mengenal teknologi ccu yang digunakan pemerintah untuk tekan emisi industri - News | Good News From Indonesia 2025

Mengenal Teknologi CCU yang Digunakan Pemerintah untuk Tekan Emisi Industri

Mengenal Teknologi CCU yang Digunakan Pemerintah untuk Tekan Emisi Industri
images info

Dalam beberapa tahun terakhir, isu lingkungan dan perubahan iklim global menjadi perhatian utama di seluruh dunia.

Negara-negara dengan standar lingkungan yang semakin ketat serta tuntutan konsumen atas produk ramah lingkungan mendorong industri untuk berinovasi.

Konsep seperti net zero carbon emission dan eco-labelling telah menjadi panduan utama dalam menghadapi tantangan ini.

Indonesia, sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan industri yang pesat, juga berkomitmen untuk mengakselerasi transisi menuju industri hijau.

Kinerja Industri Pengolahan Terus Bertumbuh, Industri Furnitur Jadi yang Tertinggi

Komitmen Indonesia Menuju Net Zero Emission 2050

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan pencapaian Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2050. Komitmen ini sejalan dengan target ambisius Indonesia dalam perjanjian Paris, bahkan lebih cepat dari target nasional pada 2060.

Dalam rangka mencapai hal tersebut, Kemenperin menerapkan langkah konkret berupa efisiensi energi, penggunaan teknologi rendah karbon, serta konsep ekonomi sirkular.

Sektor industri, sebagai motor penggerak ekonomi nasional, memiliki tanggung jawab besar dalam pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK). “Dengan dukungan inovasi teknologi, kebijakan yang relevan, dan sinergi yang erat, kami yakin bahwa target NZE dapat tercapai lebih cepat," ujar Sekretaris Jenderal Kemenperin, Eko S. A. Cahyanto sebagaimana dikutip dari keterangan resmi.

Indonesia Berpeluang Menjadi Raja Industri Pulp dan Kertas, Bagaimana Potensinya?

Teknologi CCU: Solusi untuk Mengurangi Emisi Karbon

Salah satu teknologi yang menjadi andalan dalam menekan emisi karbon adalah Carbon Capture Utilization (CCU).

Teknologi ini memungkinkan karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan oleh proses industri untuk ditangkap, diproses, dan diubah menjadi produk yang bernilai ekonomis. Contohnya, CO2 yang tertangkap dapat digunakan untuk bahan baku di industri petrokimia atau diubah menjadi bahan konstruksi.

Proyek percontohan penggunaan teknologi CCU saat ini tengah dilaksanakan melalui kerja sama antara Kemenperin, UWin Resources Regeneration Inc., dan PT Petrokimia Gresik. Pilot project ini diharapkan menjadi acuan bagi sektor industri lain yang menghasilkan emisi karbon tinggi.

“Proyek ini adalah langkah awal yang sangat penting. Kami berharap teknologi CCU dapat diterapkan secara luas di berbagai sektor,” ujar Eko.

Pembangunan Berkelanjutan Jadi Fokus Utama Perencanaan Nasional, Apa Upaya Mewujudkannya?

Subsektor Prioritas Dekarbonisasi

Kemenperin telah mengidentifikasi sembilan subsektor industri prioritas dalam upaya dekarbonisasi, termasuk semen, pupuk, besi & baja, serta pulp dan kertas.

Keempat subsektor ini menjadi fokus karena kontribusinya yang signifikan terhadap total emisi karbon nasional. Pendekatan yang digunakan mencakup:

  1. Penggunaan teknologi rendah karbon.
  2. Efisiensi energi di seluruh rantai produksi.
  3. Pencegahan polusi dengan konsep produksi bersih.
Industri Manufaktur Terus Melesat! Jadi Kunci Utama Surplus Perdagangan Indonesia

Sinergi Kebijakan dan Transformasi Kawasan Industri

Untuk mendukung penerapan teknologi rendah karbon, Kemenperin tengah menyusun kebijakan khusus yang mengintegrasikan prinsip ekonomi sirkular.

Salah satu fokusnya adalah transformasi kawasan industri menjadi Smart-Eco Industrial Park. Di dalam kawasan ini, perusahaan dapat berkolaborasi untuk memanfaatkan produk sampingan dari proses produksi, menciptakan ekosistem yang efisien dan ramah lingkungan.

Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional, Tri Supondy, menegaskan bahwa kawasan industri generasi keempat ini akan menjadi langkah strategis dalam meningkatkan daya saing global sekaligus menekan dampak lingkungan.

Proyek percontohan CCU di PT Petrokimia Gresik diharapkan tidak hanya berhasil menekan emisi CO2, tetapi juga mempercepat transformasi menuju industri yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Dengan keterlibatan pemerintah, pelaku industri, dan mitra internasional, Indonesia optimis dapat mencapai target NZE pada 2050.

Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia tidak hanya serius dalam menangani perubahan iklim, tetapi juga memberikan contoh nyata bagi industri lainnya.

Dengan implementasi teknologi seperti CCU dan kebijakan ramah lingkungan, Indonesia tidak hanya dapat memperkuat daya saingnya di pasar internasional, tetapi juga memainkan peran penting dalam menjaga kelestarian planet ini.

Ada 3 Pilar yang Jadi Strategi untuk Stabilitas Ekonomi dan Perkuat Pasar Internasional, Apa Saja?

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

MF
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.