Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta baru-baru ini membuat inovasi dari buah melon. Buah yang menjadi salah satu komoditas budidaya di Indonesia ini, disulap menjadi bahan pembuatan kosmetik.
Seperti yang telah diketahui, ekosistem kosmetik dan skincare di Indonesia semakin tumbuh dari tahun ke tahun. Tidak hanya pengguna, industri kosmetik dalam negeri pun semakin menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat.
GNFI mencatat, jumlah pelaku usaha meningkat sebesar 43,11% selama tiga tahun terakhir, dari 726 pelaku usaha pada 2020 menjadi 1.039 pelaku usaha kosmetik di tahun 2023.
Angka tersebut termasuk berbagai produk, di antaranya pelembab wajah, pelembab tubuh, sabun cuci muka, parfum, dan jenis perawatan tubuh lainnya.
Menariknya, kosmetik berbahan alami atau organic-based cosmetics kini menjadi fokus utama dalam pengembangan produk. Hal ini tentu menjadi peluang besar bagi Indonesia, mengingat negara ini sangat dikenal dengan kekayaan hayatinya, termasuk tanaman herbal.
Setidaknya, lebih dari 30.000 jenis tanaman berkhasiat yang dimiliki Indonesia dan dapat digunakan sebagai bahan baku kosmetik. Akan tetapi, pemanfaatan puluhan ribu tanaman itu kurang begitu maksimal. Hanya 350 jenis yang berhasil dimanfaatkan oleh industri kosmetik nasional.
Industri Kosmetik Indonesia Semakin “Glowing”, Kian Menjanjikan untuk Ekonomi Masa Depan
Pengembangan Melon untuk Bahan Baku Kosmetik
Melihat peluang tersebut, peneliti sekaligus Dekan Fakultas Biologi UGM, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, S.Si., M.Agr.Sc., PhD., menghadirkan analisis sekaligus inovasi mengenai potensi melon lokal yang dapat menjadi bahan dasar industri kosmetik.
Melalui pendekatan bioteknologi modern, Prof. Budi berhasil mengembangkan varietas tanaman melon baru menggunakan metode persilangan indukan NO3 dengan MR5.
Hasil persilangan itu membuahkan melon dengan karakteristik kulit buah yang berukuran kecil, pahit, namun memiliki aroma khas yang kuat. Memang bukan ukurannya yang menjadi pertimbangan utama, melainkan aroma yang dihasilkan.
Industri Kosmetik Lokal Makin Cantik, Saatnya Manfaatkan Potensi Bahan Baku Alami Lokal
Aroma itulah yang kemudian diekstraksi menjadi bahan pembuatan kosmetik, terutama sampo dan sabun. Varietas tanaman melon ini diberi nama Gama Melon Parfum.
“Gama Melon Parfum ini memiliki karakter genetik yang unik. Dia punya kandungan Cucurbitacine serta berbagai metabolik sekunder yang berpotensi untuk industri kosmetik,” jelas Prof. Budi, dikutip dari UGM.
Penemuan ini jelas penting, sebab melon lokal dengan kualitas unggul yang dimiliki Indonesia memiliki peluang baru, bukan di sektor makanan, melainkan industri kosmetik yang ramah lingkungan dan berbasis bahan alam.
Keren! Mahasiswa UGM Olah Biji Kakao untuk Kosmetik
Karakteristik Melon dari UGM yang Jadi Bahan Pembuatan Kosmetik
Hasil persilangan, yang kemudian menjadi Gama Melon Parfum memiliki masa pertumbuhan yang unik.
Tanaman Gama Melon Parfum mampu menghasilkan 4–10 buah yang berukuran kecil dengan berat 50 gram hingga 4 ons.
Dengan ukuran demikian, rata-rata masa panennya pun cenderung cepat, yakni sekitar 55–58 hari atau kurang dari 2 bulan.
Hingga saat ini, Gama Melon Parfum telah dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan sampo dan sabun. Produk tersebut dikomersialisasikan lewat kerja sama dengan PT Gizi Indonesia dan PT Nudira Sumber Daya Indonesia.
Industri Kosmetik Lokal Kian Meroket, Pertumbuhan Tembus Angka 48 Persen
Inovasi Gama Melon Parfum Raih Penghargaan
Inovasi Prof. Budi lewat karyanya yang berjudul “Karakterisasi Genetik dan Potensi Bioprospeksi ‘Gama Melon Parfum’ sebagai Bahan Baku Kosmetik” berhasil mendapat penghargaan Anugerah Gold Academic Leader 2024 di Bidang Sains.
Penghargaan ini diberikan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi sebagai bentuk apresiasi terhadap karya-karya akademisi dan peneliti. Menyabet penghargaan tersebut, Prof. Budi Daryono jelas tidak menyangka.
Ia berharap inovasinya mampu mendongkrak produk kosmetik lokal. Tidak hanya pengusaha kosmetik lokal, pemanfaatan melon sebagai bahan kosmetik juga diharapkan mampu memberdayakan petani lokal.
Kehadiran Gama Melon Parfum diproyeksikan mampu mendukung kemandirian bangsa di rantai industri kosmetik dan biomedis.
“Tugas kita sebagai akademisi adalah mengungkap apa saja potensi yang dimiliki oleh keanekaragaman Indonesia,” tegasnya.
Fakta Bedak Saripohatji, Kosmetik Berbahan Alami yang Umurnya Hampir Seabad
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News