iPusnas, aplikasi membaca dari pemerintah, seolah menjadi solusi bagi para pecinta buku yang ingin membaca secara gratis dan legal. Bagaimana tidak? Aplikasi ini menyediakan ribuan macam buku dari berbagai genre.
Dikutip dari situs resmi Perpusnas, iPusnas memiliki koleksi lebih dari 70 ribu judul buku dan 800 ribu salinan e-book. Dengan koleksi sebanyak itu, sangat masuk akal jika iPusnas menjadi andalan bagi para pecinta buku.
Sering Error Setelah Update
Sayangnya, setelah mengalami pembaharuan yang cukup signifikan di akhir tahun 2024, aplikasi iPusnas justru semakin sering dikeluhkan oleh para penggunanya. Ini bukan tanpa alasan, sebab iPusnas kian sering mengalami error atau gangguan.
Gangguannya pun bermacam-macam, seperti seringnya akun ter-logout sendiri, buku harus diunduh berulang kali, gagal login, hingga riwayat peminjaman buku yang sering hilang.
Baca juga: Stop Baca Buku Bajakan! iPusnas Solusinya
6 Aplikasi Membaca Gratis Selain iPusnas
Karena iPusnas sering galat, Kawan GNFI yang suka membaca buku digital harus mencari alternatif lain. Di bawah ini, ada beberapa aplikasi yang bisa Kawan coba. Tenang saja, semuanya gratis, kok!
1. iJateng
iJateng adalah iPusnas-nya Pemda Jawa Tengah. Namun, meskipun milik Jateng, bukan berarti aplikasi ini hanya diperuntukan bagi warga Jateng saja. Kawan GNFI dari seluruh Indonesia tetap bisa mengakses dan meminjam buku di aplikasi ini.
Kelebihan dari iJateng sendiri adalah aplikasinya lebih stabil dan tidak sering mengalami gangguan. Hanya saja, koleksi bukunya tidak sebanyak di iPusnas.
Di situs resmi Pemda Jawa Tengah juga disebutkan kalau koleksi buku iJateng mencapai 26.196 eksemplar di tahun 2017 dan akan terus bertambah setiap tahunnya.
2. iJogja
Hampir sama seperti iJateng, iJogja juga merupakan aplikasi karya Pemda setempat. Bedanya, iJogja berasal dari Yogyakarta, sesuai namanya.
Meski begitu, iJogja pun tetap bisa diakses oleh Kawan GNFI di seluruh penjuru negeri. Bahkan, menurut jurnal Trend Pencarian Informasi Melalui Aplikasi Ijogja oleh Generasi Milenial di Grhatama Pustaka Yogyakarta, aplikasi iJogja sudah diunduh lebih dari 1.000 pengguna.
Dari segi tampilan aplikasi, iJogja juga memiliki kemiripan dengan iJateng, yakni sama-sama serupa dengan tampilan iPusnas sebelum update. Jadi, Kawan GNFI yang sudah familiar dengan iPusnas tempo dulu tidak akan kesulitan untuk beradaptasi dengan aplikasi ini.
3. Candil
Candil merupakan singkatan Maca Dina Digital Library dari Bahasa Sunda yang berarti membaca di perpustakaan digital.
Aplikasi yang dipersembakan oleh Pemda Jawa Barat ini memiliki tampilan yang cukup berbeda dari dua aplikasi sebelumnya. Dengan kata lain, tampilan Candil tidak seperti iPusnas tempo dulu.
Selain itu, aplikasi ini memiliki keunikan tersendiri. Layaknya di perpustakaan nyata, Kawan GNFI bisa langsung membaca buku tanpa perlu meminjamnya terlebih dahulu. Hanya saja, buku tersebut tidak akan tersimpan di akun Candil Kawan GNFI.
Namun, jika buku yang dibaca terasa menarik, Kawan GNFI juga bisa meminjam buku tersebut. Hal ini tentunya menguntungkan kita sebagai pembaca karena jatah kuota peminjaman buku kita tidak akan terbuang sia-sia.
Uniknya lagi, Candil memiliki ranking pembaca aktif tiap bulan. Ini bisa menjadi motivasi. Siapa tahu Kawan GNFI bisa jadi salah satu top reader, kan?
Baca juga: Intip 10 Buku Terlaris Tahun 2020 Versi Ipusnas Perpustakaan Nasional
4. MPR Digital Library
Meskipun dinamai MPR Digital Library, aplikasi ini tidak hanya berisi buku-buku tentang MPR atau kenegaraan saja. Kawan GNFI bisa menemukan berbagai buku dari beragam genre.
Selain itu, aplikasi ini memiliki tampilan yang sangat mirip dengan iPusnas tempo dulu, seperti halnya iJateng dan iJogja.
5. Ruang Buku Kominfo
Aplikasi digital library persembahan Kominfo ini memang menyediakan buku yang dapat dibaca secara gratis. Namun, cara untuk mendaftar di Ruang Buku Kominfo memang sedikit unik. Kawan GNFI harus mengirimkan data diri melalui surel [email protected] atau melalui tautan yang disediakan Kominfo.
Selain itu, jika akun Ruang Buku Kominfo tidak aktif selama tiga bulan, maka akun tersebut akan dinonaktifkan. Jadi, pastikan Kawan GNFI terus aktif membaca, ya!
6. Eperpusdikbud
Dari namanya saja sudah jelas, aplikasi ini dibuat oleh Kemendikbud. Koleksinya lengkap, mulai dari buku fiksi, nonfiksi, koran, majalah, sampai jurnal. Semuanya bisa diakses gratis, jadi Kawan GNFI tidak ada alasan untuk tidak mencoba aplikasi yang satu ini.
Selain itu, tampilan dari aplikasi ini cukup mirip dengan Gramedia Digital (aplikasi membaca buku berbayar). Ini karena Kemendikbud dan Gramedia memang berkolaborasi untuk membuat perpustakaan digital ini demi memperkuat budaya literasi di Indonesia. Jadi, jangan heran kalau keduanya memiliki sedikit kemiripan.
Nah, itulah enam aplikasi yang bisa jadi alternatif di kala iPusnas sedang tidak baik-baik saja. Kira-kira, Kawan GNFI mau coba yang mana dulu, nih?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News