Legenda Caadara merupakan salah satu cerita rakyat yang berasal dari Papua. Caadara merupakan seorang panglima perang yang dikenal memiliki kemampuan yang handal.
Tidak hanya itu, Caadara juga memiliki kemampuan dalam mengatur strategi dengan sangat baik. Dengan kemampuan yang dia miliki, Caadara berhasil menjadi panglima perang yang sukses dalam menjaga keamanan daerahnya serta meraih kemenangan dalam berbagai pertempuran yang dihadapi.
Bagaimana kisah lengkap dari legenda Caadara tersebut? Simak cerita lengkap dari legenda yang satu ini dalam artikel berikut.
Legenda Caadara
Dikutip dari buku buku Marina Asril Reza yang berjudul 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara: Cerita Kepahlawanan, Mitos, Legenda, Dongeng, & Fabel dari 33 Provinsi, diceritakan pada zaman dahulu di tanah Papua hiduplah seorang panglima perang bernama Wire. Panglima perang ini memiliki seorang anak yang bernama Caadara.
Sejak kecil Caadara dilatih dengan baik oleh sang ayah. Wire mengajarkan berbagai macam ilmu bela diri serta taktik perang kepada sang anak.
Wire berharap Caadara bisa tumbuh dengan baik seperti dirinya. Tidak hanya itu, dirinya juga berharap Caadara bisa menggantikannya sebagai panglima perang kelak.
Pada suatu hari, Wire hendak menguji ilmu dan kemampuan yang dimiliki oleh anaknya. Wire kemudian menyuruh Caadara untuk pergi berburu ke hutan.
Caadara menerima perintah ayahnya tersebut dengan senang hati. Dirinya kemudian mengajak sepuluh orang temannya untuk ikut berburu ke dalam hutan.
Mereka bisa berburu dengan mudah tanpa terkendala masalah apapun. Setiap hati Caadara dan temannya berhasil membawa pulang hewan buruan.
Namun situasi yang aneh terjadi pada hari ketujuh mereka berburu. Pada saat itu, Caadara melihat seekor anjing pemburu yang ada di dalam hutan.
Caadara kemudian mengarahkan teman-temannya untuk bersembunyi dan berjaga. Menurutnya keberadaan anjing penjaga tersebut menandakan sebuah bahaya akan datang ke kampung mereka.
Ketika bersembunyi, Caadara memerintahkan teman-temannya untuk mempersiapkan alat yang bisa mereka gunakan untuk melawan. Mereka kemudian mempersiapkan busur, kayu pemukul, dan alat lainnya yang digunakan untuk berburu.
Mereka berjaga di sana dalam waktu lama. Menjelang pagi datang, ternyata muncul suara yang menakutkan.
Caadara menenangkan teman-temannya. Berbekal wawasan yang dia miliki, Caadara kemudian memerintahkan untuk membuat benteng pertahanan dengan memanfaatkan semak belukar.
Ketika mereka selesai membuat benteng, tiba-tiba muncul lima puluh orang dari suku lainnya. Mereka langsung menyerang Caadara dan teman-temannya dengan membabi buta.
Caadara memimpin teman-temannya untuk menyerang balik. Berbekal senjata yang sudah dipersiapkan, mereka memukul balik pasukan suku lain yang menyerang tersebut.
Dua puluh pasukan musuh berhasil ditumbangkan oleh Caadara seorang diri. Sementara itu sisa lainnya berhasil dihalau oleh teman-temannya.
Berkat kemampuan yang dimiliki Caadara, dirinya berhasil memimpin teman-temannya untuk bertahan dari serangan musuh. Padahal lawan yang mereka hadapi memiliki jumlah yang tidak seimbang.
Tidak hanya itu, pertahanan yang dibentuk oleh Caadara juga berhasil menjaga kampungnya. Berkat pertahanan tersebut, Kampung Caadara bisa terselamatkan dari serangan suku lainnya.
Keberhasilan Caadara dan teman-temannya ini ternyata tersebar dengan cepat di kampung mereka. Masyarakat kemudian menyegani Caadara akibat keberhasilannya tersebut.
Ketika Caadara dan teman-temannya sampai di kampung, masyarakat menyambut mereka dengan pesta besar. Wire kemudian menyampaikan rasa bangga terhadap anaknya dan mengangkat Caadara sebagai panglima perang.
Sejak saat itu, Caadara dikenal sebagai sosok yang sangat handal dalam berperang. Taktik perang yang dia miliki berhasil mendatangkan berbagai kemenangan bagi daerahnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News