atasi intrusive thoughts pikiran jahat yang suka mengganggu tiba tiba - News | Good News From Indonesia 2025

Atasi Intrusive Thoughts, Pikiran “Jahat” yang Suka Mengganggu Tiba-Tiba

Atasi Intrusive Thoughts, Pikiran “Jahat” yang Suka Mengganggu Tiba-Tiba
images info

Malam itu Joni hanya rebahan di kamar. Tidak ada aktivitas khusus yang dilakukan selain scrolling ria di medsos. Namun, entah dari mana dan bagaimana, mendadak terbesit di benak Joni, “Gimana kalau aku melempar kucingku dari jendela sekarang?” Seketika itu pula, Joni merasa tertekan dan bersalah sudah berpikir demikian.

Nah, pikiran sejenis itu disebut dengan intrusive thoughts, Kawan. Isinya berupa khayalan atau pikiran buruk dan mengganggu yang tidak diinginkan. Intrusive thoughts terjadi di luar kendali, tanpa aba-aba, serta bisa muncul kapan saja.

Seorang pria yang duduk di bangku taman dan menunduk sambil memegang kepala.
info gambar

Sebetulnya, intrusive thoughts terbilang lumrah karena nyaris semua orang pernah mengalaminya. Asalkan Kawan GNFI tidak menuruti pikiran-pikiran tersebut, maka mereka tidak mengancam. Jadi kalau mengalami intrusive thoughts cukup abaikan dan biarkan lalu saja.

Akan tetapi, kalau terjadi terlalu sering, intrusive thoughts bisa mengganggu rutinitas. Terutama jika pikiran tersebut berkaitan dengan gangguan mental seperti OCD (obsessive-compulsive disorder) atau PTSD (post-traumatic stress disorder). Intrusive thoughts dapat dipicu oleh stres, anxiety, bahkan trauma psikis.

Yuk, baca lebih lanjut untuk mempelajari cara mengatasinya.

Mengenali Jenis Intrusive Thoughts

Sebelum tahu cara mengatasinya, penting bagi Kawan GNFI untuk bisa mengidentifikasi apa saja yang termauk intrusive thoughts. Dilansir oleh WebMD, beberapa di antaranya yaitu:

  1. Pikiran seksual. Umumnya, pikiran seksual termasuk normal. Namun jika Kawan merasa terganggu olehnya, bisa jadi ia termasuk ke dalam intrusive thoughts bagi Kawan GNFI.
  2. Pikiran yang mengandung kekerasan, yaitu Kawan terpikir untuk menyakiti orang lain atau diri sendiri.
  3. Pikiran negatif yang merendahkan diri. Saat Kawan mulai memandang rendah dan melabeli diri dengan umpatan-umpatan buruk, saatnya waspada karena pikiran tersebut juga termasuk intrusive thoughts. Kalau berlebihan bisa membuat Kawan GNFI merasa kewalahan dan memperburuk kondisi mental.
  4. Pikiran yang berkaitan dengan kesehatan. Biasanya dipicu oleh rasa takut berlebih akan bakteri dan kuman. Kawan bisa merasa mual saat memikirkan tentang bersentuhan dengan benda-benda di lingkungan sekitar maupun orang lain.
  5. Pikiran seputar religi. Pikiran jenis ini bisa membuat Kawan GNFI khawatir berlebihan kalau Kawan sudah berbuat dosa dan membuat marah Tuhan yang Kawan sembah.
  6. Pikiran soal mempermalukan diri di publik. Kawan akan merasa cemas dan ketakutan akan berbuat hal yang memalukan atau tidak pantas di keramaian.
  7. Pikiran soal kematian dan bunuh diri. Kawan mungkin akan terpikir soal bagaimana Kawan akan mati atau terbesit keinginan untuk menyakiti diri. Jika semakin parah, waspada dan segera hubungi hotline pencegahan bunuh diri milik Kemenkes.

Selain dari yang sudah dijabarkan, sebetulnya masih banyak dan bermacam-macam lagi jenis intrusive thoughts yang ada. Bahkan, Kawan GNFI bisa dapat pikiran-pikiran yang aneh, tidak masuk akal, dan tidak ada kaitannya sama sekali dengan hidup yang sedang Kawan jalani.

Inti dari intrusive thoughts adalah mereka sulit dikendalikan dan tidak mendefinisikan diri Kawan sebagai orang jahat atau tak bermoral. Selagi tidak dilakukan dan tidak mengusik hidup Kawan GNFI, maka mereka tidak berarti apa-apa.

Tips mengatasi intrusive thoughts

Meskipun intrusive thoughts tidak bisa dikontrol, Kawan GNFI masih bisa mengikuti langkah-langkah berikut untuk mengurangi frekuensi munculnya dan membantu Kawan untuk tidak terlalu terganggu olehnya.

  1. Mengenal dan menerima intrusive thoughts apa adanya. Kawan GNFI mesti mengakui bahwa intrusive thoughts tidak dapat dikontrol dan tidak menghakimi diri sendiri atas pikiran-pikiran tersebut.
  2. Sabar menunggu pikiran tersebut lewat. Pada akhirnya, intrusive thoughts akan pergi sendiri. Tidak perlu memaksa diri untuk berhenti memikirkannya.
  3. Sadar bahwa intrusive thoughts akan datang lagi. Mereka tidak hilang selamanya, Kawan GNFI sebaiknya memaklumi ini.

Akan tetapi, jangan bergantung pada tips-tips ini saja. Apa lagi jika intrusive thoughts Kawan semakin parah. Banyak yang menyarankan untuk menerima pertolongan dari tenaga kesehatan mental profesional. Mereka bisa mengarahkan Kawan GNFI untuk melakukan terapi atau pengobatan, tergantung dari yang Kawan butuhkan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.