startup mycotech lab ubah jamur jadi pengganti kulit sapi tekan emisi karbon 500 persen - News | Good News From Indonesia 2024

Startup Mycotech Lab Ubah Jamur Jadi Pengganti Kulit Sapi, Tekan Emisi Karbon 500 Persen

Startup Mycotech Lab Ubah Jamur Jadi Pengganti Kulit Sapi, Tekan Emisi Karbon 500 Persen
images info

Perusahaan rintisan atau startup asal Bandung Mycotech Lab (MYCL) berhasil memanfaatkan jamur dan media tumbuhnya menjadi kulit imitasi. Hal ini berhasil menekan emisi karbon sekaligus mengurangi limbah baru.

MYCL didirikan oleh sekelompok anak muda lulusan perguruan tinggi di Bandung,.yaitu Adi Reza Nugroho, Ronaldiaz Hartantyo, Robby Zidna Ilman, M.Arkha Bentangan dan Annisa Wibi Ismarianti.

Terbaru, Startup ini Dijuluki sebagai Pahlawan Digital UMKM 2023

Chief Innovation Officer MYCL, Mohamad Arekha Bentangan menjelaskan produk yang dihasilkan oleh MYCL merupakan bahan bangunan produk dari vegetatif seperti benang dari jamur yang dikenal sebagai miselium.

“Saat ini MYCL mampu menghasilkan 10 ribu kaki persegi kain kulit berbahan jamur,” ujar Arekha saat ditemui di Bandung, Rabu (24/7).

Ciptakan dampak positif

Mycotech Lab/Rizky Kusumo
info gambar

Arekha mengatakan MYCL yang didirikan pada 2015 berkeinginan memberikan dampak sosial positif. Usaha ini berangkat dari kekhawatiran terhadap banyaknya limbah jamur tiram yang dibakar karena tak terpakai.

MYCL, Lanjutnya memanfaatkan limbah tersebut sehingga tidak ada sisa makanan yang terbuang. Mereka menggunakan sistem pengolahan yang mirip dengan tempe. MYCL mengikat miselium dengan limbah pertanian seperti sekam jagung dan serpihan kayu.

Pemerintah Kucurkan Dana 6,24 Miliar kepada Empat Startup, Ini Daftar Perusahaann

Mereka kemudian menumbuhkan menjadi bahan yang disebut MyleaTM. Bahan ini tahan api, tanah air dan fleksibel, bahkan dapat diubah menjadi bahan baru dan kuat seperti kulit imitasi eksperimental.

Berbekal misi itu, MYCL mulai memasarkan teknologi ini ke bisnis lain di industri konstruksi dan mode. Bahkan MYCL pernah menjalin kerjasama dengan Doublet, sebuah merek fashion streetwear terkemuka asal Jepang.

Tekan emisi karbon

Mycotech Lab/Rizky Kusumo
info gambar

Arekha menyatakan kain kulit yang berasal dari MyleaTM ini diklaim lebih rendah emisi jika dibandingkan produk kulit sapi. Dikatakan oleh pria lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini emisi karbon kulit berbahan dasar jamur lebih rendah 500 persen.

“Kalau kulit sapi itu menghasilkan karbon 110 kilogram CO2 ekuivalen per meter persegi karena harus menunggu sapinya dari kecil sampai besar,” jelasnya.

Startup Singapura Bantu Pemerintah Analisis Gen Masyarakat Indonesia

Arekha membandingkan dengan jamur yang hanya dalam waktu tiga sampai empat bulan. Sedangkan karbon yang dihasilkan lewat pengolahan Mylea hanya 22,1 CO2 ekuivalen per meter persegi.

“Bila MYCL dapat meningkatkan produksi Mylea maka diperkirakan karbon yang dihasilkan dapat -3 CO2 ekuivalen,” ucapnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.