Medan, sebagai salah satu kota besar di Indonesia, memiliki berbagai peraturan tak tertulis yang menjadi norma dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya. Tahukah, Kawan meskipun tidak ada bukti resmi atau undang-undang yang mengaturnya, peraturan-peraturan ini sangat dihormati dan dipatuhi oleh warga Medan.
Kawan mungkin bertanya-tanya mengapa Medan terkenal keras? Jawabannya adalah karena penduduk medan didominasi oleh suku Batak. Suku ini terkenal karena intonasi atau nada bicaranya yang kuat dan keras, seperti marah padahal memang seperti itu gaya bicaranya.
Suku Batak ini juga beragam jenisnya, ada Batak Toba, Batak Karo, Batak Angkola, dan lainnya. Mereka menempati Medan dan menjadikan kota tersebut memiliki identitasnya sendiri sebagai sebuah kota.
Kalau Kawan berkunjung ke Medan, jangan heran ketika menemukan hal-hal yang tidak biasa Kawan jumpai, ya! Berikut adalah beberapa contoh peraturan tak tertulis di Medan!
Mengenal Haminjon, Kemenyan dari Tanah Batak yang Dulu Harganya Melebihi Emas
Peraturan Tak Tertulis di Medan
Istilah dan Bahasa Lokal
Beberapa istilah warga lokal yang wajib Kawan ketahui:
Motor = Kereta
Mobil = Motor
Kapal Terbang = Pesawat
Pasar = Pajak
Air Putih = Teh
Misalnya, jika Kawan meminta "teh" di rumah makan, Kawan mungkin akan diberikan air putih. Ini adalah hal yang umum dan sebagian besar orang sudah memahami perbedaan istilah ini. Jadi, kalau ingin memesan teh, Kawan harus menyebut spesifik “teh manis”.
Contoh lainnya lagi adalah pasar. Kalau mau belanja di Medan jangan ke pasar, tetapi ke pajak. Hampir semua orang Medan juga punya kereta dan bisa pula mereka semua membawa kereta. Paham, Kawan?
Lampu Lalu Lintas Tidak Berlaku
Maksudnya, lampu lalu lintas atau lampu merah hanya berlaku jika sedang ada polisi di sekitar sana. Kawan jangan kaget karena hampir di sepanjang jalan akan mendengar suara bising klakson kendaraan yang rasanya tidak sabar ingin sampai tujuan.
Filosofi di Balik Tradisi Marbinda Perayaan Natal ala Suku Batak Sumatera Utara
Panggilan Sehari-hari
Di Medan, semua wanita yang dirasa lebih muda akan dipanggil dengan panggilan “Dek”. Sementara itu, jika lebih tua akan dipanggil “Kak”. Biasanya untuk laki-laki akan selalu dipanggil “Bang”, kecuali untuk yang usianya terlalu tua.
Galon adalah SPBU
Jangan salah, Kawan, jika ingin mengisi BBM maka pergilah ke galon, bukan SPBU. Jangan sampai Kawan salah tempat karena sebutan SPBU di Medan adalah galon.
Tidak Boleh Bermesraan di Tempat Umum
Pamer kemesraan bersama pacar ataupun pasangan sebaiknya dihindari di tempat umum kecuali di pusat kota Medan, di mana hal ini sudah lebih diterima. Namun, di daerah lain, menunjukkan kemesraan di tempat umum masih dianggap kurang sopan.
Aturan Pakaian
Meskipun Medan adalah kota besar, banyak orang masih merasa risih melihat pakaian yang terlalu terbuka atau kurang bahan. Jadi, berpakaianlah dengan sopan, terutama jika tidak sedang berada di mal atau tempat yang lebih modern, ya.
Rawan Copet
Medan dikenal sebagai daerah yang rawan kriminalitas. Kawan harus berhati-hati saat menelepon sambil berjalan atau menggunakan ponsel di tempat umum. Hindari memakai perhiasan yang mencolok karena ini dapat menarik perhatian pelaku kriminal.
Filosofi dan Keunikan Ayam Napinadar, Hidangan Khas Batak
Jangan Malu untuk Bertanya
Jika Kawan tidak tahu arah atau butuh informasi, jangan ragu untuk bertanya. Orang Medan memang terkenal ramah dan suka membantu, meskipun cara bicara mereka terdengar keras.
Peraturan-peraturan tak tertulis ini menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari di Medan dan membantu menjaga ketertiban, keamanan, dan kesejahteraan masyarakat. Dengan memahami dan menghormati norma-norma ini, Kawan dapat menjalani kehidupan yang lebih aman di kota Medan. Semoga membantu!
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News