Pulau Kemaro adalah salah satu destinasi wisata ikonik di Kota Palembang yang terkenal dengan nilai sejarah dan budaya Tionghoa-nya.
Terletak di tengah Sungai Musi, pulau kecil ini menjadi pusat spiritual sekaligus daya tarik wisata yang memikat hati banyak pengunjung.
Salah satu daya tarik utama Pulau Kemaro adalah keberadaan Kelenteng Hok Tjing Rio dan pagoda berlantai sembilan, yang menjadi simbol harmoni budaya Tionghoa dan Palembang.
Kelenteng Hok Tjing Rio
Kelenteng Hok Tjing Rio adalah salah satu pusat ibadah utama di Pulau Kemaro. Dengan warna merah yang dominan, kelenteng ini mencerminkan keberuntungan dan kebahagiaan, sesuai dengan kepercayaan masyarakat Tionghoa.
Ornamen naga yang menghiasi kelenteng menambah keindahan artistiknya. Tempat ini sering dikunjungi umat Tionghoa untuk berdoa dan memberikan persembahan kepada dewa-dewi.
Kelenteng ini juga menjadi saksi bisu sejarah panjang akulturasi budaya Tionghoa di Palembang. Selain sebagai tempat beribadah, kelenteng ini juga sering menjadi pusat kegiatan budaya, khususnya saat perayaan besar seperti Imlek dan Cap Go Meh.
Baca Juga: Legenda Pulau Kemaro, Cerita Cinta Tan Bun An dan Siti Fatimah yang Abadi di Tengah Sungai Musi
Tidak hanya masyarakat Tionghoa lokal, banyak juga wisatawan yang datang untuk menyaksikan keindahan kelenteng ini dan mempelajari lebih dalam tentang tradisi Tionghoa.
Pagoda Berlantai Sembilan
Di tengah Pulau Kemaro, terdapat sebuah pagoda megah berlantai sembilan yang menjulang tinggi. Pagoda ini bukan hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga ikon Pulau Kemaro. Dengan arsitektur khas Tionghoa, pagoda ini menambah kesan sakral sekaligus estetis.
Pagoda ini sering menjadi tempat favorit wisatawan untuk mengambil foto atau menikmati pemandangan Sungai Musi dari ketinggian. Bagi umat Tionghoa, pagoda ini memiliki nilai spiritual mendalam, melambangkan harmoni antara manusia dan alam.
Meriahnya Perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemaro
Pulau Kemaro menjadi sangat ramai dan meriah saat perayaan Cap Go Meh, yang merupakan puncak perayaan Tahun Baru Imlek. Ribuan orang dari berbagai daerah, bahkan luar negeri, datang untuk mengikuti dan menyaksikan tradisi ini. Perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemaro mencerminkan keindahan budaya dan kerukunan antaretnis.
Beberapa kegiatan utama dalam perayaan ini meliputi:
- Ritual Keagamaan, Umat Tionghoa berkumpul di Kelenteng Hok Tjing Rio untuk melakukan ritual keagamaan. Mereka berdoa, memberikan persembahan, dan memohon berkah kepada dewa-dewi. Ritual ini menjadi momen spiritual yang khusyuk dan bermakna.
- Atraksi Barongsai dan Liong, Salah satu daya tarik utama adalah tarian barongsai dan naga (liong). Dengan gerakan dinamis dan iringan musik tradisional, pertunjukan ini selalu berhasil memukau penonton.
- Pesta Lampion Pada malam hari, Suasana Pulau Kemaro semakin indah dengan hadirnya pesta lampion. Cahaya lampion yang berwarna-warni menciptakan suasana magis, melambangkan harapan dan keberuntungan.
- Pasar Rakyat, Perayaan Cap Go Meh juga diramaikan dengan pasar rakyat yang menjual berbagai makanan tradisional, cinderamata, hingga produk khas Palembang. Pengunjung dapat mencicipi kuliner lezat sambil menikmati suasana festival.
Baca Juga: Pulau Kemaro, Keindahan Alam di Tengah Sungai Musi dan Saksi Bisu Toleransi di Palembang
Pulau Kemaro bukan hanya tempat wisata, tetapi juga pusat budaya yang menyatukan tradisi Tionghoa dan lokal. Perayaan Cap Go Meh di pulau ini menjadi momen yang menunjukkan harmoni antaretnis dan keberagaman budaya Indonesia.
Jika Kawan ingin mengunjungi Pulau Kemaro, pastikan datang saat perayaan Cap Go Meh untuk merasakan kemeriahannya. Selain menikmati keindahan kelenteng dan pagoda, Kawan juga akan mendapatkan pengalaman budaya yang tak terlupakan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News