Kisah Pak Lebai yang malang merupakan salah satu cerita rakyat yang berasal dari Sumatra Barat. Cerita rakyat ini bercerita tentang seorang pemuda yang mengalami nasib malang dan tidak beruntung.
Bagaimana cerita lengkap dari kisah Pak Lebai tersebut?
Kisah Pak Lebai yang Malang
Dinukil dari buku Yusup Kristianto yang berjudul Cerita Rakyat Indonesia: 40 Cerita Rakyat Nusantara, dari Aceh sampai Papua, Disertai Lagu Anak, dikisahkan pada zaman dahulu di Ranah Minang hiduplah seorang pemuda yang bernama Pak Lebai. Dirinya tinggal di sebuah perkampungan yang berada di pinggiran sungai.
Pak Lebai dikenal sebagai seorang pemuda yang baik hati dan suka menolong. Oleh sebab itu, masyarakat kampung sangat menyukai Pak Lebai.
Pada suatu hari, Pak Lebai menerima undangan pernikahan dari warga kampung. Tidak hanya satu, Pak Lebai menerima dua undangan pernikahan sekaligus dari dua keluarga yang berbeda.
Pak Lebai menjadi kebingungan ketika menerima kedua undangan pernikahan tersebut. Sebab acara pesta pernikahan dari kedua keluarga ini diadakan di hari yang sama.
Selain itu, Pak Lebai tidak bisa menghadiri kedua pesta pernikahan tersebut sekaligus. Sebab lokasi dari kedua pesta tersebut saling berjauhan.
Pesta pernikahan pertama diadakan oleh keluarga yang tinggal di hulu sungai. Sementara itu, pesta pernikahan kedua diadakan oleh keluarga di hilir sungai.
Pak Lebai kemudian mulai berpikir pesta mana yang akan dia hadiri. Ketika sedang memikirkan pesta mana yang hendak dihadiri, Pak Lebai mendapatkan informasi dari tetangganya terkait kedua acara tersebut.
Para tetangga berkata bahwa pesta di hulu akan menyembelih dua ekor kerbau. Sebaliknya pesta di hilir sungai hanya menyembelih satu ekor kerbau saja.
Pak Lebai memang menerima undangan yang berisi bahwa masing-masing keluarga akan menawarkan bagian kepala kerbau kepada dirinya. Keluarga yang mengadakan pesta di hulu akan memberikan dua kepala kerbau kepada Pak Lebai.
Namun keluarga tersebut dikenal memiliki makanan yang tidak terlalu enak. Selain itu, Pak Lebai juga tidak terlalu dekat dengan keluarga tersebut.
Di sisi lain, Pak Lebai juga ditawari satu kepala kerbau oleh keluarga yang ada di hilir sungai. Pak Lebai juga memiliki kedekatan dengan keluarga tersebut.
Tidak hanya itu, keluarga di hilir sungai juga dikenal memiliki makanan yang anak. Meskipun demikian, Pak Lebai masih belum bisa memutuskan pesta mana yang akan dia hadiri.
Tepat pada hari acara, Pak Lebai bersama seekor anjingnya mulai mengayuh sampannya. Dia hanya mengikuti kata hatinya saja untuk menentukan pesta mana yang ingin dihadirinya.
Akhirnya Pak Lebai mulai mengayuh sampan ke arah hulu. Namun di tengah perjalanan, dia bertemu dengan dua orang yang baru saja kembali dari pesta pernikahan di hulu.
Mereka berkata bahwa Pak Lebai tidak usah hadir di pesta pernikahan tersebut. Sebab kerbau yang disembelih di acara tersebut ternyata kurus-kurus.
Kedua orang ini justru mengajak Pak Lebai untuk pergi ke hilir sungai. Pak Lebai kemudian memutar balik sampannya mengikuti kedua orang tersebut.
Sesampainya di hilir sungai, pesta pernikahan ternyata sudah selesai diadakan. Alih-alih mendapatkan kepala kerbau, Pak Lebai justru kembali pulang dengan tangan kosong.
Untungnya dia sempat membungkus nasi sebelum berangkat ke pesta pernikahan. Akhirnya Pak Lebai memutuskan untuk memancing ikan sebagai menu makanannya.
Setelah menunggu beberapa lama, pancingan Pak Lebai mulai bergerak. Dia yakin bahwa umpan yang dilepas sudah dimakan ikan.
Namun Pak Lebai kesulitan menarik ikan tersebut. Dirinya kemudian memutuskan untuk masuk ke dalam air untuk menangkap ikan tersebut secara langsung.
Akan tetapi usaha Pak Lebai tersebut ternyata sia-sia. Ketika masuk ke air, ikan yang ingin dia tangkap ternyata lepas dari kail.
Tidak hanya itu, nasi yang sudah dia persiapkan dimakan oleh anjing peliharaannya. Sejak saat itu, masyarakat mulai memanggilnya dengan nama Pak Lebai Malang.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News