mengenal kepang jaranan dor khas tengger dari tiarso maestro seni asal probolinggo - News | Good News From Indonesia 2025

Mengenal Kepang Jaranan Dor Khas Tengger dari Tiarso, Maestro Seni Asal Probolinggo

Mengenal Kepang Jaranan Dor Khas Tengger dari Tiarso, Maestro Seni Asal Probolinggo
images info

Bagi Tiarso, kepang jaranan dor khas Tengger bukan kesenian biasa, melainkan sebuah budaya warisan leluhur yang sudah menjadi bagian dari hidupnya.

Hidup Tiarso memang tidak lepas dari kepang jaranan dor. Di Desa Pandansari, Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo, Tiarso pun dikenal sebagai pegiat seni pertunjukan kuda lumping khas Jawa Timur yang sudah dikenalnya sejak lahir tersebut.

"Kalau kita selaku generasi penerus tidak ikut membudayakan kepangan jaranan dor ini, nanti siapa lagi kalau bukan kita. Karena ini suatu warisan dari leluhur yang perlu dilestarikan." ujar Tiarso.

Bersama Paguyuban Turonggo Giri Sakti yang, Tiarso dan rekan-rekannya seakan tak pernah lelah menjaga eksistensi kepang jaranan dor. Berbagai hal rela dilakukannya demi kepang jaranan dor yang terus bergairah, termasuk ketika ia harus mengeluarkan sebagian hartanya.

"Kepangan dor itu pernah vakum sehingga kami Paguyuban Turonggo Giri Sakti khususnya kepangan dor ini kita berupaya mencarikan dana. Kita patungan waktu itu karena alat patunganntlya itu tidak lengkap. Jadi kita patungan beli alat." papar Tiarso.

Dedikasi Tiarso terhadap kepang jaranan dor terekam dalam karya dari Fuji Firman yang berpartisipasi dalam Lomba Rekam Maestro yang digelar GNFI bersama Kemdikbud RI. 

"Kepangan dor bagi saya pribadi juga bisa untuk ibadah untuk menyenangkan orang lain. Saya terus mengabdi ke kepang dor ini. Bahkan mungkin masa tua saya nanti juga untuk kepangan dor ini karena ini adalah budaya yang harus dilestarikan." lanjutnya.

Perang Ketupat di Tempilang, Tradisi Bernuansa Seni yang Jadi Ajang Silaturahmi

Makna Kepang jaranan dor 

Inilah makna kepang jaranan dor. Ternyata, makna itu terdapat pada jumlah pemain yang ikut serta dalam pertunjukan.

"Ada 6 atau 9, menandakan kanan-kiri dari 6 atau 9 itu mengiringi leluhur zaman dahulu, mengiringi sang raja atau sang ratu." ujar Tiarso.

Kepang jaranan dor juga lekat dengan warna hitam, putih, dan merah. Tak sembarangan, ada pula makna khusus yang terkandung dalam ketiga warna tersebut.

"Warna hitam menunjukkan ada roh halus dan warna yang putih adalah kesucian jiwa. Dan keberaniannya di warna merah." lanjut Tiarso.

Dengan segala maknanya, Tiarso berharap agar kepang jaranan dor khas Tengger bisa terus eksis. Menurutnya, melestarikan kesenian lokal memang sudah sepatutnya dilakukan oleh masyarakat Indonesia.

"Harapan saya, pemuda-pemudi seluruh Indonesia itu paling tidak ikut membudayakan yang namanya kesenian lokal yang ada di Nusantara. Paling tidak, itu suatu ikon Indonesia yang nantinya bisa income untuk negara itu sendiri." pungkasnya.

Nenek Renia, Satu dari Sekian Penutur Sastra Lisan “Korehan” yang Masih Setia

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aulli Atmam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aulli Atmam.

AA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.