Apakah Kawan GNFI sedang bingung menentukan destinasi wisata di Jogja? Untuk Kawan GNFI yang hobi shopping, mampir ke Pasar Beringharjo di Jalan Malioboro Jogja adalah pilihan yang tepat. Yuk, simak artikel ini untuk tau lebih banyak tentang Pasar Beringharjo!
Pasar Tertua di Jogja
Kurang lengkap rasanya jika Kawan GNFI berkunjung ke Malioboro Jogja tanpa mampir ke Pasar Beringharjo. Pasar yang sebelumnya bernama Pasar Gedhe ini dibangun pada tahun 1758 saat masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono I.
Pada masa Sultan Hamengkubuwono VII, Pasar Gedhe direnovasi dan diperluas karena semakin ramai. Konstruksi pasar yang mulanya berupa lapak kayu sederhana diganti dengan beton. Selain itu, perubahan nama Pasar Gedhe menjadi Pasar Beringharjo juga terjadi pada masa tersebut.
Karena sejarahnya, Pasar Beringharjo ditetapkan menjadi bangunan cagar budaya tingkat provinsi tahun 2020, tepatnya dalam Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 53/KEP/2020.
Makna dan Filosofi ‘Beringharjo’
Secara etimologis, Beringharjo berasal dari gabungan kata bring yang merujuk pada ‘beringin’ dan harjo yang berarti ‘sejahtera’. Dengan nama tersebut, pasar ini diharapkan dapat menjadi tempat jual-beli yang dapat memakmurkan masyarakat.
Secara filosofis, Pasar Beringharjo berkaitan dengan sumbu filosofis Jogja. Sumbu ini berbentuk garis imajiner yang menghubungkan antara Panggung Krapyak, Keraton Jogja, Tugu, dan Gunung Merapi. Secara singkat, sumbu filosofis Jogja menggambarkan kehidupan manusia dari lahir hingga kembali kepada Sang Pencipta.
Sejatinya, pasar sebagai tempat mendagangkan barang melambangkan godaan material atau tempat manusia dapat merasa serakah dan lupa diri. Apabila tidak dikendalikan, sikap buruk tersebut dapat merusak diri manusia.
Akses ke Pasar Beringharjo
Pasar Beringharjo hanya berjarak sekitar 1,5 kilometer dari Stasiun Tugu dan sekitar 500 meter dari Keraton Yogyakarta. Jika naik Trans Jogja, Kawan GNFI dapat turun di Halte Malioboro 3 yang lokasinya dekat dengan pasar. Namun, apabila membawa kendaraan pribadi, Kawan GNFI dapat memarkirkan kendaraan di sisi selatan pasar, tepatnya di parkiran Jalan Pabringan.
Pusat Oleh-Oleh Terlengkap
Pasar Beringharjo buka setiap hari pukul 04.00–17.00 WIB. Pasar ini terdiri atas tiga lantai. Baik di lantai pertama, kedua, maupun ketiga, wisatawan akan dimanjakan dengan berbagai koleksi batik dan daster yang dijual dengan harga terjangkau.
Secara umum, beragam jenis pakaian batik mulai dari anak-anak hingga dewasa terdapat di lantai 1 pasar. Sementara itu, Kawan GNFI akan menemukan food court dan kios-kios penjual gamis serta mukena di lantai 2. Adapun barang-barang yang dijual di lantai 3 tidak berbeda jauh dengan lantai 2.
Tidak Hanya Batik
Jika masuk melalui pintu depan pasar yang berada di Jalan Margo Mulyo, Kawan GNFI akan langsung dapat menemukan kios-kios penjual pakaian batik, lurik, dan kebaya. Namun, apabila masuk dari pintu belakang, Kawan GNFI akan berjumpa dengan kios-kios yang menjual berbagai barang.
Seperti pasar pada umumnya, Beringharjo juga menjual sembako. Di pasar ini juga terdapat banyak kios jamu dan obat herbal yang sangat lengkap. Selain itu, apabila Kawan GNFI sedang kebingungan mencari souvenir dan pakaian untuk pernikahan, Pasar Beringharjo punya koleksinya, lho!
Selain batik dan sembako, kuliner di Pasar Beringharjo juga beragam. Kawan GNFI dapat mencicipi banyak kuliner tradisional, seperti pecel pincuk, jenang, sate kere, sup kembang waru, es dawet, dan masih banyak lagi.
Demikian sekilas informasi tentang Pasar Beringharjo. Apakah Kawan GNFI tertarik mampir?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News