yozua makes pemerintah harus beri banyak perhatian ke pariwisata - News | Good News From Indonesia 2025

Yozua Makes: Pemerintah Harus Beri Banyak Perhatian ke Pariwisata

Yozua Makes: Pemerintah Harus Beri Banyak Perhatian ke Pariwisata
images info

Yozua Makes adalah pebisnis yang sudah memiliki nama di kancah dunia pariwisata Indonesia. Bersama istrinya Dewi Makes, ia mendirikan grup perhotelan Plataran yang mengedepankan nuansa ke-Indonesia-an yang kuat, baik lewat arsitektur sampai pelayanannya.

Mengutip laman resmi Plataran, Yozua dan Dewi mendirikan Plataran pada 2009 kala keduanya mengubah vila pribadi di Canggu, Bali, menjadi vila boutique yang diberi label "An Exotic Labyrinth of Balinese Luxury" atau "Labirin Eksotis Kemewahan Bali”.

Yozua sendiri memiliki latar belakang menarik. Ia tidak kuliah di jurusan kepariwisataan, melainkan ilmu hukum di Universitas Indonesia (UI). Maka dari itu, ia juga berprofesi sebagai pengacara keuangan dan juga dosen di Fakultas Hukum UI dan Universitas Pelita Harapan (UPH).

Adapun berkecimpung cukup lama di dunia pariwisata membuat Yozua mengerti peran penting kepariwisataan sebagai nadi perekonomian bangsa. Ia pun berharap agar pemerintah memberi banyak perhatian untuk pariwisata di Indonesia demi menarik hati lebih banyak wisatawan asing.

Perhatian Pemerintah

Optimisme dimiliki Yozua terhadap dunia pariwisata Indonesia. Gunung hingga pantai yang menawarkan keelokan pemandangan menurutnya menjadi aset penting bangsa dalam menjaring wisatawan dari berbagai penjuru dunia.

Namun, ia tidak memungkiri bahwa optimismenya akan lebih besar jika pemerintah sadar memberi perhatian lebih kepada kepariwisataan. Sebab menurut Yozua, pemicu roda penggerak perkonomian lewat pariwisata ada di tangan pemerintah selaku pemegang kebijakan.

“Pariwisata kita mesti lebih banyak mendapat perhatian pemerintah karena pemerintah itu pemegang kebijakan,” ucap Yozua kepada Good News From Indonesia dalam segmen GoodTalk.

Yozua juga menyinggung peran masyarakat Indonesia dalam mendukung majunya kepariwisataan tanah air. Berdasarkan pengalamannya, persetujuan atau kesepakatan harus dibuat terlebih dulu dengan masyarakat setempat untuk menggalakkan pariwisata. Jika tidak setuju, ia akan menjauh. Namun, jika setuju, Yozua sebagai pelaku wisata harus memberi timbal balik agar masyarakat juga bisa menarik keuntungan.

“Plataran tidak akan pernah membuat satu destination kalau masyarakat sendiri menolak. Jadi kalau Plataran mau masuk daerah satu tempat, kita tanya dulu masyarakat. Kalau dibilang jangan ganggu, kita menjauh. Kita enggak akan bisa membangun suatu tempat pariwisata kalau masyarakatnya tidak mendukung dan tidak menerima. Untuk itu pelaku pariwisata juga harus bisa merangkul,” ungkap Yozua.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dimas Wahyu Indrajaya lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dimas Wahyu Indrajaya.

DW
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.