng Hie saat ini menjadi salah satu destinasi wisata sejarah di Pontianak. Perpindahan kepemilikan dan kepengurusan pelabuhan ini menjadi suatu hal yang bersejarah bagi Kota Pontianak.

Selain itu, sejarah pelabuhan ini dalam lintasan perdagangan nasional dan internasional membuat pelabuhan ini menjadi urat nadi perekonomian Kota Pontianak. Karena nilai historisnya, pada tahun 2005, Dermaga Seng Hie ditetapkan menjadi cagar budaya sebagai pangkalan niaga pertama di Kalimantan Barat.

Melalui Pelabuhan Seng Hie, sejarah panjang perdagangan di Kota Pontianak dapat tercipta. Geografis Pontianak dengan sungai-sungai besar membuat air menjadi sarana paling efektif dalam ekspedisi. Bahkan, pelabuhan tertua ini yang sudah lebih dari 1 abad berdiri dapat menjadi destinasi wisata Kawan yang tertarik dengan sejarah. Mengetahui hal ini, apakah Kawan berminat untuk berkunjung?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AF
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.