Berawal dari keresahan pribadi, sejumlah mahasiswa dari lintas universitas membuat BengCare, layanan digital yang mengintegrasikan berbagai informasi terkait bengkel. Dengan layanan ini, para konsumen akan mendapatkan informasi mengenai bengkel-bengkel yang terbaik dan terpercaya.
BengCare tidak hanya dirancang untuk membantu para konsumen, tetapi juga bertujuan untuk mendongkrak keberadaan UMKM otomotif. Melalui strategi pemasaran digital, harapannya UMKM otomotif akan lebih dikenal di tengah digitalisasi informasi.
Selain itu, BengCare juga memungkinkan para pelaku usaha bengkel dapat mengelola bisnisnya secara efisien. Lewat aplikasi Bengcare, pemilik bengkel dapat dengan mudah mengelola stok suku cadang dan manajemen keuangan.
Startup Mycotech Lab Ubah Jamur Jadi Pengganti Kulit Sapi, Tekan Emisi Karbon 500 Persen
“BengCare hadir sebagai solusi bagi UMKM otomotif, terutama bengkel kecil, untuk masuk ke era digital. Kami ingin memberikan kemudahan dalam manajemen bisnis sekaligus meningkatkan kualitas layanan kepada konsumen,” ujar Muhammad Farrel Reginaldo Ahnaf, salah satu pendiri BengCare yang merupakan mahasiswa Universitas Brawijaya.
Beberapa fitur yang ditawarkan oleh BengCare di antaranya:
- Order Management yang dapat membantu bengkel mengelola pesanan pelanggan secara digital.
- Finance Management, fitur yang mempermudah pelaku UMKM dalam melakukan pencatatan keuangan agar lebih terstruktur.
- Spare Part Stock Opname, memungkinkan pemilik bengkel memantau stok suku cadang secara real-time.
- Marketplace (B2C), fungsi utama yang mempertemukan pelanggan dengan bengkel sesuai kebutuhan.
- Worker Management, membantu pemilik UMKM mengelola tenaga kerja bengkel dengan efisien.
- Business AI Assistant, fitur AI yang mempu memberikan rekomendasi strategi bisnis kepada pemilik UMKM berbasis data.
Melihat Betukang, Startup Kalbar Bikin Tukang Naik Kelas
Dari Pengalaman Pribadi Jadi Inovasi
BengCare merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh tim mahasiswa lintas universitas di Jawa Timur, yaitu Darren Prasetya, Gabrielle Immanuel Osvaldo Kurniawan, M. Naufal Badruttamam, dan Andrian yang merupakan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember; serta Muhammad Farrel Reginaldo Ahnaf yang berasal dari Universitas Brawijaya.
Penciptaan BengCare berawal dari pengalaman para pencetus aplikasi ini yang kerap kali kesulitan menemukan bengkel saat kendaraan mereka tengah bermasalah. Apalagi, mayoritas dari mereka adalah perantau sehingga semakin menyulitkan mengenali bengkel-bengkel di sekitar kampus.
“Kami pernah kesulitan mencari bengkel terpercaya saat kendaraan rusak di kota yang baru bagi kami. Ada kekhawatiran tentang harga servis yang terlalu mahal atau kualitas layanan yang tidak memadai,” imbuh Farrel.
Unik, Ramuan Penghilang Bau Sampah Justru Terbuat dari Campuran Limbah Sampah
Lewat pengalaman itu, ia bersama teman-temannya mencetuskan BengCare dengan beragam fitur. Mereka juga mencantumkan fitur transparansi harga di aplikasnya.
Mendapatkan dukungan dari Program Bangkit, sebuah program kolaborasi antara Google, GoTo, dan Traveloka, BengCare difasilitasi melalui pendanaan, bimbingan, dan inkubasi senilai Rp 140.000.000. Inovasi BengCare dinilai memiliki potensi besar untuk memberikan dampak nyata di sektor UMKM otomotif.
“Kami berharap BengCare dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk menciptakan solusi berbasis teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat. Kami juga ingin BengCare berkontribusi pada tujuan Indonesia Emas 2045 dengan memberdayakan UMKM otomotif melalui inovasi digital,” kata Farrel.
Pengembangan Baru dari UGM: Melon Lokal jadi Bahan Pembuatan Kosmetik
