Brilliant jerk merupakan sebutan untuk menggambarkan individu atau rekan kerja yang ahli di bidangnya namun berperilaku buruk saat bekerja dalam tim. Istilah ini dipopulerkan oleh CEO Netflix, Reed Hastings setelah mengambil keputusan berani dengan memecat karyawannya yang termasuk pada kategori tersebut.
Fenomena tersebut kemudian menjadi perhatian serius dalam dunia kerja, terutama dalam perusahaan yang mengedepankan kerja tim dan budaya kerja yang sehat.
Melansir dari Netflix, Reed Hastings dalam presentasinya berjudul Netflix Culture: Freedom and Responsibility pada Agustus 2009 mengatakan jika beberapa perusahaan membolehkan brilliant jerk Namun, bagi Netflix hal tersebut tidak sebanding dengan harga dari efektivitas kerja tim yang terlalu tinggi. Dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh brilliant jerk terhadap kerja tim dan budaya perusahaan juga sangat besar
Reed Hastings menegaskan bahwa perusahaan yang membiarkan brilliant jerk pada akhirnya berpotensi rusak secara internal. Sebab, dirinya berpendapat jika individu seperti ini bisa menjadi teroris budaya yang merusak nilai-nilai perusahaan.
Baca juga: Punya Rekan Kerja Bermuka Dua? Hadapi dengan Cara yang Tepat!
Karakteristik Brilliant Jerk
Mengutip dari Wellhub, karakteristik yang dimiliki brilliant jerk di antaranya sebagai berikut:
- Sering menjadi pelopor inovasi atau solusi di tempat kerja.
- Punya hasil kerja yang sering kali melampaui ekspektasi.
- Biasanya susah membangun hubungan harmonis dengan rekan kerja.
- Lebih suka bekerja sendiri dibandingkan berbagi ide atau tanggung jawab dengan orang lain.
- Biasanya menunjukkan sikap merendahkan atau menyalahkan rekan kerja.
- Sulit menerima kritik dan lebih memilih mempertahankan egonya.
Pelatihan dan pembinaan bisa mengubah perilaku mereka. Namun, jika masih tidak ada perubahan maka PHK jadi langkah terakhir yang harus diambil. PHK ini dilakukan bertujuan untuk melindungi budaya kerja yang telah terbentuk sehingga brilliant jerk tidak bisa merusaknya
Isi Presentasi Netflix Culture
Dalam presentasi yang berisi 125 halaman, Netflix menjelaskan manajemen dan filosofi budayanya untuk mempersiapkan calon karyawan untuk bekerja dengan operasi DVD-by-mail saat itu. Presentasi tersebut, yang sebelumnya digunakan sebagai dokumen orientasi internal bagi karyawan baru, menawarkan gambaran sekilas tentang budaya operasi teknologi yang sedang berkembang.
Beberapa aspek filosofi manajemen Netflix langsung menimbulkan kontroversi, seperti budaya kinerja tinggi, tidak adanya kebijakan liburan formal, dan penolakan terhadap "orang-orang bodoh yang brilian". Namun, dokumen tersebut juga memberikan contoh bagi pengusaha lain, yang sejak itu telah mengadopsi beberapa aspeknya, atau mulai memformalkan dan bersikap lebih transparan tentang budaya mereka sendiri.
- Karyawan tidak hanya punya kendali atas jam kerja mereka, tetapi juga memiliki liburan tanpa batas.
- Terlalu banyak proses dapat menghalangi orang melakukan pekerjaan mereka secara efisien.
- Cara terbaik untuk menarik dan membina karyawan inovatif seiring pertumbuhannya adalah dengan memberi mereka kebebasan. Namun hanya berlaku apabila mereka merupakan orang bertanggung jawab dan memiliki motivasi diri.
- Mempekerjakan dan mendukung karyawan yang berkinerja terbaik dan secara rutin memecat mereka yang tidak memenuhi syarat.
- Satu karyawan luar biasa dapat menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dan biayanya lebih murah daripada dua karyawan yang memadai.
- Ujian penjaga, metode untuk menyingkirkan karyawan yang berkinerja baik atau buruk.
- Transparansi radikal.
- Tidak peduli seberapa keras karyawan bekerja, atau berapa jam mereka berada di kantor yang terpenting adalah hasilnya.
- Sangatlah sehat bagi karyawan untuk melakukan wawancara dengan pesaing.
- Perusahaan tidak akan menoleransi orang yang disebutnya briliant jerk atau orang yang berbakat tetapi tidak bisa bergaul dengan baik dengan orang lain.
Sumber:
https://peterstark.com/handle-a-brilliant-jerk/
https://www.businessinsider.com/netflix-culture-deck-top-most-impactful-slides-2019-10
https://about.netflix.com/en/news/sharing-our-latest-culture-memo
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News