mengenal nyongkolan tradisi perayaan pernikahan adat sasak yang unik - News | Good News From Indonesia 2025

Mengenal Nyongkolan, Tradisi Perayaan Pernikahan Adat Sasak yang Unik

Mengenal Nyongkolan, Tradisi Perayaan Pernikahan Adat Sasak yang Unik
images info

Kawan GNFI, tahukah kalian bahwa di Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat masih menyimpan tradisi unik? Yakni ketika pengantin wanita dan pria akan merayakan pernikahannya atau nyongkolan.

Nyongkolan tidak hanya menjadi simbol kebahagiaan kedua belah pihak pengantin dan keluarganya, tetapi mencerminkan nilai-nilai solidaritas, kebersamaan, dan penghormatan terhadap adat.

Menurut Yulianti (2018), nyongkolan merupakan tradisi pernikahan yang dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat suku sasak ketika menyambut upacara pernikahan, dan kabarnya nyongkolan hanya berlaku di masyarakat suku Sasak.

Hal ini membuktikan bahwasanya negara Indonesia memiliki keberagaman yang luar biasa indah lho, Kawan GNFI. Indonesia menjadi tempat bagi berbagai tradisi yang mencerminkan identitas dan harmoni masyarakat dari berbagai suku, agama, dan ras.

Makna dan Filosofi Adat Nyongkolan

Nyongkolan berasal dari bahasa Sasak, yang artinya adalah “mengiring.” Dalam tradisi ini, pengantin pria dan wanita diarak menuju rumah keluarga pengantin wanita atau lokasi resepsi dengan iringan alat musik tradisional gendang beleq, sebuah alat musik tradisional khas Sasak yang memiliki suara nyaring dan megah.

10 Ungkapan Bahasa Sasak di Lombok yang Harus Kawan Tahu

Prosesi nyongkolan memiliki makna mendalam, yaitu memperkenalkan pasangan pengantin kepada masyarakat luas sebagai keluarga baru, sekaligus meminta restu dan doa untuk kehidupan mereka ke depan.

Filosofi nyongkolan erat kaitannya dengan nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan penghormatan terhadap adat lho, Kawan GNFI. Penelitian oleh Susilawati et al. (2022) menyebutkan bahwa tradisi nyongkolan tidak hanya sebagai ritual seremonial, tetapi juga menjadi media untuk memperkuat hubungan sosial antarkeluarga kedua belah pihak, serta antarwarga. Selain itu, nyongkolan juga merupakan simbol budaya masyarakat Sasak yang diwariskan secara turun-temurun.

Prosesi Pelaksanaan Nyongkolan

Pelaksanaan nyongkolan diawali dengan persiapan yang melibatkan banyak pihak, mulai dari keluarga pengantin pria dan wanita, masyarakat hingga tokoh adat setempat. Pengantin pria dan wanita mengenakan pakaian adat Sasak lengkap dengan aksesoris khas seperti songket dan kain ikat yang melambangkan kemakmuran dan kesucian.

Iringan prosesi biasanya dipimpin oleh kelompok pemain gendang beleq. Dalam jurnal The Role of Traditional Music in Sasak Rituals (2023), musik gendang beleq disebut tidak hanya sebagai pengiring, tetapi juga sebagai elemen penting yang menciptakan suasana khidmat dan penuh kegembiraan. Iringan musik ini juga menyampaikan doa-doa keberkahan bagi pasangan pengantin.

Sepanjang perjalanan prosesi, masyarakat yang berpartisipasi membawa seserahan berupa hasil bumi atau makanan tradisional. Hal ini mencerminkan nilai gotong royong dan penghormatan kepada keluarga mempelai wanita.

Prosesi ini diakhiri dengan sambutan hangat di rumah mempelai wanita, di mana keluarga besar kedua belah pihak bertemu untuk meresmikan pernikahan dalam suasana penuh kebahagiaan.

Dampak Sosial Nyongkolan

Sebagai tradisi yang melibatkan masyarakat luas, nyongkolan memiliki dampak sosial yang sangat berpengaruh. Ritual ini mempererat hubungan antarwarga, karena seluruh komunitas ikut serta dalam mempersiapkan dan menjalankan prosesi. Dalam konteks budaya, nyongkolan juga menjadi media pelestarian seni dan tradisi Sasak, mulai dari musik, tarian, hingga pakaian adat.

Mengenal Bebubus, Pengobatan Tradisional Suku Sasak

Namun, tantangan di era modern tidak dapat diabaikan. Urbanisasi, perubahan gaya hidup, dan pengaruh budaya luar membuat beberapa elemen tradisi mulai tergeser. Penelitian dari Regasa dan Ettisa (2023) menunjukkan bahwa komersialisasi budaya lokal dapat mengurangi nilai sakral tradisi ini. Selain itu, konflik sosial kadang terjadi. Terutama ketika prosesi nyongkolan mengganggu aktivitas lalu lintas di daerah perkotaan. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang bijak untuk menjaga keseimbangan antara pelestarian tradisi dan adaptasi terhadap kebutuhan zaman.

Masa Depan Nyongkolan

Nyongkolan memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu daya tarik budaya Indonesia, khususnya daerah Lombok, di mata dunia. Untuk mewujudkan hal ini, diperlukan kolaborasi antara masyarakat adat, pemerintah, dan sektor pendidikan dalam menjaga nilai-nilai luhur tradisi ini.

Upaya seperti penyelenggaraan festival budaya, edukasi tentang pentingnya tradisi, dan promosi internasional dapat dilakukan untuk meningkatkan apresiasi terhadap nyongkolan.

Bagi yang penasaran untuk melihat bagaimana prosesi adat nyongkolan, Kawan GNFI dapat menemuinya ketika berkunjung ke Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Sebagai generasi muda, penting bagi Kawan GNFI untuk memahami makna di balik tradisi ini dan melibatkan diri dalam pelestariannya. Nyongkolan bukan hanya ritual adat, tetapi juga cerminan jati diri bangsa yang kaya akan harmoni dan kebersamaan.

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

BH
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.