Banyak orang mengatakan bahwa pekerjaan yang paling menyenangkan adalah ketika kita bisa menghasilkan uang dari hobi yang kita cintai. Saya dulu sepenuhnya percaya dengan pernyataan itu. Sejak kecil, musik sudah menjadi bagian besar dalam hidup saya, dan bermain drum adalah cara saya menyalurkan emosi, kebebasan, dan kreativitas.
Saya merasa bahwa jika saya bisa hidup dari musik, maka saya tidak akan pernah merasa seperti bekerja. Namun, semakin dalam saya terjun ke dunia musik profesional, semakin saya menyadari bahwa tidak selalu seperti itu.
Ketika hobi menjadi pekerjaan, ada tanggung jawab yang menyertainya. Bukan lagi soal bermain musik untuk bersenang-senang, tapi ada jadwal latihan yang ketat, ekspektasi dari penggemar, dan tekanan untuk terus berkembang.
Ada saat di mana saya harus memainkan lagu yang bukan pilihan saya, harus mengikuti tren musik tertentu agar tetap relevan, dan harus mengorbankan banyak hal demi mempertahankan eksistensi di industri.
Apa yang awalnya terasa seperti mimpi perlahan berubah menjadi rutinitas yang melelahkan. Musik, yang dulu menjadi tempat pelarian saya, berubah menjadi sesuatu yang mengikat saya dalam batasan yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya.
Perjalanan Bersama The Slytherin: Dari 2014 hingga 2021
Saya memulai perjalanan di dunia musik pada tahun 2014 bersama band saya, The Slytherin, yang beranggotakan Ichsan, Adi, Andre, Rizky, Faiz, dan saya sendiri sebagai drummer. Kami memulai dari bawah, bermain di panggung-panggung kecil, mengumpulkan uang sendiri untuk rekaman, dan berusaha membangun identitas di tengah persaingan industri musik independen yang ketat.
Perjalanan itu tidak mudah, tetapi semangat kami saat itu begitu besar. Kami ingin dikenal, kami ingin musik kami didengar, dan kami ingin membuktikan bahwa kami bisa bersaing dengan band-band besar lainnya.
Seiring berjalannya waktu, kerja keras kami mulai membuahkan hasil. Salah satu momen paling berkesan adalah ketika kami terpilih mewakili Lampung untuk tampil di Simpati Loop Fest 2016 di Pontianak.
Itu adalah pengalaman yang luar biasa. Kami harus melakukan perjalanan jauh, bertemu dengan musisi-musisi muda hebat dari berbagai daerah, dan merasakan atmosfer festival besar yang benar-benar berbeda dari gig-gig kecil yang biasa kami mainkan. Rasanya seperti sebuah pencapaian yang membuktikan bahwa kami memang layak berada di panggung besar.
Tahun selanjutnya, pada 2017, kami juga mendapat kesempatan untuk tampil di JakCloth Summerfest, salah satu festival musik terbesar di Indonesia yang menjadi ajang unjuk gigi bagi band-band muda independen. Berbagi panggung dengan musisi-musisi ternama memberi kami pengalaman yang sangat berharga.
Selain itu, kami juga tampil di berbagai acara dan festival besar di beberapa kota seperti Bandung, Bali dan Surabaya. Setiap panggung yang kami mainkan membawa kebanggaan dan pengalaman baru yang membuat kami semakin termotivasi untuk terus berkarya.
Namun, di balik semua kesuksesan dan euforia itu, ada beban yang semakin besar. Kami tidak hanya bermain musik untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain. Ada harapan dari penonton, ada target yang harus kami capai, dan ada tekanan untuk selalu tampil sempurna.
Latihan menjadi kewajiban yang tidak bisa dihindari, bukan lagi sesuatu yang dilakukan dengan santai seperti dulu. Kami harus selalu siap dengan setlist baru, harus menjaga stamina untuk tampil enerjik di atas panggung, dan harus terus menghasilkan inovasi baru agar tidak tenggelam di tengah persaingan industri musik independen yang semakin ketat pada saat itu.
Saya mulai merasa jenuh. Bermain drum yang dulu memberi saya kebebasan kini terasa seperti pekerjaan yang mengikat saya. Saya tidak lagi bisa bermain hanya untuk bersenang-senang, karena ada tanggung jawab yang harus dipenuhi.
Hingga akhirnya, pada akhir 2021, saya memutuskan untuk berhenti. Bukan karena saya membenci musik, tetapi karena saya merasa kehilangan alasan mengapa saya mencintainya sejak awal. Saya ingin menemukan kembali makna bermusik yang sesungguhnya, tanpa tekanan, tanpa ekspektasi, dan tanpa batasan.
Keterkaitan vs Keterikatan
Jika kembali ke pertanyaan awal, apakah pekerjaan yang menyenangkan adalah hobi yang dibayar? Jawaban saya sekarang adalah: tergantung. Ada perbedaan besar antara keterkaitan dan keterikatan. Saya sangat terikat dengan musik, tetapi ketika itu berubah menjadi kewajiban, saya kehilangan koneksi dengan apa yang membuat saya mencintainya sejak awal.
Ketika sesuatu yang kita lakukan dengan cinta berubah menjadi tuntutan, ada kemungkinan besar kita akan merasa jenuh, tertekan, atau bahkan kehilangan semangat. Saya tidak pernah menyesali perjalanan saya di dunia musik.
Setiap panggung, setiap festival, dan setiap lagu yang saya mainkan adalah bagian dari perjalanan yang membentuk diri saya hari ini. Namun, saya juga menyadari bahwa mencintai sesuatu tidak berarti kita harus menjadikannya sebagai pekerjaan. Ada orang-orang yang mampu menjalani hobi sebagai pekerjaan seumur hidup mereka dan tetap menikmatinya. Tapi ada juga yang seperti saya, merasa bahwa menjadikan hobi sebagai pekerjaan justru bisa menghilangkan kebahagiaan yang dulu ada dalam prosesnya.
Kini saya menemukan dunia lain di bidang HRD, sesuatu yang awalnya tidak pernah saya bayangkan akan saya tekuni. Di sini, saya menemukan kebebasan dan ruang untuk berkembang, tanpa kehilangan diri saya sendiri. Musik tetap ada dalam hidup saya, tetapi dalam bentuk yang lebih sehat, sebagai sesuatu yang saya nikmati, bukan sebagai sesuatu yang mengikat saya.
Mencari Makna di Luar Panggung
Setelah keluar dari dunia musik yang serius, saya mulai mengeksplorasi banyak hal baru. Dunia HRD menjadi tempat di mana saya bisa menemukan tantangan dan kepuasan yang berbeda dari bermusik. Namun, yang paling penting adalah saya kembali menemukan cinta saya pada musik, bukan sebagai pekerjaan, tetapi sebagai sesuatu yang benar-benar saya nikmati.
Saya belajar bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari menjadikan hobi sebagai pekerjaan. Terkadang, lebih baik membiarkan hobi tetap menjadi sesuatu yang kita lakukan dengan sepenuh hati, tanpa tekanan dan ekspektasi. Mungkin, pada akhirnya, pekerjaan yang paling menyenangkan bukanlah yang berasal dari hobi, tetapi yang memberi kita ruang untuk terus berkembang, tanpa kehilangan diri kita sendiri.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News