layanan tanpa henti sang tenaga kesehatan - News | Good News From Indonesia 2024

Layanan Tanpa Henti, Sang Tenaga Kesehatan

Layanan Tanpa Henti, Sang Tenaga Kesehatan
images info

Tenaga kesehatan di Puskesmas adalah garda terdepan dalam menghadapi tantangan kesehatan, memberikan harapan, dan menyebarkan kesadaran di akar rumput.”

Masih segar dalam ingatan betapa rumitnya setiap bulan harus pergi ke salah satu puskesmas di Kabupaten Bogor, Jawa Barat demi mendapatkan rujukan ke rumah sakit besar. Saat itu, didiagnosis mengalami salah satu penyakit yang menyerang paru-paru. Pada tahun 2020, situasi semakin berat dengan datangnya pandemi Covid-19, yang mewajibkan masker dan kepatuhan terhadap berbagai protokol kesehatan. 

Tentu saja, mengurus surat rujukan pun menjadi semakin sulit, dimana semakin banyaknya orang yang antre karena dibatasi oleh protokol kesehatan, mengakibatkan harus menunggu berjam-jam demi mendapatkan secarik kertas rujukan dan kebutuhan lainnya. Walau begitu, semua pasien di sana memiliki tujuan yang sama, yakni berjuang untuk sembuh. 

Di tengah hiruk-pikuk antrean, tenaga kesehatan tetap menjalankan tugasnya melayani masyarakat dengan mengenakan Alat Pelindung Diri (APD). Meskipun, jumlah tenaga medis masih dinilai kurang, khususnya ketersediaan dokter, menjadi salah satu penyebab utama lamanya antrean. Tampaknya, contoh di atas merupakan kurang meratanya penyebaran tenaga kesehatan di puskesmas. 

Institut Pasteur Dr Sardjito dan Perjuangan Tenaga Kesehatan bagi Kemerdekaan

Padahal puskesmas menjadi lini terdepan bagi masyarakat untuk dapat mendapatkan layanan kesehatan di daerah. Menurut Direktur Penyediaan Tenaga Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Dra. Oos Fatimah Rosyadi, sebanyak 58% puskesmas di Indonesia belum memiliki tenaga kesehatan yang lengkap. Demikian, menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi pemerintah Indonesia khususnya Kementerian Kesehatan untuk dapat meratakan distribusi tenaga kesehatan di daerah - daerah. 

Belajar dari Covid - 19

Kehadiran Covid-19 yang tiba-tiba menyebar secara global telah menjadi ujian bagi kesiapan sistem dan tenaga kesehatan di Indonesia. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa upaya pencegahan terhadap penyebaran virus yang dapat menyebar melalui udara ini belum sepenuhnya berhasil. Hal ini terlihat dari laporan LaporCovid19, yang mencatat lebih dari 2.000 tenaga kesehatan meninggal akibat Covid-19 antara Januari 2020 hingga Mei 2021. Puskesmas pun dianggap mengalami kolaps. 

Tahun-tahun pandemi Covid-19 menjadi masa penuh ketegangan dan ketidakpastian bagi seluruh masyarakat. Peningkatan kasus Covid-19 yang terus berlangsung menimbulkan kekhawatiran, sementara masyarakat menunggu giliran untuk mendapatkan vaksin dan pengobatan untuk melawan virus tersebut. Selain kebutuhan akan peralatan dan obat-obatan, kekurangan tenaga kesehatan juga menjadi faktor untuk dapat menambah jumlah puskesmas di daerah. Sebab, dalam satu puskesmas standarnya harus memiliki sembilan tenaga kesehatan, seperti perawat, dokter gigi, bidan, dan lainnya. 

Berdasarkan kajian dari Sitohang & Hadiyanto (2020), terdapat empat peran utama yang harus dilaksanakan oleh puskesmas, yaitu: 1) Promotif, dengan melakukan pendekatan terkait bahaya Covid-19 di masyarakat; 2) Preventif, dengan melakukan skrining Covid-19 di setiap wilayah tugasnya; 3) Kuratif, dengan memberikan perawatan kepada pasien Covid-19 bergejala ringan; dan 4) Rehabilitatif, memberikan konseling kepada keluarga dan lingkungan sekitar pasien Covid-19. Selain itu, puskesmas juga didorong untuk mengarahkan perilaku masyarakat ke arah yang lebih sehat. Tentu saja, upaya ini relevan untuk terus diterapkan juga pasca pandemi Covid-19.

Sejarah Perkembangan Tenaga Kesehatan Indonesia dan Peringatan Hari Perawat Nasional

Menguatkan Tenaga Kesehatan di Puskesmas

Sebagai upaya memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan memegang peran penting yang perlu ditingkatkan. Begitu pula dengan pemerataan tenaga kesehatan di berbagai daerah, termasuk di Puskesmas. Langkah awal yang bisa dilakukan adalah memberikan insentif yang layak bagi tenaga kesehatan, terutama bagi mereka yang bertugas di puskesmas daerah 3T, untuk dapat menarik minatnya mereka seharusnya menerima insentif lebih besar dibandingkan tenaga kesehatan yang ditempatkan di perkotaan serta penambahan tunjangan dan jenjang karir.

Kembali, hal ini melihat timpangnya pemerataan tenaga kesehatan, kebutuhan dokter misalnya. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (2023), jumlah dokter cenderung terkonsentrasi di Pulau Jawa dan Bali, dengan lima wilayah teratas meliputi Jakarta, Bali, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Sementara itu, empat provinsi seperti Papua Pegunungan, Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Barat Daya masih mengalami kekurangan dokter.

Kajian dari Hou et al. (2019) menunjukkan bahwa peluang karier yang dilakukan di Cina dengan menerapkan insentif finansial serta fasilitas pendukung memadai merupakan faktor utama yang dapat mendorong lulusan kedokteran untuk bersedia bekerja di daerah terpencil. Dengan demikian, para tenaga kesehatan akan lebih dapat berkonsentrasi pada upaya menjaga kesehatan masyarakat sebab sudah terpenuhinya kebutuhan dasar mereka.

Selain memberikan insentif yang layak bagi tenaga kesehatan di daerah 3T, penting juga untuk mencari talenta yang berminat menjadi tenaga kesehatan di wilayah sekitar puskesmas mereka. Upaya ini bisa dimulai sejak jenjang sekolah menengah pertama (SMP), di mana siswa diberikan konseling dan bimbingan untuk memilih karier sebagai tenaga kesehatan, seperti dokter, perawat, atau profesi terkait lainnya. 

Ini adalah investasi jangka panjang dalam pendidikan, sehingga peserta didik yang dituju, baik yang menyelesaikan sekolah kejuruan sebagai perawat atau melanjutkan studi ke jenjang kedokteran di perguruan tinggi, akan siap mengambil peran sebagai tenaga kesehatan di masyarakat. Dengan demikian, terbentuklah jalur yang jelas bagi mereka yang ingin berkarier sebagai tenaga kesehatan.

Selanjutnya, pemberian beasiswa dan program pelatihan perlu dioptimalkan untuk meningkatkan kualitas tenaga kesehatan, terutama bagi mereka yang di daerah 3T, yang menjadi prioritas utama dalam program ini, dengan kewajiban untuk kembali bekerja di daerahnya. Selain itu, pemerintah dapat menyediakan fasilitas belajar yang mendukung serta pelatihan berkelanjutan, sehingga tenaga kesehatan di wilayah tersebut memiliki keterampilan dan pengetahuan yang setara dengan di perkotaan. 

Pelaksanaan ini merupakan pekerjaan yang besar dan perlu melibatkan seluruh instansi pemerintahan maupun swasta. Seluruh upaya tersebut ditujukan sebagai bentuk penghargaan bagi para pahlawan tanpa jubah ini, sehingga mereka dapat bekerja dengan tulus tanpa penyesalan. Sehingga di masa depan kebutuhan akan tenaga kesehatan di Indonesia dapat terpenuhi. 

Referensi

  • Antara News. 2022. Menkes: 586 Puskesmas di Indonesia belum memiliki dokter. Tautan: https://www.antaranews.com/berita/2854149/menkes-586-puskesmas-di-indonesia-belum-memiliki-dokter 
  • BBC News Indonesia. 2021. Covid: Sekitar 180.000 nakes di seluruh dunia meninggal akibat virus corona, 2.000 di antaranta dari Indonesia. Tautan: https://www.bbc.com/indonesia/dunia-58990866 
  • Hou, J., Liang, Y., Tong, L., Kolars, J.C., Wang, M. 2019. Targeted Enrollment of Medical Students for Rural China: Prospects and Challenges. Advances in Medical Education and Pratice Vol. 10
  • Kementerian Kesehatan. 2024. Profil Kesehatan Indonesia 2023. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
  • Martini, R. 2024. 58 Persen puskesmas di Indonesia Belum Memiliki Tenaga Kesehatan Lengkap. Tautan: https://www.suaramerdeka.com/gaya-hidup/0413655209/58-persen-puskesmas-di-indonesia-belum-memiliki-tenaga-kesehatan-lengkap 
  • Sitohang, M.Y & Hadiyanto. 2020. Menghadapi normal baru, puskesmas sebenarnya bisa lebih perkasa memberdayakan masyarakat. Tautan: https://theconversation.com/menghadapi-normal-baru-puskesmas-sebenarnya-bisa-lebih-perkasa-memberdayakan-masyarakat-140709 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MF
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.