Melancong ke Magelang, Jawa Tengah, selain bertandang ke wisata sejarah atau wisata alam, tidak ada salahnya mengulik kuliner khas yang menjadi konsumsi masyarakat lokal. Melalui makanan, justru kita dapat mengulik cerita atau sejarah. Tentu saja, ini juga menambah wawasan gastronomi semakin kaya.
Bagi masyarakat lokal Gunung Pring, Muntilan, Kota Magelang, olahan makanan satu ini sudah tidak asing lagi. Blendrang, merupakan sejenis bubur yang disajikan hangat, Kalau Kawan GNFI, membayangkan teksturnya lebih mirip seperti sup krim versi lokal dan otentik.
Jika dilihat dari letak geografisnya, pantas saja makanan tersebut berada di area ini, yang mana berudara sejuk dan berada di lereng gunung Merapi. Olahan ini sangat cocok disantap dengan cuaca yang berada di daerah Gunung Pring. Karakteristik olahan yang disajikan memang biasanya tidak terlepas dengan geografis dan historis di baliknya.
Blendrang adalah olahan yang menjadi tradisi turun temurun bagi masyarakat sekitar sebagai menu andalan saat perayaan Hari Raya Iduladha, sebagai pemikat dan mengeratkan silaturahmi.
Pada hari-hari biasa, blendrang banyak ditemui di area Gunung Pring, di sepanjang jalan ada beberapa warung yang menjual olahan ini. Harganya pun terbilang terjangkau, mulai Rp5000. Makanan legenda ini sudah diperjualbelikan sejak tahun 1970-an.
Bubur Manggul, Makanan Tradisional dari Madura dengan Cita Rasa Gurih dan Pedas
Tulang daging kambing atau ayam yang biasanya disebut balungan inilah yang menjadi bahan utama dari bubur blendrang. Keduanya diolah dengan tepung beras atau tepung gandum sebagai bubur, dan rempah-rempah khas yang menambah citarasa. Tergolong makanan yang menyehatkan, karena rendah kolesterol.
Secara tampilan, bubur blendrang ini memang terlihat pucat, dengan tampilan utama hanya tulang belulang. Jika masuk dalam foto, mungkin saja kurang estetik bagi warga pelancong. Namun, cobalah untuk melihat sesuatu bukan hanya karena estetika saja.
Perlu pengalaman rasa yang baru untuk menambah kamus pengalamanmu bertambah. Di balik pucat dan terlihat kurang menggugah selera, ketika sesendok masuk ke dalam mulut, indera perasa akan merasakan kayanya rempah yang gurih nan hangat.
Bertekstur kembut dan sangat ringan. Bagi, Kawan GNFI yang suka pedas, bisa ditambahkan irisan cabe juga.
Bubur Blendrang, Makanan Pasukan Diponegoro
Bubur yang melegenda ini konon dulunya merupakan makanan buka puasa bagi pasukan Diponegoro. Ratusan tahun silam, kelangkaan bahan makanan justru menjadi inovasi terciptanya sebuah menu makanan.
Pada masa-masa inilah, kuliner yang kita nikmati sekarang dahulunya menjadi alternatif makanan untuk sumber energi saat berperang. Jadi, sudah dipastikan makanan ini punya nilai historis yang panjang. Sebagai contoh, Kota Magelang yang memiliki karakteristik kota yang kuat.
Sayangnya, makanan tersebut kini sulit didapatkan di areal tempat wisata. Jika, Kawan GNFI ingin merasakan, bisa langsung menuju daerah Gunung Pring, Muntilan, Magelang. Di area pemukiman warga, inilah nantinya kita bisa menemukan bubur blendrang.
Mari, jalan-jalan ke Magelang, melihat wisata sejarah dengan candinya, wisata alam dengan mengunjungi panorama pemandangan gunung, dan wisata kuliner yang berlimpah!
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News