cuaca ekstrem diperkirakan sampai maret begini langkah siap siaga yang bisa dilakukan masyarakat - News | Good News From Indonesia 2025

Cuaca Ekstrem Diperkirakan Sampai Maret, Begini Langkah Siap Siaga yang Bisa Dilakukan Masyarakat

Cuaca Ekstrem Diperkirakan Sampai Maret, Begini Langkah Siap Siaga yang Bisa Dilakukan Masyarakat
images info

Kawan GNFI, akhir-akhir ini sejumlah wilayah di Indonesia dihadapkan oleh bencana hidrometeorologi seperti banjir akibat cuaca ekstrem. Cuaca ekstrem ini diperkirakan terjadi sampai bulan Maret 2025.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati pada Selasa, 21 Januari 2025. Dwikorita menyampaikan bahwa cuaca ekstrem ini terjadi akibat adanya fenomena Monsun Asia, La Nina lemah, gelombang Rossby, dan Kelvin yang memicu hujan dalam intensitas sedang, lebat, hingga ekstrem.

Langkah-Langkah Siap Siaga Cuaca Ekstrem Hujan

Untuk menghadapi cuaca ekstrem ini, masyarakat harus terus waspada. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan agar siap siaga menghadapi cuaca ekstrem.

1. Memastikan Kondisi Rumah Aman

Kawan dapat memeriksa kondisi rumah mulai dari atap, talang air, hingga drainase agar air tidak tersumbat dan mengalir dengan baik. Kemudian, dapat mengamankan barang-barang berharga pada tempat yang lebih tinggi supaya saat terjadi bencana seperti banjir tidak rusak terkena air.

Baca juga: Inilah Alasan Mengapa Tanah Memiliki Aroma yang Khas ketika Hujan

2. Memahami Kondisi Lingkungan Sekitar

Dapat mengetahui dan memahami kondisi lingkungan sekitar. Ini dapat dilakukan dengan cara mengetahui ancaman dan bencana apa yang sering terjadi.

Misalkan jika area dekat laut lingkungannya sering banjir rob atau gunung yang berpotensi mengalami tanah longsor. Dengan mengetahui kondisi lingkungan akan dapat meningkatkan kesiagaan saat cuaca ekstrem.

3. Berhati-Hati Saat Beraktivitas di Luar Ruangan

Batasi aktivitas di luar ruangan ketika hujan sedang hingga ekstrem terjadi. Selain itu, dapat berhati-hati jika beraktivitas di area bantaran sungai, tepi laut, hingga lereng gunung. Ini karena area tersebut rawan terjadi banjir atau tanah longsor.

4. Menyiapkan Rencana Darurat

Harus menyiapkan rencana darurat untuk mengantisipasi ketika bencana terjadi. Ini bisa dengan mengenali titik aman dan jalur evakuasi bencana, menyiapkan tas siaga bencana (TSB), dan melatih anggota keluarga agar memahami tentang mitigasi bencana.

5. Memantau Informasi Cuaca dan Berkoordinasi dengan Pihak yang Berwenang

Pantau informasi cuaca dari BMKG dan selalu berkoordinasi dengan pihak yang berwenang. Hendaknya mengikuti imbauan yang diterbitkan oleh pemerintah sekitar atau pihak lain yang berwenang agar dapat paham situasi dan selalu aman.

6. Menjaga Kesehatan dan Kebersihan

Meskipun cuaca ekstrem, hendaknya tetap menjaga kesehatan dan kebersihan. Jaga kondisi tubuh agar imunitas terjaga serta menyiapkan obat-obatan dan perlengkapan kesehatan. Selain itu, jaga kondisi kebersihan diri dan lingkungan agar hewan-hewan berbahaya seperti nyamuk maupun hewan lainnya bersarang di sekitar Kawan.

Heat map angin monsun 9 Januari | Arsip BMKG
info gambar

Menurut BMKG, cuaca ekstrem ini dapat terjadi sebab sejumlah wilayah di Indonesia mengalami puncak musim hujan. Wilayah tersebut antara lain Pulau Jawa bagian selatan, Bali, NTB, NTT, sebagian Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Hal ini dapat memicu terjadinya bencana seperti banjir dan tanah longsor. Maka dari itu, BMKG terus memberikan peringatan dini terkait cuaca hujan sedang, lebat, hingga esktrem yang terjadi di sejumlah daerah.

Alasan Harus Siap Siaga Ketika Beraktivitas di Area Geografis Rawan saat Cuaca Ekstrem

BMKG memperingatkan masyarakat yang tinggal di daerah bantaran sungai dan lereng gunung agar terus waspada. Selain area tersebut, masyarakat juga harus berhati-hati ketika beraktivitas di tepi pantai. Berikut alasannya.

Bantaran Sungai

Masyarakat bantaran sungai perlu siaga karena air dapat meluap secara tiba-tiba baik pada dataran rendah maupun dataran tinggi. Pada bantaran sungai dataran rendah, masyarakat perlu siaga ketika hujan datang hingga debit sungai mulai naik. Pada bantaran sungai dataran tinggi, masyarakat perlu siaga ketika cuaca terlihat mendung maupun hujan rintik-rintik karena bisa saja terjadi hujan di hulu yang memicu banjir bandang.

Lereng Gunung

Cuaca ekstrem juga berpotensi memicu terjadinya tanah longsor. Oleh sebab itu, masyarakat yang tinggal di lereng gunung harus siap siaga.

Ketika terdapat informasi cuaca ekstrem hendaknya mengamankan diri ke tempat yang lebih aman. Ini agar tidak terjadi korban jiwa saat terjadi cuaca ekstrem.

Tepi Pantai

Harus siap siaga ketika beraktivitas di tepi pantai sebab angin laut dan ombak dapat lebih kencang daripada biasanya. Untuk menghindari terjadinya hal yang tidak diinginkan, hendaknya membatasi aktivitas di tepi pantai saat cuaca ekstrem.

Baca juga: Riwayat Gunung Muria, Gunung Megah di Utara Jawa

Siap siaga dalam menghadapi cuaca ekstrem perlu dilakukan oleh masyarakat agar terhindar dari ancaman-ancaman yang tidak diinginkan. Selain itu, upaya mitigasi bencana di Indonesia juga masih perlu digalakkan agar masyarakat selalu siaga dalam menghadapi bencana.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MA
AS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.