Legenda Si Jampang merupakan kisah tentang seorang jawara Betawi yang berasal dari Jakarta. Legenda ini mengisahkan tentang jawara betawi yang memiliki kemampuan handal dan gemar membantu masyarakat kecil.
Tidak hanya itu, Si Jampang juga sering menghukum pihak yang suka bertindak semena-mena kepada orang lain. Tindakannya ini membuat nama Si Jampang dikenal sebagai seorang jawara dengan reputasi yang mumpuni di daerah tersebut.
Bagaimana cerita lengkap dari legenda Si Jampang tersebut? Simak cerita lengkap dari legenda ini dalam artikel berikut.
Legenda Si Jampang
Dikutip dari buku Daru Wijayanti yang berjudul Cerita Rakyat Indonesia Buku 1, dikisahkan pada zaman dahulu terdapat sebuah daerah yang dikenal dengan nama Gunung Kepuh. Di sana terdapat sebuah perguruan yang didirikan oleh Ki Samad, seorang jawara yang sukar dikalahkan.
Di perguruan tersebut, Ki Samad memiliki dua murid kesayangan dengan kemampuan silat yang mumpuni. Kedua murid Ki Samad tersebut bernama Jampang dan Sarba.
Pada suatu hari, Jampang dan Sarba memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya masing-masing. Mereka merasa sudah mendapatkan ilmu silat yang cukup dari sang guru.
Sebelum pergi dari perguruan, Ki Samad memberikan pesan kepada dua murid kesayangannya. Ki Samad berpesan agar Jampang dan Sarba bisa mengamalkan ilmu yang mereka miliki untuk hal baik saja.
Jampang dan Sarba memahami pesan gurunya tersebut. Akhirnya kedua jawara ini berangkat pulang menuju kampung halamannya masing-masing.
Di tengah perjalanan, Jampang dan Sarba memutuskan untuk mampir di sebuah warung nasi. Di sana mereka melihat Gabus dan Subro yang merupakan anak buah dari Juragan Saud, pemilik tanah di daerah tersebut.
Gabus dan Subro terkenal semena-mena kepada masyarakat. Bahkan mereka tidak mau membayar makanan yang sudah dia makan.
Jampang dan Sarba tidak tinggal diam melihat hal itu. Mereka berhasil mengalahkan dan memberikan hukuman kepada Gabus dan Subro.
Sejak saat itu, nama Jampang dan Sarba mulai dikenal sebagai jawara dengan kemampuan mumpuni. Sejak kejadian itu pula Jampang dan Sarba berpisah dan kembali ke kampung halaman mereka masing-masing.
Di kampungnya Jampang memutuskan untuk mengajarkan ilmu silat kepada murid Haji Baasyir. Selain itu, Jampang juga selalu membantu masyarakat yang sedang kesusahan.
Misalnya pada suatu hari dia melihat seorang perempuan yang hendak diperkosa oleh anak buah seorang jawara. Lewat pertarungan yang sengit, Jampang berhasil menyelamatkan perempuan bernama Siti tersebut dan mengantarkannya pulang ke rumah orang tuanya.
Namun kegemilangan Jampang sebagai seorang jawara ternyata menimbulkan dendam di musuh-musuhnya. Salah satunya adalah tindakan Gabus dan Subro yang menyebarkan fitnah kepada Si Jampang.
Gabus dan Subro ternyata masih menyimpan dendam karena berhasil dikalahkan dengan mudah di masa lalu. Mereka menyebarkan fitnah bahwa Jampang sudah mencuri kerbau milik tuan mereka.
Fitnah ini ternyata membuat Si Jampang diincar oleh pihak keamanan. Jampang yang merasa tidak melakukan hal tersebut justru membalas perbuatan Gabus dan Subro dengan mengambil kerbau yang dimiliki Juragan Saud.
Tidak hanya itu, Jampang juga mengambil benda berharga yang dimiliki oleh tuan tanah tersebut. Dirinya kemudian membagikan benda hasil curiannya kepada masyarakat yang membutuhkan.
Perbuatan Jampang ini tentu memancing amarah dari Juragan Saud. Dirinya kemudian mengerahkan pihak keamanan untuk memburu Jampang.
Pada akhirnya Jampang berhasil ditemukan oleh pihak keamanan dan dibunuh di tempat. Namun ada mitos yang beredar bahwa Si Jampang bisa selamat dari kejadian tersebut dan menikah dengan Siti yang dulu pernah dia selamatkan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News