Pernahkah Kawan GNFI bertanya-tanya, bagaimana bahasa bisa muncul? Dari mana asal usul kata-kata yang kita gunakan sekarang? Mengapa kucing bisa dinamakan kucing dan lain sebagainya? Yuk, simak artikel ini untuk mencari tahu!
Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Bahasa terdiri atas dua bentuk, yakni lisan dan tulisan. Bahasa lisan muncul jauh lebih dulu daripada bahasa tulisan. Bukti kemunculan bahasa lisan pertama belum ditemukan, sementara bukti tulisan pertama di dunia adalah Cuneiform yang ditemukan di Mesopotamia pada 3100–3000 SM.
Sebab belum dapat menemukan bukti pasti munculnya bahasa lisan, para ahli mencoba berteori mengenai asal mula bahasa. Berikut teori-teori beserta penjelasannya.
Teori Sumber Suci
Menurut teori ini, bahasa adalah anugerah dari Sang Pencipta untuk keperluan komunikasi manusia. Dalam kepercayaan agama-agama samawi, terdapat kisah Adam sebagai manusia pertama di muka bumi yang diciptakan dengan akal dan pikiran, termasuk kemampuan berbahasa.
Ada juga kisah Nabi Isa yang memiliki mukjizat dapat berbicara sewaktu bayi. Sementara itu, dalam kepercayaan Hindu, bahasa diturunkan oleh Dewi Saraswati.
Teori Bow-Wow
Teori ini sering disebut dengan teori onomatope. Berdasarkan teori ini, manusia menciptakan kata-kata dengan cara menirukan suara alam, misalnya anak-anak menyebut kucing dengan kata ‘meong’ dan nama hewan tokek yang diambil dari suara hewan tersebut.
Teori ini cukup menjelaskan asal usul beberapa nama benda yang kita kenal sekarang. Namun, asal usul penamaan benda mati dan hal-hal yang sifatnya abstrak tidak dapat dijawab oleh teori ini. Bahasa bersifat arbitrer atau manasuka. Tidak ada alasan pasti dibalik penamaan suatu hal. Jadi, suatu kata kemudian digunakan bersama atas dasar kesepakatan kelompok.
Teori Pooh-Pooh
Bahasa menurut teori ini berasal dari ujaran-ujaran instingtif yang diproduksi oleh manusia. Ujaran-ujaran ini memuat suatu emosi. Contohnya ujaran ‘aww’ yang muncul ketika kesakitan dan ‘wow’ yang muncul ketika merasa takjub saat melihat sesuatu. Kata-kata semacam ini disebut juga interjeksi atau kata seru.
Teori Yo-He-Ho
Teori ini menjelaskan bahwa bahasa muncul dari aktivitas fisik dan interaksi dengan manusia lain. Misalnya, ketika bekerja sama membuat suatu barang yang memerlukan kekuatan, manusia primitif mengeluarkan bunyi-bunyi tertentu yang kemudian membentuk kata-kata. Selanjutnya, kata-kata tersebut digunakan untuk menamai pekerjaan yang sedang dilakukan.
Teori Isyarat
Menurut teori ini, isyarat lebih dulu digunakan manusia dibanding ujaran. Ekspresi wajah dan gestur tubuh termasuk dalam isyarat yang dimaksud. Penganut teori ini menghubungkan penggunaan isyarat oleh hewan yang tidak dapat berbahasa.
Contohnya adalah Plains Indian Sign Language (PISL), sistem isyarat milik suku penduduk asli Amerika yang menetap di daerah Great Plains, Amerika Utara. PISL digunakan sebagai alat komunikasi antarsuku yang berbeda bahasa.
Teori-teori mengenai asal mula bahasa di atas menarik untuk ditelusuri. Berkaitan dengan hal tersebut, terdapat beberapa kisah penelitian yang pernah dilakukan untuk membuktikan asal mula bahasa.
Baca juga: Bahasa Isyarat, Awal Mula di Indonesia untuk Disabilitas
Kisah Psammetichus
Herodotus, seorang penulis Yunani pernah melaporkan bahwa Raja Psammetichus dari Mesir melakukan eksperimen bahasa terhadap dua bayi. Ia mengisolasi dua bayi tersebut dan tidak pernah mengajak mereka mengobrol selama dua tahun. Menariknya, mereka tetap dapat berbahasa.
Kata pertama yang mereka ucapkan adalah bekos, sebuah kata dari bahasa Phyrgian yang berarti ‘roti’. Para ahli kemudian beranggapan bahwa kata ini muncul dari dua bayi yang meskipun terisolasi dan tidak diajak bicara, tetap dapat mendengar dan meniru ujaran pelayan yang memberi mereka makan setiap hari.
Kisah Akbar Yang Agung
Akbar Yang Agung dari Kerajaan Mughal juga melakukan eksperimen serupa. Ia membesarkan seorang bayi selama dua tahun tanpa diajari berbicara. Hasilnya, bayi tersebut sama sekali tidak dapat berbahasa. Ia hanya dapat mengeluarkan bunyi-bunyi yang tidak bermakna. Eksperimen ini menunjukkan bahwa bahasa diperoleh melalui interaksi sosial berupa pengajaran.
Baca juga: Inilah Asal-Usul Bahasa Indonesia
Itulah beberapa teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan asal mula bahasa. Menurut Kawan GNFI, teori mana yang paling tepat?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News