Dalam dunia yang penuh tantangan, kisah Dimas Aditia membuktikan bahwa latar belakang bukanlah penghalang untuk meraih impian. Terlahir dari keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah, Dimas menunjukkan tekad dan semangat yang kuat untuk mengejar pendidikan tinggi meskipun menghadapi berbagai rintangan.
Dengan memanfaatkan beasiswa dan pengalaman magang, Dimas berhasil menginspirasi banyak orang. Yuk, simak kisahnya yang menginspirasi.
Dari Bidikmisi hingga LPDP
Dimas Aditia, adalah alumni inspiratif dari jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Lampung (Unila). Saat ini, Dimas sedang menjalani program Master of Arts pada jurusan Contemporary History di University of Sussex, United Kingdom.
Sejak masa kuliah S1,Dimas telah menerima beasiswa Bidikmisi dan kini mendapatkan beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) kategori Luar Negeri jalur Afirmasi Prasejahtera untuk studi S2.
Sejak kecil, Dimas telah membangun mimpi kuat. Ia berkembang di negeri asing yang dingin untuk memenuhi cita-citanya. Lahir dan dibesarkan dalam keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah, Dimas tidak membiarkan kondisi tersebut menghentikan niatnya untuk mengejar pendidikan tinggi. Kemudian saat SMA, Ia mulai merancang strategi masa depannya.
Baca juga: Mengenal Apa itu Beasiswa LPDP 2025 yang Resmi Dibuka pada 17 Januari 2025
Dimas menyadari bahwa jalannya tidak akan mudah, tetapi kecintaannya terhadap pengetahuan, semangat untuk belajar hal-hal baru, dan interaksi dengan orang-orang di sekitarnya mendorongnya untuk melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang yang lebih tinggi.
Menciptakan Pengalaman Melalui Magang
Banyak orang mungkin meragukan bagaimana seorang fresh graduate dapat menemukan peta mimpi sebagai langkah awal dalam rencana karir mereka, tetapi Dimas Aditia berhasil menepis asumsi tersebut. Dengan pendekatan yang proaktif, ia mengeksplorasi berbagai peluang dan menyesuaikan tujuan karirnya dengan minat dan bakat yang dimilikinya.
Melalui berbagai pengalaman, baik di dunia akademis maupun profesional, Dimas menunjukkan bahwa dengan ketekunan dan rasa ingin tahu, seorang freshgraduate dapat merancang jalur karir yang jelas dan bermakna.
Sejak semester lima di jenjang S1 pada tahun 2020, Dimas mengikuti perkuliahan asinkronus di lima kampus yang berbeda berkat program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yaitu Universitas Gadjah Mada, Uiversitas Nenegri Yogyakarta, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur, Universitas Pendidikan Ganesha, dan Chevening Alumni Association Indonesia (CAAI).
Berbagai aktivitas diikutinya, termasuk magang di SDGs Centre Universitas Lampung pada tahun 2020, magang di Bappenas RI pada TPB/SDGs pada tahun 2022, menjadi staf administrasi di Badan Pengelola Kuliah Kerja Nyata (BPKKN) Universitas Lampung pada tahun 2023, dan puncaknya, magang di UCLG ASPAC, Balai Kota DKI Jakarta pada tahun 2023
Meskipun awalnya berencana untuk belajar di Amerika Serikat, Dimas justru harus menempuh studi di negeri Ratu Elizabeth. Dimas sempat mengikuti program short course di Arizona State University melalui program USINDO-GRASP pada tahun 2023, tetapi sebuah tragedi yang memaksanya untuk mengubah arah rencana secara total.
Proses belajar Bahasa Inggris dilakukan selama enam bulan di sebuah kampus Islam negeri di Jakarta pada tahun 2023-2024, di mana Dimas harus bersahabat dengan IELTS. Setelah mengambil tes resmi dan mendaftar ke kampus luar negeri, Dimas berhasil mengamankan surat penerimaan (LoA) dari beberapa universitas ternama, seperti National University of Singapore (NUS), Newcastle University (UK), University of Aberdeen (UK), George Washington University (USA), dan kampus yang saat ini sedang ditempati, University of Sussex (UK).
Tantangan yang dihadapi Dimas
Dimas adalah seorang individu yang berambisi dan berani mengejar mimpinya. Menghadapi keterbatasan ekonomi, Ia berpikir kritis dan mencari solusi untuk mewujudkan tujuannya.
Setelah menerima surat penerimaan dari kampus, Dimas menyadari bahwa rasa tenang tidak datang dengan sendirinya. Berbagai keperluan administrasi, seperti paspor, visa, dan pembayaran asuransi kesehatan, menjadi syarat yang harus dipenuhi.
Dengan kepiawaian komunikasi persuasi yang dimilikinya, Dimas memutuskan untuk menginisiasi sebuah gerakan koperasi simpan dan pinjam. Bersama anggota Pengayaan Bahasa (PB) oleh LPDP yang juga memiliki tujuan studi ke Inggris, mereka sepakat untuk meminjamkan sebagian dana mereka untuk persiapan membuat visa dan asuransi kesehatan.
Dimas harus meminjam dana dari seorang teman untuk menambah biaya akomodasi dan dana darurat karena sistem yang mereka gunakan berbasis reimbursement. Dimas yakin semuanya akan berjalan dengan baik dengan adanya kemauan dan komunikasi yang baik.
Akhirnya, berkat usaha dan kerjasama yang solid, Dimas dan enam temannya berhasil berangkat menuju kampus impian masing-masing.
Karya dan Kontribusi Dimas Aditia untuk Indonesia.
Dimas meyakini bahwa hasil baik akan tercapai, yang terbukti melalui publikasi book review yang dihasilkan bersama tim dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan University of Cambridge. Publikasi ini telah mencapai level Scopus Q1 oleh Taylor & Francis Online, dengan fokus pada tema sejarah buruh dari perspektif gender dalam konteks Uni Soviet (Rusia) pada kajian sejarah kontemporer.
Dimas merefleksikan kontribusinya sebagai bentuk pengabdian kepada negeri, mengalirkan jiwa dan raga untuk pemajuan pendidikan, terutama di bidang sejarah di Indonesia. Sebelum kembali ke tanah air, Dimas telah mengambil peran sebagai Master Teacher (MT) dan Teaching Assistant (TA) di sebuah sekolah bertaraf internasional, ALTA Global School, yang menerapkan Cambridge Curriculum pada program A/AS Level.
Selain itu, Dimas juga mengabdikan diri sebagai mentor di berbagai komunitas nasional yang fokus pada persiapan beasiswa studi lanjut, karya tulis ilmiah, dan Sustainable Development Goals (SDGs).
Dimas meyakini bahwa pengabdian tidak terbatas pada makna pulang ke tanah air, tetapi bisa ditemukan di mana saja, bersama siapa saja, dan kapan saja. Ini termasuk pengabdian jarak jauh yang sedang dilakukannya, di samping kewajiban belajar yang lebih diprioritaskan.
Pesan Inspiratif Dimas Aditia
Melalui WhatsApp, Dimas Aditia menyampaikan pesan yang penuh makna kepada anak muda.
"Tiada pesan yang lebih indah selain saling menyemangati, mendoakan dalam hening, dan bergerak untuk berdampak. Jadikan setiap tempat sebagai sekolah dan setiap orang sebagai guru, sehingga kita dapat terus belajar dan haus akan hal-hal baru. Ini adalah titik balik yang dapat menjadi pembelajaran bagi pembaca. Meskipun latar belakang saya adalah seorang guru sejarah, saya berani melangkah untuk mempelajari hal-hal baru di luar bidang keilmuan. Cobalah untuk menjadi otentik. Jangan batasi mimpimu dengan asumsi 'ah, masa bisa?' Berhentilah meragukan diri dan bergeraklah. Tawarkan nilai yang ada dalam dirimu, berikan kontribusi sederhana yang dapat membawa perubahan, dan jadilah manfaat bagi orang lain!" ujar Dimas, mengakhiri pembicaraan via WhatsApp dengan semangat.
Baca juga: Mengenal Apa itu Beasiswa LPDP 2025 yang Resmi Dibuka pada 17 Januari 2025
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News