Melalui unggahan Instagram @Timnasindonesia pada (11/01/2025), PSSI mengumumkan susunan tim kepelatihan baru Timnas Indonesia dengan Patrick Kluivert sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia menggantikan Shin Tae-Yong. Selain itu, federasi juga mengumumkan dua asisten pelatih anyar yang akan mendampingi Patrick, yakni Alex Pastoor dan Denny Landzaat.
Dua nama tersebut sempat mencuat ke permukaan karena memiliki latar belakang yang dianggap menarik untuk dunia sepakbola Indonesia. Salah satunya adalah Denny Landzaat yang memiliki darah Maluku dan bisa berbahasa Indonesia. Namun, cerita yang hangat menjadi perbincangan publik adalah kemampuan taktis Alex Pastoor yang disebut-sebut menjadi maestro gameplay di Belanda sana.
Denny Landzaat, Asisten Kluivert Keturunan Maluku yang Ternyata Bisa Bahasa Indonesia
Bahkan, Alex mendapatkan julukan yang cukup spesial di dunia sepakbola karena keahliannya tersebut. Dirinya seringkali disebut sebagai “The Professor’ oleh pecinta sepakbola di Belanda karena segudang pengalaman dalam melatih sejumlah klub di Liga Belanda. Bahkan prestasinya mampu membawa tiga klub promosi ke Eredivisie, seperti Excelcior, Sparta Rotterdam, dan Almere City.
Kawanpenasaran dengan profil Alex Pastoor lebih lanjut? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!
Profil Alex Pastoor
Mengutip Transfermark.co.id, pria bernama lengkap Alexander Anton Aiko Pastoor merupakan warga negara Belanda yang lahir pada 26 Oktober 1966 di Amsterdam. Sebelum memilih karier sebagai pelatih, Alex mengawali karier sepakbola sebagai seorang pemain dengan posisi gelandang.
Selama rentang tahun 1983 hingga 2001, dirinya telah membela beberapa klub seperti AFC’34 Alkmaar (Liga Belanda), FC Volendam (Liga Belanda), SC Heerenveen (Liga Belanda), KRC Harelbeke (Liga Belgia), A. Lustenau (Liga Austria), Hingga SCR Altach (Liga Austria) sebagai klub terakhirnya sebagai pemain pada tahun 2001.
Setelah perjalanannya menjadi pemain selesai, dirinya langsung ‘tancap gas’ melanjutkan kariernya di dunia sepakbola dengan menjadi pelatih. Alex mengawali perjalanannya sebagai pelatih dengan ‘menahkodai’ AZ Alkmaar U-19 pada 2001. Performa gemilangnya membuat dirinya menjadi pelatih kepala klub lamanya AFC’34. Bahkan dirinya pernah menjadi pelatih kepala tim junior dari klub raksasa Turki, yakni Fenerbahce U-21 sekaligus menjadi Kepala Koordinator Tim Junior di sana.
Kisahnya berlanjut dengan menempati beberapa posisi kepelatihan di berbagai klub, seperti asisten pelatih Heerenveen, AZ Alkmaar, pelatihan kepala Feyenord II, Excelsior, NEC Nijmegen, Slavia Prague, Sparta Rotterdam, SCR Altach, hingga Almere City pada tahun 2021.
Mendapatkan Julukan The Professor
Mengutip Tempo.co, Alex Pastoor dikenal sebagai sosok pelatih dengan visi yang sangat tajam. Dirinya juga dikenal sebagai Pelatih sepak bola yang terkenal karena pendekatan melatihnya yang inovatif, strategis, dan sangat memperhatikan setiap detail.
Bahkan, tajamnya visi dari Alex sendiri sudah dikenal sejak dirinya menjadi pemain sepakbola. Dia dikenal sebagai gelandang dengan kemampuan visi bermain yang luar biasa. Kemampuannya dalam membaca permainan tersebut berlanjut saat dirinya menjadi pelatih diberbagai klub.
Selama dirinya melatih, ia dikenal dengan proses adaptasi yang cukup cepat dalam permainan. Hal tersebut terlihat saat dirinya dapat memperlihatkan kemampuannya untuk beradaptasi dengan berbagai gaya permainan sepak bola internasional saat melatih di Austria bersama Rheindorf Altach. Dirinya juga beberapa kali membuat klub asuhannya bisa promosi ke kasta tertinggi liga sepakbola Belanda.
Prestasi tersebut ia dapat antara lain pada tahun 2009 saat melatih klub Excelsior, Alex Pastoor sukses membawa tim tersebut promosi ke Eredivisie di musim 2010-2011. Debutnya bersama Sparta Rotterdam juga terbilang gemilang karena dapat membawa tim meraih gelar juara Eerste Divisie 2015/2016 dan promosi ke Eredivisie. Terakhir, ia menjabat sebagai pelatih Almere City dan berhasil membawa tim tersebut kembali promosi ke Eredivisie, kompetisi kasta tertinggi di Belanda, pada musim 2022-2023.
Setelah memiliki segudang pengalaman di dunia kepelatihan, Alex sempat rehat dari karier taktis sepakbola. Dirinya beralih profesi menjadi seorang pundit sepak bola di Belanda dan lebih sering menganalisis pertandingan. Siapa sangka, analisis permainan yang dilakukan dirinya selama menjadi pundit sepakbola sangat digemari pecinta sepakbola di sana sehingga namanya naik daun.
Segudang pengalaman dan kemampuan hebatnya dalam menganalisis pertandingannya tersebut membuat dirinya mendapatkan julukan The Professor karena kemampuan di dalam analisiss permainan sepakbola.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News