Saat ini, dunia akademik di Indonesia sedang menghadapi tantangan besar akibat maraknya kasus pelanggaran akademik, contohnya adalah jasa joki online atau praktik plagiarisme.
Fenomena tersebut tidak hanya merusak reputasi individu, tetapi juga menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi pendidikan di Indonesia. Penting bagi kita memahami dan mengamalkan apa itu integritas akademik, di mana hal ini merupakan sebuah komitmen untuk memegang teguh nilai-nilai yang mencakup kejujuran, kepercayaan, keadilan, kehormatan, tanggung jawab, dan keberanian dalam seluruh aktivitas akademik.
Menurut Anjungan Integritas Akademik Indonesia (ANJANI), nilai-nilai tersebut merupakan landasan yang harus diterapkan dalam penulisan karya ilmiah, ujian, hingga interaksi sehari-hari dengan sesama akademisi.
Namun, kenyataannya, pelanggaran akademik sering dianggap sebagai hal yang lumrah, terutama oleh mereka yang kesulitan menyelesaikan tugas.
Dengan begitu, mari bahas peran integritas dan berbagai solusi untuk mencegah pelanggaran akademik!
Bagus Muljadi: Indonesia Lebih Terkenal Tentang Makanan daripada Riset Pendidikan
Integritas sebagai Budaya Dasar bagi Akademisi Berkarakter
Langkah awal menjadi akademisi berintegritas adalah menerapkan budaya kejujuran sebagai fondasi utama. Mengedepankan integritas sama pentingnya dengan mengedepankan kemampuan akademik.
Dengan mengutamakan kedua hal ini, seseorang akan lebih mengandalkan kemampuan mereka sepenuhnya dan tidak tergoda pada tindakan pelanggaran. Contoh kasus menunjukkan pentingnya nilai integritas, terutama ketika tekanan untuk berprestasi yang menjadi pemicu seseorang melakukan pelanggaran.
Dilansir dari Kompas, sebuah kasus plagiarisme yang dilakukan oleh seorang mahasiswi dari Universitas Airlangga berinisial SPI viral di media sosial, setelah korban bernama Putri, mengungkapkan pelanggaran tersebut di media sosial.
Tindakan pelanggaran tidak hanya terjadi di kalangan mahasiswa, tetapi juga melibatkan tenaga pendidik. Investigasi Kompas menemukan praktik perjokian penulisan karya ilmiah oleh calon guru besar di berbagai universitas di Indonesia. Salah satu pelaku mengaku menggunakan jasa tim percepatan penulisan ilmiah untuk memenuhi persyaratan publikasi jurnal terindeks Scopus.
Hal ini menunjukkan bahwa yang paling bernilai dari diri seorang akademisi adalah kemampuan dan nilai integritas yang tertanam, bukan status atau jabatan.
Integritas sebagai Benteng untuk Melawan Pelanggaran
Nilai integritas memainkan peran penting sebagai benteng dalam melawan budaya pelanggaran akademik. Dalam penelitian yang dimuat di Educational Psychology Journal (2013):
"Maraknya pelanggaran akademik yang terjadi di lingkungan kita dapat berpengaruh pada keputusan yang kita buat”(Bintoro et al., 2013).
Hal ini menyoroti bahwa faktor lingkungan dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan pelanggaran.
Dengan begitu, kekuatan benteng integritas pun harus diperkuat, dengan langkah sederhana berikut ini:
Menggunakan Alat dan Sumber Daya yang Memadai: Penyediaan alat bantu seperti perangkat lunak anti-plagiarisme sangat membantu dalam memastikan orisinalitas karya tulis. Selain itu, perpustakaan digital yang lengkap juga dapat mempermudah akademisi mengakses referensi yang sah.
Menerapkan Budaya Belajar Mandiri: Dengan memperkuat kemampuan belajar mandiri, seorang akademisi akan lebih percaya diri menyelesaikan tugas tanpa bergantung pada orang lain. Pengajar juga dapat memberikan panduan yang jelas mengenai standar penilaian tugas agar mahasiswa lebih memahami tujuan pembelajaran.
Memberikan Sanksi yang Tegas tetapi Edukatif: Institusi pendidikan perlu menegakkan aturan yang jelas terkait pelanggaran akademik. Sanksi yang diberikan harus bersifat edukatif sehingga pelaku pelanggaran dapat belajar dari kesalahan mereka. Misalnya, memberikan pelatihan khusus tentang etika akademik sebagai bentuk rehabilitasi.
Menciptakan Lingkungan Akademik yang Mendukung. Lingkungan akademik yang mendukung mencakup suasana kompetisi yang sehat dan transparansi dalam evaluasi. Dukungan moral dari teman sejawat, dosen, dan institusi juga dapat membantu mahasiswa menghadapi tekanan akademik tanpa tergoda melakukan kecurangan.
Meningkatkan Kepemimpinan yang Berintegritas. Pemimpin di dunia akademik, seperti dosen dan rektor, harus menjadi panutan dalam menerapkan nilai-nilai integritas. Dengan menunjukkan sikap yang konsisten, mereka dapat memberikan contoh yang baik bagi mahasiswa.
Pendidikan Indonesia, dari Tantangan ke Harapan di Era Presiden dan Wakil Presiden Baru
Integritas akademik bukan hanya tentang menghindari pelanggaran, tetapi juga membangun karakter yang bermartabat. Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai integritas, kita turut berkontribusi dalam menciptakan generasi yang kompeten, jujur, dan siap menghadapi tantangan global.
Selain itu, integritas juga merupakan modal utama untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi pendidikan di Indonesia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News