Salah seorang aktris Tanah Air, Zaskia Sungkar baru-baru ini terlihat membagikan momen bahagia keluarganya bersama dengan seorang bayi perempuan yang diyakini sebagai bayi adopsinya, Humaira. Diketahui bahwa Zaskia sedang melakukan induksi laktasi untuk memberikan ASI kepada Humaira.
Istilah ini mungkin masih asing di telinga masyarakat Indonesia. Meski demikian, sebenarnya ini sudah dikenal di dunia kesehatan. Apakah yang dimaksud dengan induksi laktasi itu?
Tentang Induksi Laktasi
Dikutip dari Halodoc, Induksi Laktasi adalah suatu usaha yang dilakukan seorang perempuan untuk dapat merangsang produksi ASI tanpa melalui kehamilan. Induksi Laktasi biasanya dilakukan oleh seorang Ibu adopsi untuk dapat menyusui langsung bayi adopsinya. Mengapa bayi sebaiknya mendapatkan ASI?
Peta Kelahiran Global: Di Mana Sebagian Besar Bayi Dilahirkan?
Manfaat ASI untuk Bayi
Menurut WHO (World Health Organization)ASI adalah sumber makanan pertama dan terbaik bagi bayi yang baru lahir. WHO bahkan merekomendasikan pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan hingga 2 tahun bersama dengan pemberian MPASI (Makanan Pendamping ASI).
ASI memiliki komposisi yang lengkap, mulai dari air, lemak, karbohidrat, vitamin, protein, mineral, dan berbagai zat penting lainnya yang dibutuhkan oleh bayi. ASI memiliki antibodi yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit seperti diare, infeksi saluran pernapasan, dan alergi.
Tidak hanya untuk bayi, pemberian ASI juga dapat bermanfaat bagi Ibu seperti mencegah kanker payudara dan ovarium, serta dapat membantu Ibu mengembalikan berat badan idealnya. Bahkan, pemberian ASI juga dapat meningkatkan ikatan batin ibu dengan bayinya.
Banyaknya manfaat dari ASI inilah yang menjadi alasan utama mengapa Ibu adopsi menjalani induksi laktasi untuk dapat menyusui bayinya secara langsung. Lalu, bagaimana proses induksi laktasi bisa terjadi?
Proses Induksi Laktasi
Dilansir dari situs resmi IDAI yang membahas tentang Relaktasi dan Induksi Laktasi, menyebutkan bahwa fisiologis perempuan memang memiliki kemampuan untuk memproduksi ASI secara alami sebagai hasil dari respon hormon akibat suatu rangsangan tertentu pada payudaranya.
Ada 2 hormon yang mempengaruhi terjadinya produksi ASI, yaitu:
- Hormon Prolaktin, adalah hormon yang dihasilkan oleh hipofisis bagian depan akibat dari adanya rangsangan hisapan bayi, dan
- Hormon Oksitosin, adalah hormon yang dihasilkan oleh hipofisis bagian belakang yang berfungsi memberikan kontraksi otot yang ada di sekeliling saluran ASI.
10 Manfaat Daun Bawang untuk Bayi 7 Bulan ke Atas: Rekomendasi MPASI Sehat dan Bergizi
Jadi, proses laktasi terjadi bukanlah hasil dari hormon proses reproduksi, melainkan dari bagian otak yang disebut hipofisis. Hal inilah yang membuat perempuan tetap bisa menyusui tanpa melalui proses kehamilan terlebih dahulu.
Namun, ada perbedaan bagi Ibu yang menyusui dari proses kehamilan dan tidak. Ibu yang tidak melalui kehamilan dan melakukan induksi laktasi tidak dapat menghasilkan kolostrum karena tidak ada laktogen plasenta laktogen manusia.
AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia) dalam Panduan Relaktasi di situs resminya menyebutkan bahwa relaktasi hanya bisa dilakukan dengan satu cara, yaitu membiarkan bayi menyusu pada payudara Ibu sesering mungkin.
Berikut beberapa tahap yang bisa dilakukan untuk memulai relaktasi dan induksi laktasi:
- Perbanyak skin-to-skin dengan bayi agar ia mau mulai menghisap payudara,
- Mulai dengan frekunsi menyusui sesering mungkin, yaitu minimal 10 kali dalam sehari dengan durasi menyusui minimal 15 menit dan jarak antar menyusui adalah ±2 jam,
- Perbanyak menyusui di malam hari di mana hormon prolaktin sedang banyak dihasilkan,
- Jika bayi menolak menyusui karena payudara masih kosong, pancing bayi dengan susu formula yang biasa ia gunakan dengan menggunakan selang kecil panjang yang bisa dihisap bayi bersamaan dengan menyusu di payudara.
- Konsumsi suplemen yang dapat membantu meningkatkan produksi ASI sesuai anjuran konselor laktasi
Menurut IDAI, lama proses induksi laktasi hingga ASI berhasil keluar pada setiap Ibu bisa jadi berbeda yaitu sekitar 1-6 minggu. Namun, rata-rata ASI mulai dapat dihasilkan kembali dalam 4 minggu.
Sejalan dengan hal ini, AIMI juga menyebutkan bahwa semakin dini usia bayi maka semakin cepat pula proses relaktasi dapat ternjadi. AIMI juga memperingatkan bahwa dalam proses relaktasi kondisi bayi tetap harus diperhatikan, seperti buang air kecil sebanyak 5-6 kali sehari dan buang air besar minimal 1 kali sehari. Selain itu, kenaikan berat badan bayi minimal 500 gram setiap bulannya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News