Panen Penonton Sepanjang 2024, Mengapa Orang Indonesia Suka Film Horor?
Film horor meraup banyak penonton sepanjang 2024. Mengapa orang Indonesia suka film horor?
Dalam daftar film Indonesia dengan penonton terbanyak sepanjang 2024, film horor begitu dominan. Sebanyak 6 dari 8 film dalam tersebut adalah film horor.
Berikut daftar film Indonesia dengan penonton terbanyak sepanjang 2024:
1. Agak Laen (horor komedi): 9.125.188 penonton
2. Vina: Sebelum 7 Hari (horor): 5.815.945 penonton
3. Kang Mak from Pee Mak (horor Komedi): 4.860.565 penonton
4. Ipar adalah Maut (drama romantis): 4.776.565 orang
5. Badarawuhi di Desa Penari (horor): 4.015.120 penonton
6. Siksa Kubur (horor): 4.000.826 penonton
7. Bila Esok Ibu Tiada (drama keluarga): 3.720.689 penonton
8. Sekawan Limo (horor komedi): 2.430.228 penonton
Mengapa Orang Indonesia Suka Film Horor?
Melihat daftar film dengan penonton terbanyak, mungkin sebuah pertanyaan muncul di benak Kawan GNFI, mengapa orang Indonesia suka film horor?
Ternyata, alasannya adalah alur cerita yang memiliki kedekatan dengan penonton. Hal itu sebagaimana disampaikan oleh dosen program studi Penyiaran Multimedia Universitas Indonesia, Arius Krypton Onarelly.
Apalagi, film yang ditambahkan ‘bumbu’ elemen-elemen mistis yang beragam dalam budaya kita. Sebagian banyak audiens Indonesia menyukai film horor yang kental dengan unsur religi, adat, atau mitos,” ujar Arius seperti dilansir laman resmi Program Pendidikan Vokasi UI.
Kendati unsur religi, adat, atau mitos jadi daya tarik yang membuat cerita film terasa dekat dengan penontonnya, Arius mengingatkan agar sineas berhati-hati saat memasukkannya ke dalam film. Apabila tidak pas, unsur-unsur tersebut justru bisa memicu provokasi, bahkan berujung kasus penistaan agama atau penghinaan terhadap kepercayaan dari seseorang maupun golongan.
"Jangan sampai karya yang dibuat malah menyebabkan kesalahpahaman mengenai satu ajaran agama tertentu. Jika ingin mengangkat tema religi, hal utama yang perlu dilakukan adalah riset secara akurat dan komprehensif.” tuturnya.
Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga, Igak Satrya Wibawa, juga menilai bahwa cerita adalah hal yang membuat film horor disukai. Namun, ia lebih menyoroti pada kesederhanaan dan adrenalin pada jalan cerita tersebut.
Menurut Igak, ingin mencari sensasi ‘kaget’ atau ‘takut’ yang dialami saat menonton film horor. Ia juga menilai bahwa antusiasme orang Indonesia terhadap film horor didorong oleh viral culture. Ini utamanya berlaku untuk film-film yang diangkat dari cerita yang terlebih dahulu viral di media sosial seperti KKN di Desa Penari dan Vina: Sebelum 7 Hari.
“Jelas media sosial memiliki peran besar dalam mengubah perilaku masyarakat. Misalnya, antusiasme masyarakat yang tinggi terhadap cerita horor di media sosial mendorong rumah produksi untuk menjadikannya film. Ke depannya, viral culture akan menjadi kontributor yang signifikan untuk memproduksi film di Indonesia," tutur Igak.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News