Di tengah pesona budaya dan sejarah kota Solo, berdiri sebuah masjid yang tidak hanya menjadi pusat ibadah, tetapi juga menjadi saksi bisu perjalanan dakwah yang panjang dan penuh cerita. Masjid Riyadh Solo, sebuah tempat ibadah megah yang menggabungkan keindahan arsitektur dengan nilai-nilai sejarah Islam di tanah Jawa, menjadi destinasi yang wajib dikunjungi bagi siapa saja yang ingin mendalami jejak penyebaran Islam di Indonesia.
Didirikan oleh seorang pendakwah ternama, Habib Alwi bin Ali Al-Habsy, Masjid Riyadh Solo telah menjadi sebuah tempat spiritual penting bagi ribuan jemaah yang ingin mempelajari dan memperdalam pengetahuan agama Islam.
Tidak hanya itu, masjid ini juga menarik minat wisatawan dari berbagai penjuru, baik wisatawan Muslim maupun non-Muslim, yang ingin mengeksplorasi kekayaan budaya dan sejarah Islam di tanah Jawa.
Yuk, telusuri perjalanan sejarah dan latar belakang pembangunan Masjid Riyadh Solo.
Baca juga: Deretan Peninggalan Kerajaan Aceh Darussalam, Kerajaan Islam Terbesar di Sumatra
Sejarah Masjid Riyadh Solo
Masjid Riyadh Solo terletak di Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah, merupakan salah satu landmark penting di Solo yang memiliki nilai sejarah dan religius tinggi. Masjid ini didirikan pada tahun 1916 oleh Habib Alwi bin Ali Al-Habsy, seorang pendakwah agama Islam yang sangat dihormati di kalangan masyarakat Solo dan sekitarnya.
Habib Alwi bin Ali Al-Habsy dikenal sebagai sosok yang gigih dalam menyebarkan ajaran Islam dan memiliki pengaruh besar dalam perkembangan keagamaan di daerah Jawa. Ia membangun masjid dengan gaya arsitektur yang megah serta menampilkan sentuhan tradisional adat Jawa yang dipadukan dengan unsur-unsur ala Timur Tengah.
Masjid Riyadh tidak hanya menjadi tempat ibadah bagi umat Muslim, tetapi juga menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial. Keberadaannya menambah kekayaan sejarah dan budaya Islam di Solo, mengingat peranan para habib dalam menyebarkan agama Islam di wilayah ini sangat signifikan. Masjid ini juga menjadi saksi bisu dari banyak peristiwa penting dalam sejarah Islam di Solo.
Daya Tarik Wisata Religi di Masjid Riyadh Solo
Masjid Riyadh Solo tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai salah satu tujuan utama wisata religi di kota Solo. Banyak peziarah dan wisatawan, baik Muslim maupun non-Muslim, datang untuk menikmati keindahan arsitektur masjid serta belajar tentang sejarah dan budaya Islam.
Salah satu daya tarik utama Masjid Riyadh Solo adalah adanya makam keturunan Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi di kompleks masjid. Makam ini sering dikunjungi oleh peziarah dari berbagai daerah yang ingin memberikan penghormatan dan berdoa.
Setiap tahunnya, di masjid ini juga diadakan acara haul Habib Solo, sebuah peringatan untuk mengenang jasa-jasa Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi dan keturunannya dalam menyebarkan agama Islam di Solo. Acara ini dihadiri oleh ribuan jamaah dan menjadi momen penting dalam kalender kegiatan keagamaan di Solo.
Latar Belakang Pembangunan Masjid Riyadh
Habib Alwi bin Ali Al-Habsy adalah putra dari Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi yang dikenal sebagai Habib Ali Kwitang dari Jakarta. Habib Alwi membangun masjid ini atas prakarsa Habib Muhammad bin Abdullah Al-Idrus, yang mewakafkan tanah untuk pembangunan masjid.
Keputusan ini menunjukkan komitmen kuat para habib dalam menyebarkan ajaran Islam dan membangun sarana ibadah yang kokoh bagi umat Muslim di Solo. Waktu dan tenaga yang diinvestasikan dalam pembangunan masjid ini mencerminkan dedikasi dan semangat gotong royong masyarakat setempat.
Masjid Riyadh Solo tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan keagamaan dan sosial. Habib Alwi juga membangun majelis taklim atau zawiyah di sisi utara masjid untuk kegiatan mengaji yang sampai saat ini masih aktif. Selain itu, masjid ini juga menjadi lokasi peringatan haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi setiap tahunnya dan dihadiri oleh ribuan jamaah dari berbagai daerah.
Arti Nama "Riyadh" dalam Bahasa Arab
Nama "Riyadh" dalam bahasa Arab berarti kebun atau taman, yang melambangkan kesuburan ilmu agama dan akhlak. Nama ini mencerminkan harapan pendiri agar masjid ini menjadi pusat penyebaran ilmu pengetahuan dan kebaikan, serta menjadi tempat yang nyaman dan menenangkan bagi para jemaahnya.
Masjid Riyadh diharapkan mampu menjadi pilar spiritual di tengah kemajuan kota Solo, tempat di mana umat dapat menenangkan diri dan mendekatkan diri kepada Allah.
Seperti tempat ibadah lainnya, Masjid Riyadh Solo memiliki aturan yang berlaku. Ketika berkunjung, jangan lupa untuk menghormati adat dan tata cara yang berlaku di lingkungan masjid karena sebagai tempat ibadah, masjid harus dijaga kesuciannya.
Pengunjung disarankan untuk berkunjung di luar waktu shalat, agar tidak mengganggu para jemaah yang sedang beribadah. Namun, pengunjung juga bisa ikut melaksanakan shalat berjamaah di waktu shalat bersama dengan imam yang memimpin.
Kenakanlah pakaian yang sopan dan rapi, menutupi aurat sesuai dengan ketentuan agama Islam ketika berkunjung ke masjid ini. Hindari pakaian yang terbuka baik untuk laki-laki maupun perempuan.
Masjid Riyadh Solo tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga merupakan saksi sejarah yang penting serta pusat kegiatan sosial dan keagamaan bagi masyarakat setempat. Keindahan arsitektur, nilai sejarah, dan peranan masjid ini dalam menyebarkan ajaran Islam membuatnya menjadi salah satu destinasi wisata religi yang wajib dikunjungi di Solo.
Baik bagi peziarah Muslim maupun wisatawan non-Muslim yang tertarik dengan sejarah dan budaya Islam, Masjid Riyadh Solo menjadi salah satu objek wisata religi yang patut untuk dikunjungi ketika berada di Solo.
Baca juga: Sejarah Terbentuknya Gorontalo dari Masa ke Masa
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News