tradisi isra mikraj di indonesia yang mungkin belum kawan ketahui - News | Good News From Indonesia 2025

Tradisi Isra Mikraj di Indonesia yang Mungkin Belum Kawan Ketahui

Tradisi Isra Mikraj di Indonesia yang Mungkin Belum Kawan Ketahui
images info

Beragam tradisi unik merayakan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW tersebar di berbagai daerah Indonesia. Setiap tradisi tersebut tidak hanya memiliki keunikan tersendiri, tetapi juga menyimpan nilai budaya dan makna yang mendalam.

Berikut beberapa tradisi unik perayaan Isra Mikraj dari berbagai daerah di Indonesia!

Ambengan di Magelang, Jawa Tengah

Ambengan adalah tradisi di Jawa Tengah yang dilakukan saat perayaan Isra Mikraj. Berdasarkan situs Kemenag, masyarakat membawa dan berbagi makanan dengan orang lain. Tradisi ini bertujuan untuk merasakan kebahagiaan berbagi, bersyukur atas nikmat, dan menerima rezeki dari Allah SWT.

Setiap tradisi Isra Mikraj di berbagai daerah mencerminkan keragaman budaya dan keunikan masyarakat Indonesia dalam memaknai peristiwa penting ini. Dengan melestarikan tradisi ini, nilai-nilai keagamaan dan sosial dapat terus terjaga dalam kehidupan masyarakat.

Nganggung di Bangka Belitung

Dilansir dari situs Warisan Budaya Kemdikbud, tradisi Nganggung merupakan adat Melayu Bangka Belitung, khususnya di Pulau Bangka. Tradisi ini melibatkan masyarakat membawa makanan dari rumah masing-masing ke tempat pertemuan bersama, biasanya saat hari besar Islam. Acara ini diisi dengan doa dan ceramah agama, yang bertujuan mempererat silaturahmi serta memperkuat rasa kebersamaan di kalangan masyarakat Melayu.

Baca juga: Lantunan Me'eraji: Merapalkan Aksara Arab untuk Peringati Isra Miraj di Gorontalo

Pawai Obor di Bandung, Jawa Barat

Di Bandung, masyarakat menggelar Pawai Obor untuk merayakan Isra Mikraj. Berdasarkan catatan redaksi detikcom, acara ini berlangsung di Taman Tegalega. Para peserta pawai membawa obor, berkeliling melalui rute tertentu, sembari meneriakkan yel-yel sebagai bentuk semangat.

Rajaban di Cirebon, Jawa Barat

Di Jawa Barat, tradisi Rajaban dilakukan untuk memperingati Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW. Menurut situs Cendekia Kementerian Agama (Kemenag), tradisi ini biasanya diisi dengan ceramah para ulama serta kegiatan keagamaan lainnya. Tradisi ini berkembang di berbagai wilayah Jawa Barat dan sekitarnya.

Nyadran Siwarak di Semarang, Jawa Tengah

Nyadran menjadi bagian tradisi umat Islam dalam menyambut hari besar agama. Di Semarang, tradisi Nyadran Siwarak dilakukan dengan kirab budaya mengelilingi kampung. Masyarakat membawa replika burung siwarak yang dibuat dari buah-buahan dan sayuran. Kirab ini juga dimeriahkan oleh musik tradisional seperti lesung dan thek-thek. Para peserta diwajibkan memakai pakaian adat Jawa serta caping.

Khataman Kitab Arjo di Temanggung, Jawa Tengah

Di Temanggung, Jawa Tengah, terdapat tradisi Khataman Kitab Arjo untuk memperingati Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW. Berdasarkan situs NU Online, kegiatan ini melibatkan pembacaan Kitab Arjo, yaitu kitab berbahasa Jawa dengan tulisan Arab Pegon yang ditulis oleh KH Ahmad Rifai al-Jawi. Kitab ini menguraikan kisah Isra Mikraj secara mendalam.

Ngusiran di Lombok, Nusa Tenggara Barat

Di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), tradisi Ngusiran menjadi salah satu cara masyarakat memperingati Isra Mikraj. Menurut situs resmi Dinas Pariwisata NTB, tradisi ini berupa "ngurisan" atau mencukur rambut bayi yang baru lahir atau berusia di bawah enam bulan. Kegiatan ini biasanya diadakan di masjid atau musala pada hari besar agama Islam. Uniknya, semua tokoh agama dan masyarakat yang hadir di acara tersebut ikut mencukur atau menyentuh kepala bayi tersebut.

Selain tradisi Ngusiran, masyarakat Lombok juga memiliki tradisi lain seperti Musik Garantung, Ruah Maulud, Praja Maulud, Migel, dan Kemang Male dari Sumbawa.

Rejeban Peksi Buraq di Yogyakarta

Berdasarkan informasi dari Portal Resmi Pemerintah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta, tradisi Rejeban Peksi Buraq menjadi salah satu bentuk perayaan Isra Mikraj di Yogyakarta. Upacara ini merupakan perpaduan antara tradisi Islam, budaya Jawa, dan Hindu.

Dalam pelaksanaannya, Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat mengadakan ritual Hajad Dalem Yasa Peksi Buraq. Kata "Yasa" bermakna membuat atau menciptakan, sedangkan "Peksi" berarti burung, dan "Buraq" mengacu pada makhluk yang dipercaya menjadi kendaraan Nabi Muhammad SAW saat Isra Mikraj.

Baca juga: Isra Miraj atau Isra Mikraj? Berikut Penulisan yang Benar Menurut KBBI dan EYD

Apa Maknanya Bagi Kita?

Ilustrasi Pawai Obor
info gambar

Perayaan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW di berbagai daerah di Indonesia mencerminkan kekayaan budaya yang memadukan nilai-nilai keagamaan dengan tradisi lokal. Setiap daerah memiliki cara unik untuk memperingati momen bersejarah ini, baik melalui ritual keagamaan, upacara adat, maupun kegiatan yang mempererat silaturahmi di antara masyarakat.

Keberagaman tradisi ini tidak hanya menjadi bukti nyata harmonisasi antara agama dan budaya, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kebersamaan, rasa syukur, dan penghormatan terhadap warisan leluhur. Dengan melestarikan tradisi-tradisi ini, generasi mendatang dapat terus memahami pentingnya peringatan Isra Mikraj serta nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

WO
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.