Pernahkah Kawan membaca puisi yang menggelitik, tapi juga berpikir, “Ini maksudnya apa, sih?” Nah, mungkin saja itu termasuk puisi mbeling. Jenis puisi ini tidak hanya asal lucu, tapi juga sarat kritik sosial. Uniknya, puisi ini hadir dengan gaya “nakal” yang memainkan kata-kata secara absurd, jauh dari puisi klasik yang terkesan kaku dan kalem.
Awal Kemunculan
Puisi mbeling lahir dari pemikiran kreatif Remy Sylado, sastrawan yang juga musisi. Ia mempopulerkan gerakan ini lewat majalah Aktuil. Sejumlah sastrawan pun ikut menyemarakkan semangat puisi mbeling, yaitu Abdul Hadi WM, Seno Gumira Ajidarma, Noorca Massardi, Yudistira M. Massardi dan Adhi M. Massardi.
Istilah mbeling sendiri berasal dari bahasa Jawa, artinya usil atau bandel. Puisi ini muncul di Indonesia tahun 1970-an sebagai bentuk pemberontakan terhadap aturan sastra yang terlalu serius. Puisi mbeling juga bagian dari gerakan Mbeling yang bertujuan untuk menentang rezim Orde Baru yang dianggap munafik dan feodal.
Mereka ingin puisi bisa dinikmati siapa saja, dari tukang becak sampai akademisi. Tidak heran, puisi mbeling sering menggunakan bahasa sehari-hari, bahkan slang atau guyonan receh. Di balik kelucuannya, ada sindiran tajam tentang politik, kemiskinan, atau budaya konsumtif yang sedang hits di masa itu.
Inilah 5 Ciri Puisi Kontemporer dalam Khazanah Sastra Indonesia
Ciri-Ciri Puisi Mbeling
Puisi mbeling itu ibarat anak bandel yang suka menyindir. Ciri-cirinya bisa dikenali dari beberapa hal berikut:
1. Struktur Bebas
Puisi mbeling tidak punya aturan rima atau bait. Biasanya, puisi konvensional punya rima, jumlah bait, atau pola tertentu. Tapi puisi mbeling? Bebas! Mau satu baris, tiga kata, atau bahkan tanpa ada judul, tidak masalah. Ini bentuk pemberontakan terhadap "kesakralan" struktur puisi tradisional.
2. Bahasa yang Santai
Kata-kata yang digunakan umumnya kata sehari-hari, seperti sedang mengobrol dengan teman lama. Penyair mbeling suka pakai slang, bahasa daerah, atau istilah populer yang sedang viral. Misalnya, puisi Remy Sylado yang berjudul nasi uduk keburu dingin. Tentu ini sesuatu yang relate di masyarakat. Tujuannya: menjauhkan puisi dari kesan elitis agar semua kalangan bisa menikmati.
3. Humor yang Satir
Bisa dikatakan ini adalah ciri yang paling terlihat. Lucu di permukaan, tapi menusuk di kedalaman. Humornya bukan sekadar guyonan, melainkan alat untuk menyampaikan kritik. Contohnya, sindiran tentang koruptor yang diibaratkan "mencuri hari" atau politisi yang "celananya tersangkut di parlemen". Terdengar lucu, tapi menohok sekali kata-katanya.
4. Logika Absurd
Puisi mbeling seringnya memutar balikkan logika sampai bikin pembaca geleng-geleng. Misalnya, "langit pakai jas hujan" atau "matahari dijual di pasar loak". Ini sengaja dibuat absurd untuk mengejutkan pembaca dan memancing imajinasi. Justru di situlah keunikannya, lewat ketidakmasukakalan, puisi ini mengajak kita melihat realitas dengan sudut pandang baru.
5. Penuh Kritik Sosial
Di balik kelucuannya, puisi mbeling mengandung pesan serius di dalamnya. Puisinya berisi kritik tentang politik, kemiskinan, kesenjangan, atau budaya konsumtif, tapi dikemas dengan analogi sederhana. Contohnya, puisi tentang "demo mahasiswa" yang dihubungkan dengan celana hilang. Kritiknya tidak vulgar, tapi cukup dalam bagi yang ingin menafsirkan.
Contoh Puisi Mbeling
“Percakapan Rahasia” oleh Remy Silado
Kucuri uang ini saat perut amat lapar
Belikan nasi, kumakan, tapi tetap terasa lapar
Lalu, kucuri lagi
Kumakan lagi
Tapi tetap terasa lapar
Begitu seterusnya hingga terkapar
Aku sadar tanpa khayal
Hidup ini penuh rasa lapar
“Sajak Sikat Gigi” oleh Yudhistria ANM Massardi
Seseorang lupa menggosok giginya sebelum tidur
di dalam tidur ia bermimpi
Ada sikat gigi menggosok-gosok mulutnya supaya terbuka
Ketika ia terbangun di pagi hari
Sikat giginya tinggal sepotong
Sepotong yang hilang itu agaknya
Tersesat di dalam mimpinya dan tak bisa kembali
Dan dia berpendapat bahwa, kejadian itu terlalu berlebihan-lebihan
Mengenal Puisi Satire, Kritik Ala Sastra
Puisi mbeling mengajak kita melihat dunia dengan cara berbeda, tertawa pada hal serius, atau memikirkan hal receh secara mendalam. Puisi mbeling ibarat stand-up comedy nya sastra, menghibur, tetapi menyisakan pertanyaan di kepala.
Jika ingin tahu lebih banyak, kawan bisa membaca buku-buku karya Remy Sylado. Siapa tahu, kawan jadi tertarik untuk ikut mbeling.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News