Sejak dikenal sebagai produk budaya asli Indonesia, batik telah diaplikasikan ke berbagai barang di tanah air. Berbagai produk menggoreskan corak batik sebagai tanda bahwa barang tersebut memiliki nilai keindonesiaan.
Batik juga dapat diterapkan di dunia fesyen modern. Dalam perkembangannya, batik telah memperoleh tempat penting dalam dunia fesyen, menjadi inspirasi bagi desainer lokal dan internasional.
Melalui berbagai pola dan warna, setiap karya batik mengisahkan cerita yang unik. Hal ini mencerminkan budaya dan tradisi masyarakat, melalui motif yang dapat menggambarkan alam, kehidupan sehari-hari, hingga simbol-simbol tertentu yang mengandung filosofi dalam kebudayaan Indonesia.
Inspirasi batik di dalam dunia fesyen modern tertuang di sebuah kegiatan berjudul Cultural Fusion Showcase yang dihelat di Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta pada Jumat (31/1) lalu.
Dalam acara tersebut, turut hadir Runner-up I Puteri Indonesia Lingkungan Sophie Kirana serta Runner-up III Puteri Indonesia Pendidikan dan Kebudayaan Melati Tedja sebagai perwakilan dari Yayasan Puteri Indonesia.
Melalui berbagai konsep dari para perancang busana, batik-batik dirangkai sedemikian rupa menjadi inspirasi pakaian, termasuk pakaian untuk pernikahan modern.
"Setiap karya memadukan tradisi Indonesia dengan keanggunan modern, memamerkan kekayaan warisan (dunia) mode. Sebuah perayaan sejati akan budaya, kreativitas, dan gaya," tulis rilis dari Yayasan Puteri Indonesia.
Tak hanya fashion show batik untuk dewasa, acara tersebut juga menyajikan fashion show untuk anak-anak. Berbagai konsep fesyen anak diperlihatkan, untuk memadukan pakaian batik yang dikenakan oleh orang dewasa tadi. Dalam fashion show ini, anak-anak mengenakan pakaian yang dirancang dengan sentuhan modern yang sesuai untuk usia mereka.
Acara fesyen bertemakan budaya Indonesia ini mendapat sambutan baik dari beberapa pihak sekolah model, termasuk Pendiri Modelling Samurai Pro Yogyakarta Brams Italia yang turut mengisi acara tersebut melalui model-model yang tergolong memiliki rerata usia muda.
“Kami ingin membentuk karakter model-model baru, sehingga bisa mengisi dunia fashion baik di tingkat daerah, di Jogja khususnya, (termasuk) Jakarta, (agar) bisa go internasional," kata Brams dalam sebuah wawancara di Impessa.
Yogyakarta sendiri memang dikenal memiliki banyak kegiatan fesyen bertemakan kebudayaan. Salah satu acara fesyen besar lainnya di provinsi ini adalah Jogja Fashion Week, yang pada Agustus 2024 lalu diikuti oleh setidaknya 147 orang desainer.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News